1. Kecelakaan

31 4 0
                                    

Jika hidup bisa memilih, aku tidak akan memilih hidup seperti ini.

Seperti biasanya, rutinitas seorang Ria sebelum pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasanya, rutinitas seorang Ria sebelum pergi ke sekolah. Membersihkan rumah, masak, dan menyiapkan makanan, juga bekal untuk nya.

Ria sudah siap dengan pakaian sekolah nya, semua pekerjaan nya juga sudah selesai, Ria juga sudah membangunkan kakak nya untuk pergi bekerja, Raka Abimanyu namanya. Jam di dinding berdenting menunjukan pukul 07.00

Seperti biasa Ria tidak pernah sarapan, dia lebih memilih kelaparan dari pada harus telat untuk pergi ke sekolah.

Ria mengendarai motor nya pelan, udara pagi sangat sejuk masih sedikit motor yang berlalu lalang. Beberapa menit kemudian, Ria tiba di sekolah.

Ria berjalan di Koridor sekolah menuju kelas 12 ips2 dengan santai. Sebenarnya Ria cukup pintar dalam hal hitung menghitung, dia juga suka apapun yang berkaitan dengan tata surya. Tapi, ketika Ria memilih jurusan yg dia suka yaitu IPA, keluarga nya menentang, mereka bilang otak nya tidak sampai untuk mempelajari pelajaran itu.

Ria duduk di bangku paling depan, dekat dengan meja guru. Ria bersyukur di kelas ini duduk nya sendiri-sendiri, jika tidak begitu maka di pastikan Ria sendiri yang tidak memiliki teman. Bukan nya Ria tidak ingin berteman dengan mereka, tapi Ria lebih nyaman dengan kesendirian nya. Bukan menutup diri, hanya saja mereka hanya ingin tahu bukan peduli.

Ria ingin menelungkupkan kepalanya dalam lipatan tangan di atas meja, sebelum suara dari speaker sekolah terdengar dengan kerasnya, "PERHATIAN PERHATIAN! UNTUK SELURUH KE KELAS 12 IPA IPS SEGERA BERKUMPUL DI SUMBER SUARA."

Seluruh kelas berhamburan keluar untuk pergi ke sumber suara, begitu juga dengan Ria yang celingak celinguk mencari teman nya dari kelas IPA, Audy mahaputri namanya. Dia teman satu-satunya dari SMP yang sama.

"Ria, ayoo." Panggil Audy lalu menggandeng tangan Ria untuk berjalan bersama-sama. Audy teman yang selalu ada ketika Ria mempunyai banyak masalah, dia tau semua tentang kehidupan Ria, dari masalah perekonomian, keluarga, hingga ke percintaan.

Semua siswa dan siswi telah berkumpul di sumber suara, mendengarkan apa yang akan di sampaikan guru pembimbing di depan.

***

Ria pulang ke rumah dengan perasaan gelisah dan cemas memikirkan biaya yang akan di gunakan untuk perpisahan nanti. Ya, pengumuman tadi membahas soal biaya yang di perlukan untuk perpisahan dan untuk keperluan pembuatan ijazah yang tidak sedikit.

Tanpa di sadari, tiba-tiba motor yang di kendarai Ria oleng turun dari jalanan. Ria tersadar dan panik pun berniat ingin menaikan motor nya ke jalan aspal lagi, tapi na'as antara jalanan bawah dengan aspal cukup tinggi karena baru di bangun. Motor mio milik Ria pun ban nya tergelincir hingga berputar.

Tubuh Ria yang kecil membuatnya terlempar dan terguling-guling di aspal baru yang panas. Sebagian wajahnya terluka, kaki sebelah kanan nya keseleo sulit untuk di gerakan.

"Argghhhh.... TOLONG.... perihhh... " Ria meringis merasakan sebagian wajahnya nya yang sangat perih, kepala nya terasa seperti berputar.

Orang-orang yang berada tidak jauh dari tempat kejadian berbondong-bondong menolong Ria yang meringis kesakitan.

Ria di angkat ke pinggir rumah warga, ibu-ibu memangku kepala Ria berniat ingin membersihkan luka-luka Ria yang kotor terkena pasir dari aspal baru.

"Shttt perih bude." Ringis Ria ketika salah satu ibu menempelkan kain yang sudah di basuh dengan air.

"Adek bawa HP ndak?" Tanya salah satu bapak-bapak yang menolong.

"Ada di motor shttt," Jawab Ria sambil meringis menahan perih.

Tidak lama kemudian bapak-bapak tadi membawa HP milik Ria.

"Nama bapak kamu siapa di sini? biar bisa pakde hubungi." Tanya bapak-bapak tadi yang membawa HP.

"Aku udah gak punya Ayah,"

"Maaf ya, pakde ndak tau." Jawab bapak-bapak tadi.wajah penuh iba dari semua orang

"Gak papa, pakde bisa hubungi kakak ku saja." Jawab Ria yang langsung di turuti bapak-bapak tadi.

Dua panggilan tak terjawab dari kakak Ria, Raka Abimanyu.
"Coba sekali lagi," Bapak-bapak yang lain angkat suara.

Panggilan ketiga pun di angkat, "Halo Assalamu'alaikum, ini dengan kakak nya-" Bapak tadi menjeda sejenak ucapan nya dan beralih menatap Ria, Ria yang paham dengan tatapan itupun menjawab, "Ria pakde." Bapak-bapak tadi mengangguk dan melanjutkan telfon, "-dengan kakak nya Ria?"

-----

Sulawesi Selatan
5 juni 2024

Salmasr13

Bawa Aku Kembali! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang