CHAPTER 5

245 40 10
                                    

sifat dan karakter tokoh di cerita ini hanya karangan dari author, tidak ada sangkut pautnya dengan sifat asli dari tokoh-tokoh yang author gunakan sebagai media visual

sorry for typo

==================================================

✦✧ SPECIMEN ✧✦

==================================================

lalice menggigiti kukunya dengan gelisah melihat breaking news yang ia tonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lalice menggigiti kukunya dengan gelisah melihat breaking news yang ia tonton. matanya tidak berhenti melihat pintu keluar apartmennya dan menatap jam dinding yang mulai berdenting setiap sepuluh menit. jemarinya sedari tadi tidak sedikitpun berpaling dari ponsel menghubungi jisooya

dirinya sangat khawatir jika saja sooya merupakan salah satu pelaku pencurian di bank central yang saat ini sedang ramai di perbincangkan. lalice melihat kekacauan yang mengerikan, baru kali ini ada berita yang meliput perkelahian yang melibatkan para specimen

kriet

suara pintu terbuka, menampakkan sosok sooya dengan wajah tanpa dosanya memakan apel dengan tangannya menenteng beberapa snack

"soo! kau dari mana?"

lalice segera meloncat dari sofa dan mendekati sooya. tangannya mengecek setiap lekuk tubuh saudaranya khawatir jika terdapat luka

"astaga apa-apaan kau lice? kau ingin menyetubuhiku? ahn.. tolong hentikan.."

dengan menyebalkan sooya mendesah, tentu saja satu pukulan mendarat di bahunya dengan lalice yang mengeluarkan air mata

sooya tentu saja terkejut dan segera melepaskan tentengan yang ia bawa, tangannya segera mengusap kepala lalice untuk menenangkannya

"hei hei.. ada apa?"

"a-aku khawatir.. kasus di bank central, apa kau termasuk di dalamnya?"

sooya mengerutkan keningnya, ah dia ingat hari ini ingin melakukan aksi pencurian tapi ia memilih pergi menuju pasar dan membeli buah-buahan

"ah.. tidak kok, kenapa? jangan khawatir.. apa kau melihat sesuatu yang buruk lice?"

lalice mengangguk mengiyakan, tangannya sdari tadi tidak terlepas dari lengan sooya

"ssstt.. tenanglah, aku baik-baik saja. anyway ada kejadian apa?"

sooya berjalan menuju sofa diikuti lalice yang mengekor tidak ingin kehilangan sosok sooya yang sangat berharga untuk hidupnya

"kau tahu? kasus di bank central ternyata tidak berhenti setelah beberapa spesimen itu kabur. beberapa saat kemudian ada beberapa kelompok lain yang menghabisi satu unit kepolisian saat dirasa keadaan sudah normal"

SPECIMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang