8

748 115 4
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya memencet tanda bintang alias vote, terimakasih teman-teman, happy reading🚀😎
.
.
.

Bel sekolah telah berbunyi, semua siswa telah pulang, begitupun dengan oline yang sejak daritadi istirahat diruang osis sendirian, mendengar bel berbunyi, dia langsung keluar dan mengambil tasnya dengan wajah yang kembali pucat saat ini.

"Duh gua kenapa gini amat ya, padahal gua gaada tuh kenapa napa pas kemarin" celetuk dirinya sendiri. Saat dia beranjak keluar, ternyata ribka sudah ada di dekat ruang osis sejak tadi, oline melihatnya lalu langsung menghampiri ke arah kakaknya itu.

"Oline, kok makin pucet aja sih? Kamu tadi ke kelas?" tanya ribka yang memperhatikan raut wajah oline yang semakin pucat jika dilihat-lihat. Oline menghelakan nafasnya pelan, lalu tersenyum tipis.

"Gatau, daritadi juga pusing, mungkin karna kecapean kali" balas oline.

"Oline, kacamata lu ketinggalan" celetuk jeane yang sedari tadi menghampiri oline dan ribka, lalu memberikan kacamata oline.

Kacamata? Yes. Selama ini, oline manuel vanisa ini mempunyai minus yang lumayan besar di matanya, jadi dia sengaja memakai kacamata karena disuruh, walaupun dirinya sering memakai kacamata di kelas saat pelajaran saja, dan tidak memakainya diluar pelajaran.

"Pake, oline" perintah ribka. Oline menggeleng pelan, tetapi dia menerima kacamata yang diberikan oleh jeane.

"Nguras energi, if you know it" cibir oline, lalu langsung pergi meninggalkan ribka dan jeane yang ada di depan ruang osis.  Ribka menggelengkan kepalanya, sudah tidak heran jika oline sudah keras kepala sejak lama.

"Kenapa sih dia gamau pake kacamata gitu? Padahal biasa aja juga" tanya jeane kepada ribka.

"Dia bilang, pake kacamata itu nguras energi. Mungkin karna matanya ga normal kayak kita dan harus milih pake kacamata. Sebenarnya jeane, dia kepaksa pake kacamata itu. Tapi papa selalu nyuruh, oline setuju dengan satu syarat hanya dipakai pas pelajaran, diluar itu dia gapernah pake kacamata" balas ribka jelas. Jeane mengangguk paham atas apa yang di jelaskan oleh ribka tadi, jeane paham betul sifat oline, walaupun dia dan oline baru bertemu di awal sma kelas 10. Tetapi apakah oline akan menerima, jika dia harus mendapati jeane yang akan pindah dari sekolah?

.
.
.

Di depan kelas erine, seperti biasa mereka hanya berempat saja, nala-fritzy-kimmy-erine. Awalnya mereka ingin bermain ke rumah erine, karena hari ini adalah hari jumat dan besok libur, jadi mereka akan di jemput oleh supirnya erine di sekolah. Sampai suatu ketika, ada regie yang menghampiri mereka berempat disana.

"Erine, pulang bareng ayok?" tanya regie kepada erine mengajaknya, erine tersenyum lebar ke arah regie dengan senang hati. "Ga liat kita mau pulang bareng? Mendingan pulang sendiri aja ya kak" balas erine. "Ayo guys" lanjutnya. Mereka berempat pun langsung pergi meninggalkan regie di depan kelas erine dengan sendirinya, membuat regie yang raut wajahnya senyum, kembali memudar dan berdecak kesal.

"Ini pasti karna oline anjing! Gua gaakan biarin lu dapetin erine dengan semudah itu oline. Awas lo" ucapnya. Setelah dia mengucapkan hal itu, alya lewat dan langsung menghampiri regie.

"Lo gila ya kak? Jadi selama ini lo tuh obses sama erine?" tanya alya kepada regie.

"Iya, gua suka sama erine. Dan erine harus jadi milik gua sampai kapan pun itu" ucapnya kepada alya. Alya tersenyum smirk, lalu mendekati regie perlahan.

"Cinta boleh, bodoh jangan. Gausah bikin kebodohan lo ngehancurin persahabatan lo sama kak oline, and you see the post oline? Lo bakalan kalah kak, camkan itu" balas alya, lalu pergi dari meninggalkan regie.

Nice To Meet You - ORINE (S1, S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang