Chapter 9.

226 40 1
                                    


''Baiklah Anna, aku tidak akan memanggil mu Anna lagi''

''Kenapa?''

''Karena kau bukanlah Anna, Anna'' aku hanya memutar bola mata ku sebagai tanggapan dari kata kata nya, bodoh

''Terserah, sudahlah aku tidak mau lama lama disini, cepat nyalakan mobil nya''

'Aye aye captain!''

***

Untuk beberapa saat aku mengerjapkan mataku, berusaha menetralkan pengelihatanyang sedikit kabur, satu pertanyaan yang terlintas di fikiran ku saat ini ''Dimana aku?''
dan bebetapa kagetnya pula ketika aku mendapati tangan dan kaki yang terikatdengan keras ''where the hell I am?!'' teriakku ketika merasakan hawa panas yang tiba tiba saja menyelimuti tubuh ku,tiba-tiba saja lampu di atas ku menyala dengan terang nya-well aku tidak tahu bahwa ternyata ada lampu di atas -ku dapati juga tangan dan kaki ku yang mulai lecet sampai-sampai mengeluarkan darah, kurasakan juga keringat mulai mengalir di setiap inci tubuhku suasana semakin panas

''Orang seperti mu tak pantas unutk hidup, Diana!''

Gemma...

Hentakan kaki mulai mendekat, apa Gemma yang melakukan ini? Hindda akhirnya mata ku menangkap sosok Gemma denganamarah yang menyelimuti wajahnya, Gemma menatap ku tajam tanpa berkedip kantung matanya hitam sekali, matanya bengkak dan rambutnya tidak tersisirdengan rapi, dan tiba tiba saja air mata Gemma keluar membasahi kedua pipi nya,lama kelamaan Gemma mulai mengeluarkan suara tangisannya, suara nya makin keras, setengah menjerit suaranya begitu parau

''Ku kira hanya Ashton saja yang bajingan karena ia pernah meninggalkan ku demi seorang jalang murahan, ternyata aku salah. Gadis menawan seperti mu juga sama bajingan nya, Anna''

Anna...?

''Keluarga ku mati karena mu, Diana!''

Mulutku seperti terkunci, tidak bisa membela diri. Membela diri kata mu? Di dunia ini tidak ada kata yang pantas untukmembela mu dari masalah ini.

''Kau mencintai adikku.'' Papar nya parau, Gemma meletakkan tangan nya di daguku dan menahan nya keras

''Tapi kau membunuhnya''

''Aku tidak membunuh nya!''

''Yes you are bitch!'' Gemma berteriak tepat di wajahku, aku hanya bungkam mendengar bentakkan nya yanghampir memecahkan gendang telinga ku. Tidak..aku tidak membunuh Harry! Aku tidak akan melakukan itu! tidak!

Tiba-tiba saja latar ruangan berubah, aku—kami berada di gereja, tepat disamping para penyanyi, keadaan ku masih sama, terikat. Hanya saja kulihat Gemma berubah, memakai baju hitam yang rapi juga topi hitam yang menutupi sebelah matanya. Perlahan Gemma melepaskan tangan nya dari dagu ku dan berjalanmendekati peti kayu yang di simpan tepat di tengah gereja. Tunggu... peti siapa itu?
aku masih tertahan oleh diriku sendiri, hingga akhirnya aku memutuskan untuk bangkit ketika Gemma membuka peti itu dan mata ku mendapati sosok pria yangsangat-sangat aku lindungi dari takdir kepergiannya, aku berdiri dengan hati yang mencelos tanpa memikirkan tali yang tiba-tiba saja terlepas dari tangan dan kaki ku, apa aku yang membunuh Harry?

Cairan bening mulai membasahi pipi ku tanpa henti, dengan langkah gontai aku berusaha. mendekati peti mati itu, dan melihat wajah Harry yang teramat tenang terbaring di sana, secara otomatis tangan ku membekam mulutku sendiri, agar tidak mengeluarkan suara. Kini aku berdiri tepat di samping-nya, air mata ku terus mengalir tanpa henti bak air terjun yang ilmuan sendiri tidak bisa memprediksikan kapan air ini akan berhenti mengalir. Isak tangis yang sedari tadi aku wanti-wanti untuk tidak keluar akhirnya keluarjuga, rasanya mustahil sekali untuk tidak menangis bahkan tidak mengeluarkan suara isak tangis yang setengah menjerit ketika melihat Harry terbaring di petimati, bukan di ubin dimana ia menemaniku tidur saat itu.

Bad Diana [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang