16. Gagal

5 2 0
                                    

Ketika kamu merasa ingin berhenti dan menyerah, pikirkan tentang mengapa kamu memulai nya dan seberapa jauh kamu telah melangkah.

Alarm dari ponsel ku berbunyi dengan nyaring, menandakan waktu subuh telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alarm dari ponsel ku berbunyi dengan nyaring, menandakan waktu subuh telah tiba. Setelah selesai Aku menunaikan sholat subuh, Aku beranjak untuk ke dapur memasak untuk sarapan pagi ini.

Mungkin Aku akan masak nasi goreng saja, ada sisa nasi semalam, sayur juga ada di dalam kulkas sebagai pelengksp nasi goreng.

Aku mulai membuat bumbu nasi goreng dan memotong-motong sayuran. Ketika Aku fokus dengan kegiatan ku, seperti ada seseorang yang duduk di kursi ruang makan, membuat bulu kuduk ku merinding. Aku menoleh kan kepala ku sedikit demi sedikit. Aku ingin melihat sosok seperti apa.

"Inikan masih pagi, masa iya sih ada setan jam segini." Monolog ku dalam hati.

Ketika Aku sufah melihat nya diapun juga menatapku, Aku tersentak kaget.

"Astaghfirullah, kak Raka ngagetin aja, kirain siapa." Ucapku beristighfar, mengelus dada agar detak nya kembali normal.

"Apa sih gitu doang." Kata kak Raka, sambil menuangkan air putih dalam gelas.

"Tumben aja, jam segini udah bangun." Ucapku, melanjutkan kegiatan ku tadi.

"Gak bisa tidur semalem." Kata kak Raka, kemudian menelungkup kan kepala nya di atas meja dengan kedua tangan yang terlipat.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Gak tau, perasaan ku gak enak aja."

"Ohh." Ku jawab dengan ber oh ria.

Aku melanjutkan kegiatan memasaku. Matahari sudah muncul, masakan ku pun sudah terhidang di atas meja, siap untuk di makan.

Kak Raka sedang berada di kamar mandi, membersihkan tubuh agar segar katanya. Aku membangunkan Bunda untuk ku ajak menikmati matahari pagi terlebih dahulu sebelum sarapan.

Aku mendorong kursi roda Bunda. Bunda tidak lagi bisa berjalan menggunakan tongkat, makan pun perlu aku suapi. Penyakit Bunda semakin parah, dan membutuhkan uang yang banyak untuk pengobatan nya. Motor kak Raka sudah terjual untuk membeli kan kursi roda Bunda. Dia pergi bekerja menggunakan motor ku, motor hadiah ulang tahun ku dari Ayah, apapun keadaannya Aku tidak ingin menjual nya.

"Liat deh Bun, bunga nya cantik kan, Aku yang rawat selama Bunda sakit, kan Bunda suka banget sama bunga." Ucap ku antusias, menceritakan apapun yang aku jalani ke Bunda. Tapi, tidak dengan si Emely gadis cahaya.

Bawa Aku Kembali! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang