Chapter 12.

273 34 7
                                    

-Harry's POV-

sialan

Aku terus merutuki diri ku sendiri ketika mengingat kejadian pagi tadi,atau mungkin siang tadi.
entahlah aku tidak menyukai lelaki itu! Neil.. lelaki sombong itu..

''Arght!'' Jika terus begini, bisa bisa aku menghancurkan tv di depan ku.

Mencari jalan aman, akhirnya aku menghubungi Zedd untuk kulampiaskan perasaanku ini, entahlah kenapa juga aku mengacuhkan ucapan terimakasih Phoenix? Namunaku juga tidak bisa tersenyum melihat nya ketika mengingat bahwa cangkir plastic sialan itu masih ada di tas nya

''Hey! Hawwy!''

''Zedd, kau Diana?'' Shit kenapa aku menyebut nama gadis itu?

''Wait..what?''

''Shit, maksud ku d-i-m-a-n-a''

''Oh, well, di tempat biasa Hazz.Kemarilah aku tahu kau sedang berantakan!''

''Oke''

Dengan cepat aku pun mengambil kunci mobil ku yang tergeletak di atas meja,berjalan tanpa kesabaran di dalam nya menuju mobil.
kubiarkan pintu ku tertutup tanpa kunci, toh aku juga tidak peduli jika seseorang mencuri barang-barang di rumah ku, hampir 75% semua barang itu adalah barang pemberian Phoenix, mungkin yang akan marah adalah Phoenix, bukan aku

***

Dentuman musik begitu menyeruak ke telinga ku ketika aku membuka pintu ini, astaga kapan terakhir kali aku ke pub? Rasa nya sudah lama sekali aku tidak menginjakkan kaki kesini
tatapan ku terus datar hingga akhirnya aku menangkap bayangan Zedd di balik 2 wanita dengan pakaian ketat nya, dengan langkah gontai aku pun menghampiri nya,Zedd yang sadar akan kehadiran ku menyuruh kedua jalangnya itu untuk minggir

''Hazz!'' Teriak Zedd yang membuat kedua jalang itu menoleh ke arah ku, aku pun membalas nya dengan senyuman singkat nan tipis. Rasa jijik mulai menggelayutiku begitu saja ketika jalang berambut pirang ini menatap ku dengan nafsu, astaga ku akui badan nya bagus seperti Phoenix namun ia tidaklah sesempurna Phoenix

Aku pun bergabung dengan Zedd—dan kedua jalang ini

''Hei Haz, long time no see!'' Pekik Zedd di sebelah ku, seperti nya iaberusaha membuat ku mendengar perkataannya dengan cara berteriak tepat ditelinga ku

''I can hear you, Zedd''

''what? HEI HAZ! LONG! TIME! NO!SEE!'' Sialan dengan pria ini, iajustru menaikkan oktav suara nya, dengan reflek aku menjauhkan kepala ku darinya dan menutup telinga ku, Zedd. Hanya. Terkekeh. Oh kurasa ia mabuk. Kurasa ini bukan pilihan yang tepat untuk bercerita tentang kekesalan ku pada Zedd, jadi aku memutuskan untuk diam disamping nya. merenungi gadis berambut coklat itu, wajah nya terusterbayang-bayang di fikiran ku, aku tahu ini bukan kali pertama nya akumembayangkan wajah nya terus menerus, namun entahlah dada ku cukup sesak mengingat bahwa Phoenix mencintai Niall. Dan tatapan nya pada Neall pagi tadi, sangat mengartikan banyak hal. Aku tahu,mungkin aku tidak lah cukup baik untuk gadis cantik sepertinya, namun salahkah jika badboy seperti ku menyayanginya? yang aku ingin kan hanyalah melihat nya bahagia, aku selalu siap membantunya mewujudkan keinginannya walau itu mempertaruhkan nyawa ku sendiri, rasa nya seperti..seperti aku mengenal Phoenix, aku mengenal nya dan seperti sudah ditakdirkan untuk menyayangi nya dan ada di samping nya, aku tahu inimenggelikan.
dan karena itu, mau tak mau aku membantu nya mendapatkan Neil walau sebenarnya aku selalu ingin mengagalkannya. Selama ini aku hanya berakting seperti menyetujui nya, sebenarnya aku hanya ingin membuat nya lega karena di balik semua rencana gila nya, masih ada aku yang mendukung nya. aku ingin ia melihat bagaimana cara ku selalu ada di samping nya

Bad Diana [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang