16. | Cemburu ?

3.5K 370 75
                                    

Berhenti mengemis kepastian,

Dia tidak mencintaimu,

Dia hanya kesepian.

🎵 Juicy luicy - Tampar

▪️▪️▪️

Sabiya duduk di kursi koridor area ruangan editing dan dubbing, dengan ditemani oleh Nadira di sebelahnya. Dan netra Sabiya kini menangkap sosok pria yang sudah beberapa minggu ini sedang berusaha ia lupakan, Reynald.

Pria itu berjalan dengan Gladys disebelahnya. Keduanya baru saja keluar dari ruangan editing. Bukan hal aneh bila Reynald keluar dari ruangan tersebut, karena ia memang mahasiswa jurusan FTV yang pasti akan sering menggunakan ruangan editing. Namun Gladys ? untuk apa ia juga ikut masuk ke ruangan editing, kalau bukan ia memang sengaja menemani Reynald disana.

Sabiya memang sudah berusaha keras untuk melupakan Reynald, di awal ia tahu kalau melupakan Reynald adalah hal yang sulit, namun Sabiya tak menyangka kalau sulitnya akan di level hal yang paling sulit yang pernah Sabiya lakukan selama hidupnya.

Sabiya tersentak kaget saat tangannya di sikut oleh Nadira. "Udah gak usah diliatin kalo bikin lo sakit hati." Teguran Nadira, membuat Sabiya tersenyum kikuk.

"Susah yah Sa ?" Pertanyaan Nadira membuat Sabiya menaikan sebelah alisnya.

"Susah banget yah ngelupain si Rey ?" Lanjut Nadira.

Sabiya membuang nafasnya panjang. "Itu bukan pertanyaan kan Nad ? itu jelas-jelas pernyataan."

Nadira menatap Sabiya sendu. "Emang gak akan gampang Sa, butuh waktu yang lama dan butuh mental yang kuat untuk ngelupain orang yang lo suka selama bertahun-tahun."

Sabiya menganggukan kepalanya perlahan. "Iya, dan gue gak yakin bisa ngelupain dia dalam waktu yang singkat, bisa jadi waktu yang gue butuhkan untuk ngelupain dia lebih lama dibandingkan waktu gue mulai menyukai dia."

"Jangan terlalu dipaksain Sa, pelan-pelan aja. Semakin lo maksain diri buat lupain dia, semakin sulit juga jadinya lo bisa ngilangin perasaan itu." Sabiya menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan Nadira. Mata Sabiya masih mengikuti langkah Reynald dan Gladys yang berjalan semakin menjauh dan akhirnya menghilang pada ujung koridor.

"Gladys itu gue liat-liat makin gencar aja gak sih ngedeketin si Rey semenjak cewek itu tahu lo udah gak berusaha deketin Rey lagi." Sabiya terdiam, namun di dalam hati membenarkan ucapan Nadira.

"Dia Sekarang jadi terang-terangan nungguin Rey di depan kelas, sering ngikutin Rey kalau mau ngedit atau ngintilan Rey ke studio TOM, padahal project film kita udah beres, tinggal nunggu result festival film nanti." Sabiya masih terdiam, namun justru apa yang dilakukan Gladys itu lah yang sering mengganggu pikiran Sabiya. Gladys sedang terang-terangan mendekati Rey.

"Gue juga kemaren denger langsung Gladys ngajak Rey pergi bareng ke birthday party ketua BEM kita, si Raka." Sabiya menolehkan wajahnya penuh ke arah Nadira.

"Serius ?" Tanya Sabiya kaget. Nadira menganggukan kepalanya yakin.

"Serius, si Rey kelihatan mikir banget waktu si Gladys ngajak dia secara terang-terangan, emang sengaja tuh cewek ngajaknya kedengeran sama anak-anak yang lain, biar Rey gak bisa nolak permintaan dia." Sabiya kembali terdiam, ia masih takjub dengan Gladys yang bisa terang-terangan seperti itu.

"Kalau lo sama siapa kesana ?" Tanya lagi Nadira.

"Gue kemarin di ajak Daffa sih, tapi gue masih bingung. Mager gue kesana."

Story Of ReynaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang