EPISODE SPESIAL: GURU MATEMATIKA

139 111 4
                                    

Jam kosong pembelajaran kelas S. Efnday bersama kelima temanya berunding tentang segala bahan obrolan.

"Guys, memangnya seberapa kuat sih pak L itu?" Tanya Efnday polos.

Semua mata kembali tertuju pada Efnday, Senyuman tipis merekah disetiap orang yang mendengar pertanyaan Efnday.

"Opsional." Jawab Siddharta.

"Mangsud?" Tanya kembali Efnday bingung.

"Hehehe, jangan dengarkan dia. Sid menjawabnya asal." Balas Deiva.

"Hemm." Saut Eissa.

"Hehehe, maaf. Lagi pula benar kan? Opsional, dia sendiri yang bilang "Kalau kalian melihatku layaknya manusia normal aku itu sama seperti kalian tapi jika kalian memandangku sebagai seorang penerima titipan kekuatan maka akulah-" Kau tau sendiri jawabanya kan?" Tanya Siddharta.

"Apa?"

Siddharta terdiam sejenak dan menatap teman temanya. M tak peduli dengan obrolan, dia terus saja menatap layar hp nya bersama Maria yang mengintipnya.

"Dia yang ter-" Penjelasan lanjutan dari Deiva terpotong suara pintu yang terlihat L memasuki ruang kelas.

"Assalamualaikum anak-anak. selamat-sekarang jam berapa ya." Salam L lanjut melirik jam di belakang atas. "Sore ternyata. Baiklah mari kita mulai pembelajaran matematika karena memang itu tugasku sebenarnya disini."

Semua murid kembali ke tempat duduknya masing masing bersiap memulai pembelajaran paling menyebalkan dengan guru yang sama menyebalkannya.

"Baik, buka buku kalian kita lanjutkan dari-" kata L terpotong.

"Pak, apa bapak bisa mengangkat gunung?" Potong Efnday bertanya.

Seisi kelas menatap aneh Efnday.

"Apa sih?" Tanya kesal Maria menegur Efnday.

"Lah, bukannya kalian sendiri yang bilang guru bisa melakukanya."

"Hahaha, Ef-Ef, ada ada saja." Tawa Siddharta.

"Haduh.." aduh Eissa tersenyum kecil.

"Hehehe, kau terlalu polos Ef." Tawa Deiva

"Heh, bodoh." M tersenyum kecil.

Dengung lebah kembali terdengar menyisakan L yang tersenyum lebar akan pertanyaan Efnday.

"Kau ini ada ada saja Ef." Jawab L disusul berhentinya dengung lebah. "Kau pikir aku manusia biru dari keyakinan sebelah. Tentu saja mengangkat gunung adalah hal yang mudah bagiku. Apa lagi menghancurkanya."

Situasi berubah seratus delapan puluh derajat menimbulkan ketegangan dan keheningan mencekam.

"Apa hanya itu saja yang bisa kau lakukan?" Tanya Efnday.

"Heh." kaget Siddharta, Eissa, M, Deiva dan tentu Maria yang bersiap menjitak Efnday.

"Tentu tidak. Jika aku mau, aku bisa saja menghancurkan dunia ini sendirian. Tapi untuk apa? Selain memang sudah jelas itu dosa besar, melakukannya hanya membuktikan aku tak layak mendapatkan kekuatan ini." Jelas L tersenyum. lebar.

"Tapi bisa saja kan kau melakukannya"

Pernyataan Efnday membuat teman temanya terbelalak karena untuk pertama kalinya dalam hidup L seseorang sefrontal itu menyatakan ketakutannya pada sang terkuat.

"Apa kau takut nak?" tanya L masih tersenyum.

"Boleh jujur sih tidak."

Jawaban Efnday membuat teman-temanya menatapnya tak percaya. Tatapan mereka seolah mengatakan "Tukang bohong ni orang."

"Hehaha-haha." L tertawa lebar. "Bagus. Karena memang seharusnya begitu semua orang menatapku. Tanpa takut siapa aku karena memang, aku hanyalah manusia biasa namun aku bisa saja menjadi apa yang mereka atau kau bayangkan. Jika kau takut, maka aku akan jadi ketakutanmu dan jika kau merasa aman, maka aku kan melindungimu."

Jawaban L membuat lega suasana karena memang begitulah guru mereka sebenarnya. Dia memang suka bercanda dengan berlebihan namun dia juga yang menjaga dunia spirituils dengan berlebihan.

"Ouh.. baiklah. Jadi Pak, jika aku membayangkan kau membawa pizza dan hari ini kita tidak belajar matematika gimana pak?" Tanya Efnday membuat teman temanya tersenyum kembali.

"Nah... bisa tuh." Jawab L membuat semua muridnya tersenyum lebar nyaris berteriak.

"Beneran pak?"

"Bisa." Jawab dengan nada yang berubah. "Bisa kah anda berhenti bertanya, kalau tidak aku akan habisi kalian disini HAH!" Marah L muak dengan semua pertanyaan Efnday.

Kelas kembali hening layaknya seorang guru matematika yang sedang mengajar.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author: Syapi.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang