Berbeda

2.3K 310 12
                                    

☄️🐺☄️









Jeno saat ini sudah ada didalam kamarnya bersama renjun setelah makan malam tadi. Jeno masih kefikiran mengenai sikap sang ayah yang bisa lebih halus saat berbicara dengan renjun.

___☄️___

"Renjun, habiskan makananmu dulu setelah itu baru berbicara" ucap jaehyun dengan nada yang sedikit halus.

Renjun mengangguk dan kembali memakan makanannya dengan baik. Semua yang ada disana terdiam, saat melihat sikap sang ayah. Tak berbeda jauh dengan taeyong yang terheran mendengar cara bicara suaminya yang begitu lembut.

Jeno fikir bukankah itu lebih baik?, Ia tak perlu lagi harus melakukan kebohongan baru dan berusaha meyakinkan ayahnya bahwa renjun adalah matenya. Jeno kembali melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda.

Jeno mengerutkan keningnya saat tiba-tiba kepala dengan Surai kecoklatan itu kini sepenuhnya menutupi buku yang ia baca.

"Jeno membaca apa" tanya renjun.

Jeno memandang bagaimana mata biru yang terlihat polos tapi juga kosong disaat bersamaan itu, membuat Jeno sedikitnya merasa bersalah. Ia telah memanfaatkan renjun hanya demi keuntungan dirinya sendiri. Jeno bukan tidak tau cara membawa renjun kembali pada dunianya, hanya saja ia masih membutuhkan renjun sampai nanti ia bisa bertemu dengan pasangan takdirnya. Untuk saat ini ia akan egois. Kenapa juga ia harus merasa kasihan pada manusia ini.

Menarik tubuh mungil itu dengan pelan, mendudukkannya diatas pangkuannya. Membiarkan renjun dengan riang menerima buku bacaan itu, dibanding menjadi matenya sebenarnya renjun lebih cocok sebagai anaknya sebenarnya.

Renjun yang saat ini sudah bersandar nyaman didepan dada bidangnya juga berbicara hal yang random. Tangan mungilnya bahkan sudah tak terlihat jari-jarinya saat tangan Jeno melingkupinya.

Hingga beberapa saat Jeno membaca buku dengan renjun dipangkuannya, akhirnya celotehan random itu tak lagi terdengar. Jeno menurunkan pandangannya dan melihat renjun yang ternyata sudah tertidur pulas.
Mengangkat tubuh mungil itu dengan pelan, membawa renjun menuju tempat tidur.

"Aku akan membawa mu kembali pada tempatmu......" Jeno dengan perlahan menunduk untuk memperhatikan dengan lekat wajah polos itu saat tertidur....."tapi setelah tujuanku tercapai tentu saja" tatapan tajam juga dengan seringaian itu terlihat dengan jelas. Jeno bukanlah sosok yang begitu mulia sehingga dengan suka rela menyelamatkan seorang manusia. Jika bukan karna tujuannya apa pedulinya pada renjun saat itu.

Melihat bagaimana damainya wajah itu tertidur dengan bunga tidurnya sama sekali tak menggerakan hati nuraninya. Kegelapan yang melekat dalam dirinya telah membuatnya tak perduli pada siapapun.

"Memanfaatkanmu untuk tujuanku tidak salahkan renjun?. Aku akan membawa mu kembali setelah aku telah mencapai tujuan ku yang sebenarnya"

Jeno membawa tubuhnya untuk berbaring disamping dimana renjun saat ini sudah tertidur dengan damai.
Memeluk tubuh mungil itu, melingkupinya dengan kehangatan, tidak. Tapi lebih tepatnya melingkupi tubuh itu dengan feromonnya. Feromonnya tak boleh hilang dari tubuh renjun.

☄️☄️☄️

Matahari perlahan memunculkan sinarnya, menerangi sebagian dari kerajaan nemorosa yang kini dilingkupi embun dipagi buta, Burung yang berterbangan diatas awan juga dengan angin yang berhembus dengan lembut.

Tubuh yang masih bergelung dalam selimut itu menggeliat dengan pelan saat merasa hawa semakin menusuk tubuh ringkihnya. Perlahan mata serupa rubah itu akhirnya terbuka dengan pelan. Mata yang berwarna biru laut itu mengerjap, membiasakan cahaya yang perlahan masuk kedalam retinanya.

Wolf / NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang