Bab 2. Sesudah kejadian

567 83 4
                                    

´You can run away from anything until you open your eyes´



¨Demi apapun gue kesel banget sama cowok itu, GUE MALU ANJING!" Kesal licha dengan teriakan yang menggelegar diakhir kalimatnya.

"Berisik setan!" Umpat delis nampak lengannya terangkat untuk membungkam mulut licha, matanya tergerak menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat banyaknya pasang mata yang melirik kearah mereka, akibat dari teriakan licha.

Masalahnya mereka sedang berada ditaman belakang sekolah, yang cukup ramai juga.

Sedangkan dua temannya yang lain nampak malu dengan kelakuan licha.

"Mmhhh" licha memberontak meminta dilepaskan.

Dengan geli delis segera melepaskan bekapannya dari mulut licha dan betapa menjijikannya saat menatap telapak tangannya nampak mengkilap akibat liur yang berasal dari mulut licha.

"Najis anjir, mesti gue basuh pasir tujuh kali nih" Delis mengusapkan telapak tangannya pada baju milik licha, sedangkan sang empu hanya menatap sinis kearah pelaku.

"Gue bukan anjing sat!"

"Lo berisik banget cha sumpah!" Seru saqe yang sedari tadi hanya diam merunduk malu.

"Gue kesel!" Rengek licha mengigit bahu ratalui, membuat sang empu nampak teriak kesakitan.

"Lepasin cha!" Saqe berusaha menarik licha yang masih mengigit bahu milik ratalui.

"Bener bener kayak anjing nih bocah" Ujar delis menepuk bokong milik licha dengan keras, dan berhasil membuat licha melepaskan gigitannya.

"Sakit!" Racau ratalui dengan mata yang berkaca kaca, ia mengusap usap bekas gigitan licha di bahunya.

"Malu!" Racau licha dengan mata yang berkaca kaca juga, sedetik kemudian ia memeluk erat ratalui dan menangis bersama.

Delista dan saqeena yang menatap keanehan kedua temannya itu hanya mendesah lelah, segera menjauh dari keduanya agar tak semakin malu dengan tingkah kedua bocah kematian itu.

"Misi? Ada yang liat adek gue gak?" Seorang pemuda tampan dengan penampilan yang sangat rapi menghampiri mereka.

"Kak agha?" Tegur saqe melirik kearah pemuda yang menyapa mereka.

"Eh saqeen, gue kira siapa, liat lili gak?" Tanya pemuda yang tadi dipanggil agha oleh saqe.

"Tuh" tunjuk saqe pada kedua orang yang masih berpelukan, cukup jauh dari mereka, namun masih terlihat, bahkan sangat terlihat, karena kedua orang itu berada di tengah tengah taman tersebut.

"Berulah apalagi si lili kali ini?" Tanya agha terlihat lelah.

"Baru aja bikin malu maluin diri sendiri sih kak" Jawab delista ikut menimbrung, seolah sudah kenal lama.

Agha menoleh kearah gadis satu lagi, ia mengenali wajahnya namun tak mengetahui namanya, adiknya sering membawa keempat temannya ke rumah mereka, jadi ia sedikit familiar dengan wajah mereka.

Namun tetap saja yang paling ia kenal itu hanya saqeena, karena teman adiknya sejak kecil.

Agha terkekeh tertekan, tidak ada sehari yang licha lewati untuk membuatnya dalam masalah.

Gadis itu sangat suka sekali membuatnya kerepotan karena tingkahnya, tapi agha tetap menyayangi adik satu satunya itu.

Ya, Aghadipta Putra Wibowo, Kakak laki laki satu satunya yang Licha miliki, hanya memiliki perbedaan satu tahun lebih beberapa bulan dengan licha membuat agha sangat amat menyayangi adik bungsunya itu.

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang