Bab 19. Mencurigakan

223 36 10
                                    

'Never love or never lie?'



"Woy! Mau kemana lo?" Pekik licha saat melihat ratalui tiba tiba meninggalkan mereka begitu saja.

Padahal mereka masih membereskan barang barang yang ada du meja, namun gadis itu sudah pergi begitu saja tak menunggu sama sekali, tumben sekali.

"Mau pulang!" Sahut ratalui yang semakin menjauh.

"Itu bocah kenapa deh tumben banget?" Tanya saqe yang ternyata sudah selesai membereskan barangnya, bahkan tas nya sudah ia bawa di punggung.

"Mencurigakan gak sih?" Jawab licha yang sama bingungnya.

"Susul yuk!" usul delis mengajak kedua temannya, ia sama herannya, tumben sekali ratalui nampak begitu terburu buru.

Mereka hanya takut, ada sesuatu masalah yang menimpa gadis itu, makanya mereka memutuskan untuk menyusul ratalui.

Ketiganya sontak mengejar dengan terburu buru ratalui yang sudah mulai menjauh, agar tak kehilangan jejak.

"Temen temen lo gak tau kan?" Tanya seseorang yang kini berdiri di depan ratalui.

Terlihat ratalui masih berusaha mengatur nafasnya akibat lelah karena sudah berlari terlalu cepat, kemudian ratalui nampak menggeleng pada orang tersebut.

"Yaudah ayo masuk!" Seru seseorang itu kemudian masuk ke dalam mobil berwarna hitam, diikuti dengan patuh oleh ratalui.

"Eh siapa jir itu?" Bisik delis kepo pada kedua temannya.

Ketiganya saat ini sedang mengumpat dibalik dinding untuk mengintip apa yang sedang dilakukan oleh ratalui.

"Jangan jangan si ratal simpenan om om?" Ceplos saqe membuat licha dan delis memberikan tatapan tajam kepadanya.

Saqe hanya memamerkan cengiran polosnya saat mendapatkan tatapan tajam itu.

"Aneh gak sih pakaiannya?" Tanya licha heran.

Mereka telah keluar dari tempat persembunyian saat mobil yang ditumpangi ratalui telah melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

"Kayak maling gak sih?" Tebak saqe asal ceplos.

Ada benarnya juga, tadi yang mereka lihat, seseorang yang membawa ratalui itu mengenakan hoodie hitam dan masker serta kacamata hitam, bahkan topi pun berwarna hitam.

"Tapi, celananya celana SMA!" Seru delis, ia memang suka sekali memperhatikan penampilan seseorang untuk ia hujat.

Pernah waktu itu licha main bersama mereka, dan saat itu licha hanya mengenakan kaus oblong berwarna putih dan hotpans ripped jeans, dan delis malah menghujat nya dengan mengatakan ia malah lebih mirip gembel.

Delis memang selalu se kata kata jika berbicara.

"Iya juga ya! Apa jangan jangan si tuil punya cowok!?" Tebak licha asal, gadis ini memang suka sekali merubah ubah nama orang.

Delis dan saqe sontak menatap licha, lalu menjentikan jarinya.

"Bisa jadi!"

"Belagu banget dia mainnya rahasia rahasiaan dari kita" dengus delis sebal, merasa tak di percaya oleh temannya.

"Harus kita interogasi nih!" Usul licha yang sama tak terimanya dengan yang dilakukan oleh ratalui.

"Bener! Enak aja punya pacar gak ngasih tau!" Seru saqe yang sama merasakan seperti yang dirasakan delis dan licha.

Memang setiap orang memiliki privasi masing masing, tapi bukan kah seorang sahabat wajib membagi cerita mereka satu sama lain?

"Mana bentukan cowoknya kayak maling begitu lagi!" Sinis delis terarah pada ratalui.

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang