Chapter 61

17 1 0
                                    

Setelah makan siang selesai, gus fathi bersama aisyah bersiap siap untuk pergi ke rumah ndalem. Berjalan bergandengan tangan dan melewati para santriwati yang sedang belajar di lapangan. Kemesraan mereka membuat para santriawati ikut baper dan ingin berada di posisi aisyah.

"Mas----malu di liatin mereka ih"rengek aisyah yang berusaha melepaskan genggamannya, tapi gus fathi malah mengeratkan genggaman itu.

"Gak usah hiraukan mereka dek, mereka iri liat keromantisan kita"kekehnya yang tertawa kecil dan aisyah mencubit pinggang gus fathi.

"Awww sakit dek, kenapa mas di cubit"ujarnya yang meringis karena cubitan aisyah.

"Mas ngeselin, adek lagi serius juga"ketusnya.

"Iya mas minfa maaf sayang, udah ya gausah hiraukan mereka"kata gus fathi dan aisyah hanya diam tanpa membalas perkataan suaminya.

Mereka sampai di rumah ndalem dan mengucapkan salam terlebih dahulu, setelah itu masuk ke dalam. Umi hajar berada di ruang tamu bersama kiyai muftar dan mereka berdua langsung menghampirinya.

"Waalaikumsalam, pulang kapan ka?"Tanya umi hajar.

"Pagi tadi mi, maaf kakak gak langsung mampir kesini dulu"ujar gus fathi yang mencium tangan sang umi dan sang abi, di lanjut dengan aisyah melakukan hal yang sama.

"Tidak apa apa kak, kalian duduk dulu"titah kiyai muftar dan aisyah duduk di samping gus fathi.

"Mau minum apa nak?"Tanya sang umi kepada aisyah.

"Tidak usah umi, tidak perlu repot repot"jawab aisyah

"Abi----wisuda kapan di laksanakan?"Tanya gus fathi.

"Minggu depan kak."

"Oh iya, fatih gimana bi?"Tanyanya lagi.

"Fatih sama masny akan tinggal di sini."

"Jadi kakak sama aisyah gapapa tinggal di luar negeri?"

"Kedua orang tuamu kan sudah setuju, kedua orang tua aisyah juga setuju. Jadi abi gak bisa ngelarang lagi. Soal pesantren, abi bisa minta bantu ke fatih. Perginya selesai wisuda aja ya"ujarnya dan gus fathi mengiyakan.

Fallsback

Sebelum pernikahan fatih di laksanakan, gus fathi mengobrol terlebih dahulu dengan keluarganya. Kebetulan keluarga aisyah waktu itu ada di sini sedang membantu pernikahan sang adik, jadi ia langsung menyampaikan niatnya untuk membawa aisyah ke luar negeri.

Ketika menyampaikan niatnya, keluarga aisyah awalnya keberatan, apalagi bunda aisyah waktu itu tidak mengizinkan. Tapi sang ayah memberikan izin karena sudah sepatutnya aisyah mengikuti suaminya pergi kemanapun. Walaupun sang ayah berat untuk melepaskan, tapi ia sudah tidak bisa berbuat apa apa.

Bunda aisyah pun di jelaskan pelan pelan oleh suaminya, bahwa sekarang aisyah sudah menjadi istri dan bukan tanggung jawab kedua orang tuanya lagi. Perlahan ibunda aisyah pun memberikan izin dengan syarat, setiap hari mereka harus berkabar dan setiap bulan mereka harus pulang. Gus fathi mengiyakan dan mereka semua pun setuju.

Fallsback on

Setelah dari rumah ndalem, mereka berdua kembali ke rumah singgah. Tapi----tiba tiba aisyah merasakan perutnya mual dan ingin muntah. Ia segera berlari ke dapur dan menumpahkan rasa mualnya.

"Adek sakit?"Tanya gus fathi yang ikut berlari menyusul sang istri ketika mendengar suara aisyah, ia khawatir melihat kondisi sang istri yang lemas bahkan wajahnya sedikit pucat.

"Gak tau mas, perut adek tiba tiba mual. Perut adek gak enak rasanya"lirih aisyah.

"Adek istirahat dulu ya, mas gendong ke kamar"ujarnya yang mengendong aisyah dan membawanya ke kamar.

Gus fathi meletakkan aisyah ke kasur dengan hati hati dan mengecek dahinya. Sedikit panas, 'mungkin aisyah kecapean gumam gus fathi dalam hati. Ia menyelimuti aisyah dan pamit sebentar untuk mengambil obat dan air minum.

"Adek tunggu sebentar di sini, mas ambilkan obat dulu"ucapnya dan aisyah menganggukan kepalanya lemah.

Obat sudah ada di tangan, gus fathi segera pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Ketika sudah, ia kembali ke kamar mengecek keadaan aisyah. Aisyah yang masih merasakan perutnya tidak enak, berlari ke kamar mandi dan menumpahkan muntahnya.

Huek

Huek

Huek

Aisyah bingung, tidak ada cairan muntah yang keluar dari mulutnya. Hanya ada cairan bening yang tidak tau itu apa. Gus fathi yang mendengar suara aisyah, segera menyusul ke kamar mandi dan melihat aisyah sedang duduk lemas di lantai.

"Adek baik baik saja kan?"Tanyanya yang benar benar khawatir melihat kondisi sang istri.

"Adek perutnya mual mas, makanya tadi adek langsung lari ke kamar mandi"lirihnya.

"Mas gendong lagi ya, habis ini adek minum obat terus istirahat."

Aisyah mengalungkan tangannya ke leher, ketika sang suami mengendongnya.

Gus fathi kembali meletakkan aisyah dengan hati hati dan setelah itu memberikan obatnya. Aisyah meminum obat tersebut dan istirahat. Gus fathi mencium kening aisyah dan mengusap pucuk kepalanya dengan lembut.

"Syafakillah sayang, jangan buat mas khawatir"ujarnya yang mengenggam tangan aisyah dan duduk di samping sang istri.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang