EPISODE 2.1

224 163 13
                                    

Lapangan aula kini kosong menyisakan Efnday dan Apollo yang saling menatap tajam.

Para murid menonton dari pinggir lapangan menantikan apa yang akan terjadi.

Efnday mengambil kuda kuda depan pencak silat.

Sementara itu, L turun dari apungnya namun masih tak menapak tanah.

"Siap... MULAI." Ujar L penuh api.

Dengan secepat cahaya, serangan Apollo sudah tertuju pada Efnday.

***

Beberapa menit sebelumnya.

"Efnday" Efnday memperkenalkan.

"Efnday ya.." ulang Apollo.

Tangan mereka saling menggenggam dengan remasan yang semakin keras.

"Kau pasti anak haram ya?" Tanya Apollo.

"Maaf?" Tanya balik Efnday semakin memanas.

"Iya kan. Soalnya seingatku tak ada nama mu di seluruh nama keluarga pemerintah di negara ini maupun di keempat negara lain"

"Apa?"

Apollo melepaskan salamannya dan mundur beberapa langkah dari Efnday.

"Oh... apa jangan jangan kau cuma anak batu yang dianggap permata." ejek Apollo semakin menjadi.

"Batu?" Tanya Efnday semakin tak nyaman.

"Iya. kau cuma anak haram ditambah batu yang hanya dapat keberuntungan masuk kelas S"

Anak-anak lain mulai mengerumuni Efnday dan Apollo.

Bisik-bisik juga semakin terdengar di sekeliling Efnday.

"Hehe, maaf tapi... keberuntungan itu apa?" Tanya Efnday tertawa kecil.

"Heh..."

Apollo mulai tersulut emosi karena jawaban Efnday dengan tingkahnya yang begitu tenang.

"Kau, kau tak punya spiritual kan?" Tanya Apollo mengencangkan suaranya.

Seluruh orang yang mendengarnya sontak terkejut semakin memperhatikan.

"Aku punya bukti kalau kau tak punya Spiritual, "anak baru". Jems...!" Teriak Apollo memanggil.

"Iya." jawab seseorang dari kerumunan.

Dari arah suara terlihat pria culun berkacamata keluar dari kerumunan, ia lalu mendekati Apollo dan mengeluarkan sebuah benda yang mirip smartphone.

"Jelaskan." Ujar Apollo.

"Iya. Dia tak memiliki kekuatan Spiritual sedikit pun, bisa kalian lihat di layar."

Jems memperlihatkan layar smartphonenya yang menunjukkan tubuh Efnday yang tidak memiliki warna.

Seluruh orang yang melihatnya sontak semakin mempercayai perkataan Apollo.

"Kalau begitu.., kenapa tidak duel saja buat pembuktian kalau dia tak punya Spiritual dan kita lihat siapa yang lebih kuat." Ujar L yang turun dari apungnya.

Seluruh murid seketika terdiam menyisakan bisik bisik.

***

Kembali di saat duel terjadi. 

"Apa ini akan baik baik saja? Dan lagi, kudengar dia tidak memiliki warna spiritual.." ujar Eissa.

"Untuk apa dia akan baik baik saja aku tidak bisa berkata apa-apa namun untuk warna spiritual... tidak mungkin seorang manusia tidak memiliki warna spiritual. Bahkan tanah pun berwarna loh..." jawab Siddhartha serius.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang