EPISODE 6

18 15 3
                                    


Minggu hari di sebuah ruangan gelap disinari beberapa cahaya redup.

Terlihat disana terduduk di kursi yang tertata di depan meja bundar, tiga manusia yang sedang berbincang.

"Aku tidak yakin tapi aku harus melakukannya, karena kami tau waktu yang tepat untuk melancarkan serangannya" kata seorang pria bertubuh besar berotot dengan kulit yang cukup gelap dan rambut panjang.

"Baguslah kalau begitu. Dengan begini semuanya akan berjalan sesuai rencana" jawab seorang pria yang tak tercapai cahaya.

"Memang kapan waktu yang tepat untuk melancarkan serangannya?" Jawab seorang perempuan yang tak tercapai cahaya.

"Senin"

Semua orang yang mendengarnya sontak terkejut begitu pula dengan dua orang sebelumnya.

"Heh-jangan bercanda. bagaimana dengan persiapannya?" senyum sinis pria yang kini tercapai cahaya.

Disana terlihat dengan samar seorang pria berusia tiga puluh tahun dengan rambut rapi dan kumis lebat yang hanya tumbuh di tengah saja.

"Apa kau yakin..? Kuku" tanya perempuan yang masih tak tercapai cahaya.

"Iya. Aku yakin. Karena aku akan melakukannya Senin depan" kata Kuku lugas.

Semuanya kembali hening dan dingin.

"Hahahaha... bagus Kuku. Kau memang sahabatku yang paling berharga. Kukira kau akan melakukannya besok, dasar. Baiklah dengan begini, aku nyatakan bersama kalian berdua. Aku Hit, Ketua kultus Arit" kata Hit berapi.

"Aku Hera, ketua kultus palu" kata Hera tersenyum dibalik kegelapan.

"Dan aku, Kuku. Ketua kultus Paku."

"Dengan ini menyalakan pemantiknya" kata seluruh ketua kultus.

Lalu Senin yang dijanjikan pun akhirnya tiba, sementara itu di Colosseum tempat diadakannya festival.

"Baiklah, dengan begini aku akan jelaskan permainan pertama dan peraturanya" kata pembawa acara.

Seluruh peserta memalingkan pandangannya ke arah layar besar yang berbeda di Colosseum.

Disana terlihat sebuah potongan potongan adegan yang tertutupi oleh kata yang bertuliskan Battle Royale.

"Battle Royale. Permainan ini akan dimainkan oleh seluruh peserta dan dibagi menjadi beberapa server yang diisi oleh seratus peserta perserver" kata pembawa acara.

Seluruh orang memandang takzim penjelasan pembawa acara yang pasti.

"Peraturan dalam permainan ini tak begitu rumit. Karena kalian hanya perlu bertahan untuk menjadi pemenang di setiap server-nya dengan catatan- dilarang membawa senjata dari luar arena. Senjata yang boleh digunakan hanya senjata yang berada di dalam arena yang sudah disiapkan. Jadi, luting lah sebanyak yang kau bisa dan jadilah pemenang."

Layar kini kembali berpindah menunjukan para peserta yang terlihat bersemangat.

"Semoga kita tak ada yang se server ya.." kata Siddharta.

"Aamiin.. jadi kita bisa melanjutkan permainan dan bertemu di sesi yang lebih tinggi ya.." kata Deiva bersemangat.

"Memangnya kita bisa menang?" Tanya Efnday tak begitu yakin.

"Harus menang" kata Siddharta yakin. "Kalau ada yang kalah di sesi pertama ini... dia harus memakai anting kan?"

"Hemm.."

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang