8. | Salah Langkah.

3.2K 320 65
                                    

Bagaimana kalau langkah yang dipilih ternyata salah ?
Akan kah semua dinding pemisah yang dibangun dapat roboh seketika ?

🎵 Adrian khalif & Juicy luicy - Sialan

▪️▪️▪️

Beberapa hari kemarin Sabiya dan Reynald juga dengan teman-teman satu kelompoknya yang lain sibuk membereskan tugas pembuatan film pendek untuk tugas akhir semester mereka. Hingga tiba di hari ini, hasil pembuatan film seluruh kelompok akan ditayangkan di Art Cinema.

Art Cinema sudah memakai dolby audio dan 4k project, Tempat yang biasa digunakan untuk menayangkan setiap tugas ataupun ujian film dari para mahasiswa Film dan Televisi. Ruangannya sudah hampir seperti bioskop mini.

Semua mahasiswa Film dan televisi satu per satu mulai memasuki ruangan Art Cinema. Bahkan banyak mahasiswa dari jurusan lain juga yang datang, karena penayangan film ini dibuka untuk umum.

Sabiya sendiri sudah duduk di salah satu kursi di barisan kedua dari layar. Sabiya mengosongkan satu kursi di sebelah kanannya, tentu untuk siapa lagi kalau bukan untuk Reynald. Sabiya melambaikan tangannya ke arah Reynald yang sedang berjalan ke arah barisan kursi yang sudah diduduki Sabiya.

Sabiya menepuk sebelah kursi di sebelah kanannya, dengan pandangan mata ke arah Reynald yang sedang berjalan semakin mendekat. Namun sebelum Reynald sampai, kursi sebelah kanan Sabiya sudah diduduki oleh Galih. Refleks sabiya memukul lengan Galih dengan cukup keras.

"Ih Galih! ini buat Rey. Pindah sana cari tempat duduk lain, jangan duduk disini." Galih langsung berdecak mendengar pengusiran dari Sabiya.

"Ya elah, iya-iya. Kemana-mana kudu aja nempelin si Rey lo." Galih beranjak dari duduknya, dengan mulut yang masih terdengar misuh-misuh. Ia memilih duduk di kursi yang berada paling pojok.

"Rey.. Disini duduknya." Ucap Sabiya setelah Rey berdiri di dekat Sabiya. Dan Reynald pun tanpa berkomentar apa-apa mendudukan dirinya di sebelah kanan Sabiya, sesuai dengan apa yang wanita itu inginkan.

"Disini kosong kan ?" Suara seorang pria kini terdengar di sebelah kiri Sabiya, Sabiya mendongakkan kepalanya dan ia dapat melihat Daffa yang sedang tersenyum tipis ke arahnya.

"Kosong Daf." Daffa langsung duduk di kursi sebelah kiri Sabiya setelah mendengar jawaban Sabiya.

Daffa tersenyum manis ke arah Sabiya, dan dibalas senyum yang sama juga oleh Sabiya. Sabiya menolehkan kepalanya ke arah Rey yang kini tengah menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, dengan pandangan mata mengarah ke arah depan layar.

"Sa, gue denger di tugas kali ini, lo jadi talent nya yah ? gue gak sabar liat lo ada di layar sana." Ucap Daffa, membuat Sabiya kembali menolehkan kepalanya ke arah Daffa.

"Hehe iya Daf."

Tak lama layar mulai menyala, dan satu persatu film pendek dari setiap kelompok di tayangkan. Dan semuanya mulai fokus menatap pada layar besar itu.

***

"Gokil banget tadi! kelompok kita dijamin dapat nilai paling tinggi nih." Ucap Pandu sesaat setelah mereka semua keluar dari Art Cinema.

"Udah pasti lah, liat aja tadi semua dosen muji banget hasil film kita." Balas Adit.

"Bahkan waktu film kita beres, dan credit title keluar, semua orang di ruangan pada heboh gak sih, semuanya pada tepuk tangan ngeliat hasil karya kita." Timpal Galih.

"Iya, keliatan banyak yang suka sama film kita, hasil film kita yang paling heboh gak sih tadi responnya ?" Ucap Nadira. Dan semua menganggukan kepalanya setuju.

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang