Prolog

12.2K 374 26
                                    

Tuhan sedang bercanda kah terhadapku ?
Kenapa harus kamu ?
Kamu..
Orang yang menjadi alasanku ke kota ini.

🎵 Panji Sakti - Jiwaku sekuntum bunga kamboja

▪️▪️▪️

Perempuan bermata bulat itu menatap Danau yang berada di hadapannya dengan pandangan kosong, angin malam yang menggoyang-goyangkan rambut panjangnya tak membuat ia berniat beranjak dari tempatnya berdiri sekarang. Ia berdiri pada ujung kayu yang nampak rapuh, dan bila perempuan itu melangkahkan kakinya, selangkah saja. Sudah dipastikan kakinya dapat menyentuh air danau yang begitu dingin.

Handphone yang berada di saku jaketnya terasa bergetar, namun perempuan tersebut tak berniat untuk meraihnya. Tanpa melihatnya pun, ia tahu siapa orang yang terus mengirimkannya pesan lewat aplikasi komunikasi itu.

Perempuan itu membuang nafasnya panjang, dadanya terasa bergemuruh karena menahan kesal kepada Pria yang terus mengirimkannya chat itu. Ia sedang mengikuti malam keakraban di kampusnya sebagai mahasiswa baru, namun pria itu merusak moodnya dengan terus mengingatkannya pada sesuatu hal yang membuat ia harus berada disini sekarang. Di kota yang jaraknya cukup jauh dengan kota kelahirannya. Dan di kota ini pula ia harus mulai menjalani kehidupan barunya sebagai seorang mahasiswa.

Handphonenya kini terasa bergetar dengan lebih keras, rupanya pria itu masih berusaha untuk terus menghubunginya. Dengan hentakan kakinya yang kesal, perempuan bermata bulat itu meraih handphonenya dengan kasar. Namun sebelum ia dapat meraih handphonenya dengan benar, suara patahan kayu terdengar begitu jelas, lalu selanjutnya ia refleks berteriak dengan sangat kencang. Dan tak lama ia dapat merasakan air yang begitu dingin menusuk seluruh kulitnya dengan sangat tajam.

Tubuhnya terdorong begitu dalam, tangannya otomatis menggapai-gapai udara dengan begitu kuat, berharap ada seseorang yang melihatnya, namun rasanya mustahil, karena semua mahasiswa lainnya sedang berada di tendanya masing-masing. Dan sialnya perempuan itu tak bisa berenang, sehingga yang bisa ia harapkan sekarang yaitu Tuhan dapat memberikan ia kesempatan untuk hidup lebih lama, walaupun hidupnya saatini sedang tidak baik-baik saja.

Entah sudah berapa banyak air yang sudah ia telan, bahkan dadanya sudah terasa berat, nafasnya sudah teramat sesak. Ia memejamkan matanya saat kepalanya semakin terasa berputar-putar. Mungkin malam ini adalah hari terakhirnya, ia sudah tak kuat. Maka kini tangannya sudah tak mampu menggapai udara lagi.

Namun sedetik kemudian ia merasakan pinggangnya ditarik dengan begitu kuat, tubuhnya terasa terdorong semakin menjauh dari air, hingga ia merasakan kalau dirinya sudah tak berada di lingkupan air danau yang dingin.

Tubuhnya dibaringkan diatas tanah yang lembab, dan kini dadanya terasa ditekan-tekan begitu kuat oleh dua buah tangan yang keras.

"Come on please!.. gue tau hidup ini emang gila, tapi lo tetap harus hidup.. Sabiya." Suara berat dan serak itu berbisik di samping telinga nya, dan perempuan bernama Sabiya itu kini masih dapat mendengar ucapannya dengan begitu jelas, walaupun kini matanya masih tertutup.

Dadanya masih terasa di tekan begitu keras, hingga ia mengeluarkan sisa-sisa air yang menekan dadanya lewat mulutnya. Sabiya terbatuk-batuk, matanya kini terbuka dan objek pandangan pertama yang ia lihat adalah seorang pria dengan rambut dan seluruh tubuhnya sangat basah. Pria itu menghembuskan nafasnya lega, lalu menundukan kepalanya dan mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Di dalam hati Sabiya tersenyum miris. Tuhan sedang merencanakan apa ? Kenapa harus lelaki itu yang menolongnya ?

"Rey..."

▪️▪️▪️

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang