13.| Seni Menyakiti diri sendiri

3.4K 371 155
                                    

Menaruh harapan pada manusia,
Adalah seni yang paling sederhana,
Untuk menyakiti diri sendiri

🎵 Virgoun feat Audy - Selamat (Selamat tinggal)

▪️▪️▪️

Reynald membanting tubuhnya cukup keras pada sofa ruang tamu apartemen miliknya. Dengan sebelah tangan memijat dahinya yang terasa pening. Seharian ini ia sibuk di kampusnya untuk pembuatan film yang akan diikutsertakan dalam festival film pendek, lalu setelah itu dilanjut ia mengerjakan beberapa job editing video.

Ya, Reynald akhir-akhir ini juga menjadi freelance editing video, sebenarnya uang yang di dapat sebagai freelance editing video tidak lebih besar dari uang bulanan nya sebagai anak dari keluarga Dharmendra. Namun, ternyata melakukan hal yang ia kuasai dan ia sukai sekaligus mendapatkan feedback dalam bentuk nilai uang itu ternyata memberikan sensasi kepuasan tersendiri. Dan juga tentu sebagai jalan untuk mengasah keahliannya semakin baik.

Mata Reynald menatap langit-langit ruang tamunya dengan pandangan sendu, Ingatannya kembali pada malam itu, dimana ia untuk pertama kalinya meninggalkan Sabiya sendirian, tak mengantarkan wanita itu pulang ke apartemennya. Dan menyakiti gadis itu dengan kata-katanya.

Bayangan wajah Sabiya yang sedih dengan mata yang berkaca-kaca, akhir-akhir ini sering sekali menghantuinya.

Dengan tubuh yang bersandar pada sandaran sofa, Reynald membuka handphonenya, yang beberapa jam berlalu ia lupakan karena terlalu sibuk. Biasanya saat ia membuka handphonenya itu. Notif yang paling banyak muncul adalah spam chat dari Sabiya. Namun kali ini berbeda, ada  banyak sekali notif yang muncul dari grup angkatannya.

Reynald membuka room chat grup angkatan nya tersebut, setelah membaca satu per satu chat yang muncul disana, Refleks Reynald melebarkan bola matanya karena kaget. Jarinya masih terus menscroll layar handphonenya, dan isi chatnya semua sama. Yaitu ucapan selamat untuk Gladys dan dirinya yang dikabarkan telah resmi berpacaran.

Reynald meremas rambutnya sendiri dengan cukup keras, kini kepalanya benar-benar terasa semakin berat. Dan tiba-tiba suara bel apartemennya terdengar berbunyi beberapa kali, bahkan sepertinya sang pemencet bel tersebut  itu sangat tidak sabar agar Reynald dapat segera membukakan pintunya.

Dengan langkah cepat Reynald berjalan ke arah pintu apartemennya, dan membukakan pintu. Wajah pertama yang ia lihat adalah wajah Pandu yang sedang menatapnya kesal.

"Lo beneran pacaran sama Gladys ?" Tanya Pandu tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

"Kita omongin di dalem." Balas Reynald dan Pandu langsung masuk ke dalam apartemen Reynald dan mendudukan dirinya di sofa milik temannya itu.

"Jadi bener lo pacaran sama Gladys ? dan lo ekspos dengan terang-terangan di grup angkatan ?" Pandu terlihat sangat penasaran dan bercampur kesal, terlihat dari wajahnya kini yang sedang menatap Reynald dengan matanya yang tegas.

"Gue aja baru tau tadi ada rumor gue pacaran sama Gladys di grup angkatan ndu."

"Ya jadi bener apa engga ?" Pandu terlihat benar-benar penasaran dan tidak sabar mendengar jawaban Reynald.

"Ndu, gue gak segoblok itu untuk bikin Sabiya ngejauhin gue dengan bawa-bawa cewek lain." Mendengar jawaban Reynald, sontak bahu Pandu terlihat melemas. Ia terlihat sangat bersyukur atas jawaban pria yang sedang duduk di sebelahnya itu.

"Ya terus kenapa tiba-tiba jadi rame ada kabar lo pacaran sama dia sih ?"

"Gue juga gak tahu, lo bisa liat sendiri fotonya, foto itu waktu kita lagi di set syuting di halaman belakang kampus kan ndu ? jelas-jelas saat itu lo juga ada disana, tapi gue gak tahu siapa yang edit foto itu seakan terlihat cuman gue dan Gladys disana."

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang