Bab 5. Keluarga Wibowo

423 66 4
                                    

'Appreciate good people, they are hard to come by'



Masa kini...

Licha menuruni tangga rumahnya dengan santai, mulutnya tak berhenti bersenandung.

Okee gas..oke gass tambah dua koreng gas..tetteteret...

Entahlah bahasa mana yang dinyanyikan gadis itu kakinya melangkah kearah ruang makan dan sudah menemukan agha yang sedang berkutat didepan meja makan, pemuda itu nampak mengenakan apron berwarna pink.

"Abang kok pake apron punya lili?!" Tanya licha pada agha yang masih terlihat serius menata makanan buatannya.

Agha menoleh kearah adiknya.

"Punya abang dicuci ibu" sahut agha.

"Selamat pagi anak ganteng dan anak cantiknya ibu!" Seru seorang wanita paruh baya yang nampak menyanggul rambutnya.

"Selamat pagi ibu!" Sahut antusias agha dan licha bersamaan.

"Ibu darimana?" Tanya licha.

"Habis jemur pakaian" sahut wanita paruh baya itu.

Ibu, panggilan untuk asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mewah agha dan licha, namanya Suryaningsih, ningsih sudah merawat agha dan licha dari mereka kecil hingga sebesar ini.

Ningsih sudah dianggap sebagai pengganti ibu bagi mereka, agha dan licha memang hanya tinggal berdua dirumah ini jika tuan wibowo tak pulang, kebetulan sekali ningsih adalah janda yang ditinggal mati oleh suami serta anaknya, ningsih pun tidak bisa memiliki anak lagi, karena sempat keguguran dan pernah mengalami pengangkatan rahim.

Jadi ningsih hanya akan merawat agha dan licha, sebisa mungkin ia akan merawat kedua anak majikannya hingga ia tutup usia.

Sedangkan kedua orang tua licha dan agha, memiliki kehidupannya sendiri sendiri. Mamihnya yang sibuk dengan keluarga barunya dan papihnya yang sibuk dengan kerjaannya.

Richard Wibowo, pria matang berumur 41 tahun, yang saat ini menjadi seorang single parents, richard sendiri sangat amat mementingkan pekerjaannya akhir akhir ini, tepat saat bercerai dengan sang istri.

Namun pria itu tak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang ayah, sebulan sekali jika ia ingat ia pasti akan pulang dan melepas rindu dengan kedua anak kandungnya, dan selalu memberikan hasil kerja payahnya pada kedua anaknya itu.

Bahkan tak jarang ia mengirimkan hadiah hadiah yang ia beli untuk kedua anaknya

Pernikahan kedua orang tuanya memang hanya sekedar bisnis saja, namun agha berpikir, jika hanya bisnis mengapa mereka mempertahankannya dan licha hingga sebesar ini? Dan akhirnya ditinggal? Kadang dunia memang sebercanda itu.

Sekarang yang agha punya hanya licha dan ibu ningsih yang berada disini, agha berharap tuhan tak mengajaknya bercanda lagi, tuhan tak berpikir untuk mengambil keduanya dari hidup agha lagi.

Agha juga tak terlalu berharap akan kehadiran papihnya, pria itu 3 tahun terakhir selalu sibuk diluar sana, bahkan tak jarang pula pria itu tak pulang kerumah, waktunya hanya sebulan sekali dan itu bahkan tak sampai seminggu.

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang