Bab 23. Tiada hari tanpa bertengkar

200 44 18
                                    

'Anjing dan kucing itu memang suka bertengkar, tapi ada kala mereka bergerak untuk saling melindungi'



"JURIG! KEMBALIIN SEPATU GUE GAK?!" Licha berteriak dari ujung koridor pada jericho yang terus berlari di depannya.

Jericho menoleh pada licha yang nampak berdiri cukup jauh darinya, pemuda itu menyeringai, melihat reaksi gadis itu yang nampak terengah engah akibat berlari mengejarnya.

"Sepatu baru kan ini? Sini lah ambil!" Tantang jericho dengan wajah tengilnya.

Licha melotot menatap kelakuan jericho yang nampak mengayun ayunkan sepatunya.

Tadinya licha berada di dalam kamar mandi, namun karena ia mengenakan sepatu baru hasil pembelian dari papihnya ia memilih membuka sepatu tersebut di depan kamar mandi, dan hanya mengenakan sandal saja, ia tak mau mengotori sepatu pemberian papihnya.

Ya walaupun hasil pemberian jarak jauh, alias richard hanya mengirimnya saja tanpa memberi langsung barang tersebut, namun itu sudah berhasil mengobati rasa rindu licha pada papihnya.

"Ambil dong kesini, bogel sih jadi gampang capek kan" ejek jericho lagi.

"Awas ya lo! Sampai kena noda sedikit aja, gue cakar muka lo!" Ancam licha menunjuk wajah jericho dengan kesal.

Gadis itu segera mengambil ancang ancang untuk kembali mengejar pemuda tengil itu, ia akan mengerahkan segala kekuatannya untuk mendapatkan kembali sepatu itu, dan tentunya dengan jericho yang akan ia buat hingga tak berbentuk.

●●●

"Hahaha muka lo kenapa jer, abis dicakar kucing?" Tanya agler nampak tertawa meledek, saat jericho menghampiri teman temannya yang sudah duduk di kursi kantin paling pojok, tempat jericho dan anak buahnya berkumpul.

Ya bagaimana tidak di tertawakan, pemuda itu datang dengan wajah tertekuk, dan penuh dengan bekas cakaran yang ada di pipi serta lehernya.

"Kenapa sih jer? Di cakar kucing?" Tanya kalem kafka yang hanya terkekeh kecil, beda sekali dengan agler, ben dan ahmed yang nampak tertawa meledek.

"Ulahnya si kunti bogel! Gila banget tuh cewek, gak pernah potong kuku apa!?" Decak jericho sebal, saat mengingat kejadian yang baru saja ia alami.

Beberapa menit yang lalu.

"Jurig! Berhenti gak!" Pekik licha dengan kesal

"Ogah! lari dulu biar tinggi!" Ledek jericho seraya berlari, tak perduli dengan apa yang berada di depannya, pemuda itu terus menoleh kearah licha dan menampilkan raut wajah meledeknya.

"Kurang ajar!" Pekik licha lagi, gadis itu nampak gregetan dengan apa yang jericho lakukan.

Brukk...

Dan benar saja, jericho baru saja terjatuh akibat tak sengaja tersandung kaki tempat sampah yang berada di dekatnya, membuat pemuda itu terjatuh dengan tidak elitnya.

Ia terjatuh dalam keadaan telungkup, dengan dahi yang terbentur lantai koridor, murid murid yang melihat itu nampak menahan tawanya, sangat segan jika mereka menertawakan pemuda yang terkenal bebal itu.

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang