Bab 25. Jericho Aneh

182 33 12
                                    

'Sungguh, kau buat ku bertanya tanya'



Semenjak kejadian di mall beberapa hari lalu, licha merasa pertemanannya dengan ratalui makin merenggang, bukan karena bertengkar, namun ratalui yang sekarang tak selalu menghabiskan waktu dengan mereka seperti yang sudah sudah.

Bahkan beberapa kali licha melihat ratalui selalu bersama dengan jericho, dan pemuda itu pun nampaknya tak pernah lagi mengganggunya.

"Li, liat ratalui gak ya?" Tanya teman sekelas licha.

"Ada apa?"

"Dia dicariin sama jericho di depan kelas" Jawab gadis yang bertanya tadi.

Licha mengangkat sebelah alisnya bingung, jericho mencari ratalui?

"Kamar mandi kayaknya" jawab licha terkesan acuh.

"Oke deh, thanks ya li" Selanjutnya gadis itu kemudian beralih pergi kembali menuju luar.

Licha ingin sekali menekan rasa penasarannya, tapi sepertinya tak bisa, dan akhirnya licha dengan pelan melangkah ke luar kelas, tepat teman sekelasnya menemui jericho.

Saat ini kelas licha memang sedang jam kosong, karena gurunya berhalangan hadir, Sementara saqe dan ratalui sedang ke kamar mandi, dan delis sedang menuju alam lelapnya di belakang bangku licha.

"Ngapain lo nyariin temen gue?!" Tanya sinis licha pada jericho yang sedang berbincang pada teman sekelas licha tadi.

Jericho menoleh kearah licha.

"Gue duluan ya jer, li" pamit gadis itu segera pergi dari hadapan jericho dan licha.

"Kepo!" Balas jericho nampak menyebalkan, lalu beralih pergi dari hadapan licha, tak memperdulikan tatapan tajam gadis itu.

Licha yang melihat jericho makin berjalan menjauh pergi darinya nampak memelototi matanya kesal.

"Anak guguk!" Umpat licha kesal.

"Oy! Ngapain lo didepan pintu, kek cicek!" Celetuk ratalui yang baru saja tiba bersama saqe.

"Lo dicariin si jurig!" Balas licha acuh lalu berbalik masuk meninggalkan ratalui dan saqe yang baru sampai.

Melihat itu, ratalui dan saqe sontak saling pandang, menukar pertanyaan yang hanya tersimpan rapih di pikiran mereka.

●●●

"Kak tebak ya, apa bedanya kamu sama buku?" Goda licha pada pemuda di sampingnya yang sedang sibuk mengaduk nasi goreng yang nampak masih terlihat ber asap.

"Aku manusia dan buku itu benda" Jawab pemuda itu dengan jujur.

"Bener sih, tapi salah!" Seru licha dengan lucu.

Pemuda itu terkekeh lalu menatap licha gemas.

"Ya terus? Aku gak tau tuh" Jawab pemuda itu dengan tatapan sedikit meledek.

"Jawabannya, kalau buku itu jendela ilmu, kalau kamu jendela hatiku, eakkk" Jawab licha.

Elmiero yang mendengar itu sontak tertawa merasa gemas dengan jawaban gadis di sampingnya itu.

"Receh banget tai!" Sahut delis yang duduk tepat di depan licha.

Sedari tadi di meja itu memang bukan hanya licha dan elmiero saja, namun ada saqe, delis, gema dan dewa, sedangkan agha sedang memesankan makanan untuk adiknya.

"Kamu udah laper belum? Kalau udah makan punya aku dulu, agha kayaknya masih lama deh" Celetuk elmiero tanpa memperdulikan celetukan dari teman teman licha, lalu menyodorkan nasi gorengnya pada gadis itu.

My ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang