Prolog

1.3K 111 7
                                    

'Never let your emotion controls you'



"Cha! Surat lo dibaca sama jeric anjir!?" Pekik seorang gadis lainnya tergesa memasuki sebuah kelas yang tampak ramai.

Gadis itu berhasil membuat semua orang menatap kearahnya, dan membuat ia menggaruk belakang kepalanya canggung.

Seorang gadis yang berada dibangku paling belakang diantara teman temannya yang sedang berkumpul sontak berdiri menatap kedatangan teman akrabnya yang terlihat tergesa itu.

"Maksud lo?!" Tanya gadis cantik berponi itu, menatap tak mengerti pada gadis si pemberi tahu informasi tadi.

"Surat lo, surat yang mau lo kasih buat Elmier, dibaca ditengah lapangan sama jeric" Jelas sipemberi informasi.

Suaranya nampak menggelegar membuat siapa saja yang mendengarnya pasti ingin tahu.

Gadis berponi dengan penampilan acak acakan itu nampak menggebrak meja setelah mendengar penjelasan dari temannya.

"Sial! Kok bisa!" Umpat gadis berponi itu, lalu keluar dari kelasnya dengan berlari, tak peduli bahwa tubuhnya menabrak siapapun yang menghalanginya.

Gadis berponi itu berlari menuju lapangan, bermaksud untuk melihat informasi dari temannya tadi, dan betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pemuda yang berdiri dilapangan, memegang surat yang ia kenali adalah miliknya.

Pemuda itu membacanya dengan suara keras, diantara banyaknya siswa siswi yang berkumpul didekat lapangan itu, seperti membaca pancasila.

"Terimakasih sudah lahir didunia ini, pangeran tampan, aku menyukaimu, ku harap kau juga menyukaiku, tertanda Gadis cantik, Licha Anggiana Dwi Wibowo" Ujar pemuda itu dengan lantang, bibirnya tertarik menampilkan senyum licik sesaat ia selesai membacakan surat tersebut.

"WOY ANJING! SINI GAK SURAT GUE!" Teriak licha dari ujung lapangan, gadis cantik itu melanjutkan lariannya dan menghampiri pemuda yang masih berada di tengah lapangan itu, dengan dikelilingi teman temannya, tampilan mereka sangat acak acak, tak mencerminkan murid baik baik.

Jericho De Almeida, Pemuda yang baru saja menyelesaikan bacaannya pada surat valentine itu, menoleh kearah gadis cantik yang berlari kearahnya.

Nampak acak acakan namun terlihat sangat cantik.

Licha berdiri didepan jericho dengan nafas yang masih tersenggal akibat berlari, teman temannya yang mengikutinya juga sama sepertinya tampak lelah mengejarnya.

"Ini guys bintang utama kita, Dia suka sama gue!" Teriak jericho tanpa malu kearah siswa siswi yang masih menatap kearah mereka.

Licha yang melihat itu melotot tak percaya, tangannya terangkat mengambil surat dari tangan jericho dengan kasar.

Namun jericho tak akan membiarkan itu terjadi, pemuda itu mengangkat surat pernyataan cinta itu tinggi tinggi, membuat licha hendak melompat untuk menggapainya.

Jericho tersenyum geli menatap gadis cantik didepannya, wajahnya maju lalu mengecup dahi gadis berponi itu.

"Kita pacaran! gue juga suka sama lo" ujar jericho tak terbantah, pemuda itu nampak tersenyum tengil kearah licha.

"Brengsek!" Umpat gadis itu, kemudian tangannya terulur untuk menjambak rambut jericho.

Teman teman kedua orang berbeda gender itu lantas memisahkan keduanya dengan panik.

"Lepasin gue!" Berontak licha saat tangannya dikunci oleh kedua orang temannya.

Sedangkan jericho mengusap pelan kepala miliknya yang sedikit terasa pening akibat jambakan tiba tiba dari gadis cantik itu.

"Gak boleh gigit sayang, nanti aja ya dikamar" Ujar jericho menepuk pelan kepala licha, lalu beranjak pergi diikuti teman teman pemuda tampan itu.

Teman teman jericho yang menatap kebringasan licha tersenyum geli, pasalnya licha saat ini memberontak ingin dilepaskan, bahkan kedua temannya mulai kewalahan dengan tenaga gadis itu.

"Cowok sialan!" Teriak licha menggelegar

《To Be Continue》

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang