36. | Memori Kelam

2.9K 314 63
                                    


Pada setiap waktu yang terlewati, ada satu memori yang selalu ingin terlupa

Namun ternyata memori tersebut selalu membekas dan abadi.

🎵 Bernadya - Untungnya, hidup harus tetap berjalan

🎬🎬🎬

Flashback on

Jakarta, 4 tahun yang lalu.

Reynald menatap hujan yang turun dari balik jendela kamarnya, hujannya cukup deras dan nampaknya hujan seperti ini akan berlangsung sangat lama, terlihat dari langit yang kini begitu sangat gelap.

Reynald melangkahkan kakinya menuju arah balkon, merasakan angin hujan yang begitu menyejukkan. Mata Reynald sedikit memicing saat matanya menangkap sebuah mobil hatchback memasuki pekarangan rumahnya, dan tanpa menunggu waktu lama ia sudah dapat mengetahui siapa pengendara mobil tersebut. Karena Reynald sudah sangat hafal mobil berwarna putih itu milik siapa. Reynald berjalan agak cepat untuk turun ke lantai bawah menemui sang pemilik mobil.

Sebelum keluar rumah Reynald mengambil terlebih dahulu sebuah payung lalu berlari kecil menghampiri mobil tersebut. Reynald menarik pintu mobil dan keluar seorang gadis yang masih memakai seragam sekolah menengah atasnya. Dia Kalistha sahabatnya sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama.

Reynald merasa heran karena Kalistha masih memakai seragamnya, padahal sudah dari berjam-jam yang lalu jam sekolah telah usai. Reynald memajukan payungnya untuk memayungi Kalistha agar tak kebasahan oleh air hujan.

"Lo dari mana sih jam segini masih pake seragam ?" Sapaan pertama yang terlontar dari mulut Reynald, namun Kalistha tak menjawab ia hanya tersenyum tipis. Bahkan sangat tipis, kalau jaraknya dengan Kalistha tak dekat, Reynald tak akan bisa melihat senyum itu. Dan itu membuat Reynald sedikit mengernyit heran, karena gadis periang seperti Kalistha biasanya akan tersenyum lebar dan akan membalas ucapan Reynald dengan candaannya yang riang. Namun kali ini berbeda, bahkan raut wajah Kalistha terlihat sangat berbeda.

Reynald meraih bahu Kalistha untuk lebih mendekat ke arahnya, agar tubuh gadis itu tak kebasahan oleh air hujan yang turun. Keduanya berjalan pelan untuk memasuki rumah Reynald. Setelah masuk ke dalam rumah, Kalistha mendudukan dirinya di sofa ruang tamu, sedangkan Reynald berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman untuk sahabatnya itu.

Tak lama Reynald sudah kembali dengan segelas susu hangat di tangannya. "Minum dulu tha." Reynald menyodorkan segelas susu tersebut ke arah Kalistha, dan langsung diterima oleh gadis itu dan meneguknya pelan.

"Lo dari mana sih ? dari rumah Satya ?" Kalistha menaruh gelas susu tersebut di atas meja, lalu pandangan matanya kini menatap ke arah Reynald yang sedang menunggu jawabannya.

"Iya." Jawab Kalistha singkat.

"Kenapa kesini gak sama Satya ?" Pertanyaan Reynald tak mendapatkan respon dari Kalistha, membuat Reynald di dalam pikirannya kini menebak-nebak apa yang terjadi antara kedua sahabatnya itu.

"Lo lagi marahan sama Satya ?" Tanya lagi Reynald, namun Kalistha masih terdiam, membuat Reynald yakin kalau Kalistha dan Satya sedang tidak baik-baik saja.

Kalistha dan Satya memang sudah berpacaran dari setahun yang lalu. Iya, ternyata keduanya sempat terjebak dalam friendzone. Sebenarnya Reynald tahu sejak awal mereka bertiga bersahabat, Satya begitu menyukai Kalistha, bahkan Reynald juga yang sangat mendukung Satya dan Kalistha untuk bersama. Dan Reynald juga tahu bila sedang seperti ini biasanya keduanya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Karena setiap keduanya bertengkar Kalistha akan mendatangi Reynald seperti ini, dan akan mencurahkan semua keluh kesahnya selama semalaman kepada Reynald.

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang