7

194 22 4
                                    


Perkara nota...

Winantya berjongkok diloker dekat kolam renang. Ia memegangi pundak dan lehernya yang terasa sakit akibat waktu istirahat bertengkar dengan Bara.

Sebelum itu dia sudah membeli beberapa plester dikoperasi. Jari nya banyak luka dan kini ia harus melakukannya sendiri takut orang lain mengetahui nya.

Mavi..

Ia teringat peringatan dari temannya kemudian dia baru sadar apa yang dikatakan oleh Chandra itu tidak salah, orang itu justru tahu tentang Bara dari pada dirinya.

*BYUUURRR

Seseorang melompat dari atas, "pasti kelas renang udah mau mulai" Batinnya. Ia segera menyelesaikannya kemudian keluar.

Winantya sengaja melewati kolam karena masih sepi, karena kalau lewat pintu depan mungkin ada Bara disana.

"Tunggu"

Seseorang memanggilnya. Ia menoleh melihat kearah seseorang yang berada di dalam kolam.

"Kakimu kenapa Winantya, kamu jatuh?" Ternyata itu adalah Chandra,

"Kepleset, kena kursi diloker sana" Jawab Winantya berbohong. Ia langsung pergi berlalu begitu saja.

Melalui pintu belakang, Winantya mengendap endap agar tak ada orang lagi yang melihatnya.

Diasrama pun Winantya menguncinya, Ara tidak pulang malam ini karena ada tugas kelompok dengan temannya. Jurusan akuntansi sesibuk itu.

Saat di kamarnya, Winantya masuk kedalam kamar Arabella, ia membuka semua laci dan lemari riasnya kemudian mengambil beberapa foundation dan dibawa ke kamarnya.

"Dewangga itu, kupikir segitunya dia mengawasiku pasti karena ini" Ucapnya sembari bercermin.

Winantya melepaskan seragam sekolahnya, sangat terlihat banyak sekali memar ditubuhnya, mulai dari leher, pundak, punggung, lengan dan kakinya.

"Bagaimana kalau ayah tau, dia pasti akan memarahiku dan mengira aku berurusan dengan anak motor." Batinnya.

Saat sedang menutupi lukanya dengan foundation, Tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari Baskara mengenai janjian ke bioskop.

Setidaknya bertemanlah jika dia sudah berlaku baik untukmu, begitu katanya. Winantya pikir tak ada salahnya berterimakasih dengan cara ini.

Selesai..!

Winantya mengganti pakaiannya, tak perlu lagi mengenakan pakaian panjang. Saat memakai kaos nya foundation tersebut justru ikut terusap.

"Ahh percuma, ara beli yang apa sih murahan pasti" Winantya menggerutu.

Bukan murahan, Winantya tak tahu cara menggunakannya agar tahan lama. Terlebih lagi warna memar itu biru dan ungu akan sulit ditutupi.

Sorot matanya menunjukkan kesedihan, kenapa dia mengatakan cinta namun dia sendiri yang menyakiti.

Winantya : Bagai berenang menabrak batu karang. Aku mengikuti arus sungai namun aku terlalu bodoh tentang jenis jenis sungai dan aku berenang ditempat yang banyak batu batu tajam.

Mengikuti air mengalir saja tak cukup Winantya. Jika tempatnya curam bagaimana kondisimu saat ini?

Bertahan karena cinta, hanya manusia bodoh yang mau melakukan itu. "Dan aku bodoh" Ucapnya.

Selesai berpakaian Winantya keluar asrama untuk mencari sesuatu agar dapat dimakan nanti malam. Ia memutuskan untuk pergi ke cafe depan asrama saja karena tangannya masih sakit.

First Mistake (Remake AU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang