Chapter 62

13 1 0
                                    

Kondisi aisyah semakin parah setelah ia bangun dari tidurnya. Wajah pucat, dan keringat mulai bercucuran membasahi wajahnya. Karena aisyah sedang tidak pakai cadar, membuat gus fathi lebih leluasa mengelap keringat sang istri. Gus fathi semakin khawatir dengan suhu demam aisyah yang tinggi dan bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Ya Allah dek kamu kenapa, jangan tambah bikin mas khawatir"lirihnya yang mengelap wajah aisyah dengan tisu.

"Apa yang harus mas lakukan dek. Oh iya, aku harus telepon umi"ujarnya yang langsung mengambil ponsel di meja dan segera mencari nomor umi hajar.

"Assalamualaikum, kenapa ka?"Tanya umi hajar di ujung sana.

"Waalaikumsalam, umi bisa ke rumah singgah sebentar gak?"Tanyanya yang terdengar sedang risau.

"Ada apa nak, kenapa suara kamu seperti sedang kebingungan"ujarnya.

"Aisyah mi----"ucapnya yang tiba tiba membisu di tempat.

"Aisyah kenapa ka? Coba jelaskan ke umi dulu"ujarnya yang tiba tiba teleponnya di matikan secara sepihak.

Gus fathi yang sedang telepon tiba tiba kaget karena jari tangannya ada yang menggengam. Dia lantas melihat ke samping, yang mana sang istri tengah menatapnya dengan tatapan sayu.

"Adek baik baik saja kan? Ada yang sakit? Kita ke dokter ya. Adek kenapa gak bilang kalau adek sakit, jangan bikin mas khawatir"ujarnya bertubi tubi tanpa jeda.

"Mas----"panggilnya dengan suara lirih.

"Dalem sayang, butuh sesuatu?"Tanyanya yang membalas genggaman tangan aisyah.

"Mas gak perlu khawatir, adek baik baik aja.  Adek cuma sakit demam aja kok mas"ujarnya yang tersenyum paksa.

"Beneran adek gapapa? Kalau sakit kita ke dokter aja dek. Mas khawatir liat wajah kamu yang pucat dan kondisi badan kamu juga lemes"lirihnya yang membicarakan kekhawatirannya.

"Adek gapapa mas, mas tenang ya. Oh iya adek mau minta tolong boleh"Tanyanya.

"Boleh mau apa sayang?"

"Ambilkan adek air minum lagi."

"Oh iya mas lupa, air minumnya sudah habis. Sebentar ya mas ambilkan dulu"ujarnya dan aisyah menganggukan kepalanya lemah.

Gus fathi keluar dari kamar setelah mencium kening aisyah dengan lembut. Aisyah tersenyum tipis menatap lebar punggung sang suami dan bergumam dalam hati"maafin adek ya mas"ucapnya yang tiba tiba menitikan air matanya.

Ketika waktu itu tiba, aisyah harap semoga semuanya akan baik baik saja. Hingga tanpa sadar aisyah menitikan air matanya dengan deras. Aisyah buru buru menghapusnya karena mendengar suara langkah kaki. Gus fathi kembali ke kamar setelah mengambil air minum.

"Ini sayang airnya, mas bantu bangun dulu ya"ujarnya yang membantu aisyah untuk duduk sebentar.

Setelah meneguk setengah gelas air, gus fathi kembali meletakkan aisyah untuk istirahat dan menyelimutinya. Ia mencium kembali kening aisyah, pipi aisyah, dahi aisyah dan tangannya tidak lupa ia cium. Aisyah hanya tersenyum melihat tingkah suaminya.

"Istirahat lagi ya, mas temani di sini"ujarnya dan aisyah mengiyakan.

10 menit kemudian gus fathi mendengar dengkuran halus aisyah, ternyata istrinya sudah tertidur. Ia segera melepaskan genggamanya ketika mendengar suara ketukan pintu kamar. Ia segera berjalan dan membuka pintu, ternyata umi hajar datang bersama kiyai muftar.

"Umi----abi"ujarnya yang mencium tangan mereka dengan takzim.

"Aisyah kenapa ka, umi tanya telponnya malah di matikan"ujarnya yang kesal.

"Gak tau mi, aisyah tadi ngeluh mual terus muntah. Pas tadi kakak telepon kondisi aisyah wajahnya pucat, demamnya tinggi. Kakak panik dan khawatir, untungnya kata aisyah dia cuma demam biasa"ujarnya yang lega mendengar jawaban aisyah tadi.

"Terus sekarang kondisi aisyah gimana? Umi pengen liat kondisinya"ujar umi nyai yang mencoba ingin masuk ke kamar.

"Aisyah lagi istirahat mi, jangan di ganggu dulu ya kasian dia"jawabny dan umi hajar menghembuskan nafas kasarnya mendengar jawaban sang cucu.

"Aisyah beneran cuma demam aja ka?"Tanya kiyai muftar yang sedikit curiga.

"Iya bi, aisyah yang bilang sendiri kok. Tadi kakak coba ajak ke dokter aisyahnya nolak, dia bilang gak usah khawatir aisyah gak kenapa napa"ujarnya yang kembali mempraktekan ucapan aisyah.

"Syukurlah, di jaga istrimu dengan baik ka. Kalau gitu abi sama umi mau pamit dulu, kabari terus kondisi aisyah"ujarnya.

"Iya bi, maaf sudah membuat kalian khawatir"lirihnya.

"Tidak apa apa, yasudah abi sama umi pamit dulu. Assalamualaikum"salamnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah kepergian sang abi dan umi hajar, gus fathi menutup pintu dan berjalan menghampiri aisyah kembali. Ia tidur di samping aisyah sambil memeluknya.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang