33. | Mr. Clingy

4.7K 480 153
                                    


Every love story in this universe is beautiful. But, ours love story is my favorite.

🎵 Niki - Take a chance with me

Sabiya mengerjapkan matanya beberapa kali, tidurnya malam ini begitu nyenyak, sangat nyenyak karena tertidur di dalam dekapan Reynald. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka Sabiya meraba sofa di sebelahnya, namun kosong. Sabiya membuka mata lebih lebar, dan benar saja Reynald sudah tak ada di sebelahnya.

Sabiya dengan cepat membangunkan dirinya, bahkan ia tak peduli saat kepalanya kini sedikit pusing karena bangun dari tidurnya dengan sangat cepat. Sabiya beranjak dan melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah toilet, namun tak ada Reynald disana, di pantry pun tak ada pria itu disana.

Dengan muka yang panik juga masih dengan langkahnya yang tergesa Sabiya akan mengecek ke dalam kamarnya, walaupun sebenarnya kamar adalah tempat yang mustahil ada Reynald disana, namun Sabiya tetap ingin mengeceknya.

Belum sempat tangan Sabiya memegang knop pintu kamarnya, namun suara khas dan berat milik pria yang begitu ia sukai kini terdengar.

"Aku disini." Reynald terlihat berjalan dari arah balkon, Sabiya menolehkan suaranya ke sumber suara, dan sedetik kemudian ia berlari dengan tergesa untuk menghampiri Reynald.

Reynald memundurkan langkahnya beberapa langkah, saat tak siap menerima pelukan Sabiya yang tiba-tiba.

"Aku kira kamu udah pulang." Sabiya membenamkan wajahnya pada dada Reynald.

Reynald tersenyum, dengan kedua tangan mengelus punggung Sabiya dengan lembut. "Emang aku masih belum boleh pulang ?"

"Jangan!"

Reynald terkekeh pelan, "Posesif banget pacar aku."

Sabiya memeluk Reynald semakin erat. "Kamu jangan pulang, aku masih kangen." Reynald tergelak, bisa-bisanya Sabiya bilang seperti itu, setelah kemarin seharian mereka bersama bahkan semalaman ia memeluk Sabiya.

Sabiya mengangkat kepalanya, karena Reynald tak menjawab permintaannya.

"Reyyyy."

Reynald lagi-lagi tertawa, "Iya sayang, aku gak pulang."

Sabiya kembali membenamkan kepalanya dengan senyum yang terkulum.

"Ayo sarapan dulu." Dengan perlahan Reynald melepaskan pelukan Sabiya, dan menuntun kekasihnya itu menuju meja bar.

"Aku bikinin kamu roti telur yah." Reynald menegangi kedua bahu Sabiya untuk duduk di kursi meja bar. "Kamu duduk manis aja, biar aku yang nyiapin sarapan buat kamu."

Senyum Sabiya merekah, ia menurut tanpa protes apapun. Di dalam duduknya Sabiya memperhatikan Reynald yang begitu cekatan berdiri di depan kompor untuk mulai memasak.

Reynald tentu sudah terbiasa memasak, anak rantau seperti mereka memang sudah diharuskan untuk bisa memasak sendiri. Begitupun Reynald yang memang cukup lihai dalam memasak berbagai macam makanan.

Sabiya menopangkan dagunya pada sebelah tangannya. Paginya begitu terasa indah bisa melihat pemandangan di depannya seperti ini, pria yang disukainya kini sedang berada di dapurnya dan memasak untuknya.

"Lucu yah Rey, nanti kalau udah nikah aku yang nyiapin sarapan buat kamu, kamu yang nungguin aku masak kayak gini di meja bar." Ucapan Sabiya yang tiba-tiba refleks membuat kegiatan Reynald yang sedang berada di depan kompor terhenti. Tangannya kini terhenti di udara, karena Sabiya tiba-tiba membahas tentang pernikahan.

Sabiya yang sedang memperhatikan Reynald tentu melihat perubahan sikap pria itu. Dan sedetik kemudian Sabiya refleks merutuki dirinya sendiri, karena kebodohannya yang tiba-tiba membahas soal pernikahan, tentu membahas soal pernikahan masih terlalu jauh, walaupun tadi Sabiya baru saja berandai-andai.

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang