EPISODE SPESIAL: BERKUNJUNG KEABAD PERTENGAHAN

228 158 12
                                    


Sabtu malam di asrama Aadhyaatmik.

Dikamar 696 bersemayamlah Efnday yang masih beradaptasi hidup di dunia absurd menurutnya.

Sejak tadi matanya menatap layar smartphone pemberian L. Hingga tak lama kemudian ketukan pintu membuatnya berdiri berjalan membuka pintu.

'Tok-tok-tok-tok'

"Iya, iya sabar. Siapa disana" kata Efnday membuka pintu.

Pintu kamar terbuka dan terlihat beberapa wajah yang tak asing.

"Hallo Ef.." ucap Siddharta bersama, Eissa, Deiva kecuali M yang tak mengatakan salam.

"Perasaan aku tak open house"

Tak menjawab perkataan Efnday, mereka dengan lantang melangkah masuk seolah kamar mereka sendiri.

"Ah.. akhirnya aku tau bagaimana kondisi kamar asrama yang disediakan sekolah." Kata Siddharta melirik lirik.

Dikamar itu hanya ada sebuah kasur ukuran untuk satu orang juga perabotan lain seperti lemari, meja belajar, tv, ac, dan banyak lagi layaknya sebuah apartemen kecil ketimbang asrama.

Tanpa diperintah, Siddharta dan M lekas mengobrak abrik seisi ruangan hingga membuka lemari dan menemukan keanehan luar biasa.

"Gila, kau tidak membawa sebiji baju pun Ef?"

"Nanti aku beli." jawab Efnday dan mempersilahkan kedua perempuan duduk.

"Wahh jadi begini toh. Aku sudah menduganya sih, banyak teman ku bilang asrama tidak terlalu buruk." kata Deiva.

"iya ya hehe" senyum kecil Eissa.

"Memangnya kalian semua tidak tinggal di asrama ya? aku baru teringat." Tanya Efnday.

"Tidak... aku tinggal di rumah milik keluarga." jawab Deiva.

"Semua orang juga tinggal di rumah orang tuanya Deiva."

"Tidak juga, ibu ayahku berada di Denagari."

"Akupun sama. Rumah asliku berada di Asgart sementara disini aku tinggal dirumah anggota kenegaran Asgart." balas Eissa tersenyum ramah.

"Ouh..." paham Efnday. "kalau kalian berdua?" tanya pada M dan Siddharta.

"Sama kaya Eissa." jawab Siddharta masih mengobrak abrik kamar.

"Kau M."

"Keluarga ku ada di Musalman dan disini aku mendapatkan sebuah rumah kecil dari keluargaku." jawab dingin M. Dia masih melakukan hal yang sama seperti Siddharta.

Percakapan mereka terus berlanjut hingga dua menit berlalu.

"Jadi begitu ya. Maria ternyata orang asli negara ini." kata Efnday.

"Kelihatan lah. Kalau kau sendiri Ef? jarang sekali melihat bentuk wajahmu di dunia ini." tanya Deiva.

"Eumm" Efnday berpikir lucu. "kalian tidak akan tau. Tempatku berasal sangat jauh dan juga terpencil."

"Negaranya saja Ef." saut Eissa.

"Hemm"

Sementara itu di sisi lain, entah apa yang mereka berdua cari. Siddharta mengeluarkan sesuatu dari lemari dan melebarkannya.

"Astaga Efnday yang benar saja." kata Siddharta panik.

Efnday, Eissa dan Deiva lantas memalingkan pandangan ke arah Sidharta yang panik.

"Dari luasnya lemari aku tak menemukan apapun kecuali ini-" kata Siddharta.

"Kancut bolong-bolong dari abad pertengahan dengan bau nya yang sangat khas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kancut bolong-bolong dari abad pertengahan dengan bau nya yang sangat khas." Lanjut M.

"kyaaa!!!" Teriak imut para gadis disusul loncatan Efnday.

Mereka saling tertawa dalam kehangatan awal dari sebuah pertemanan yang entah menyelamatkan atau menghancurkan dunia spirituils.

----------------------------------------------------------------------------------------

BEDAH KARAKTER

Nama: Siddharta Gautama.

Agama: Buddha.

Spiritual: Aura Buddha.

Makanan kesukaan: -

Tinggi: 174 cm.

------------------------------------------------------------------------------------

Hallo semuanya, kembali lagi nih. Btw selamat hari raya idhul fitri bagi yang merayakan ya 🙏🏿(❁'◡'❁)

Author akan kembali lagi menulis cerita utama minggu depan ya. Sampai ketemu minggu depan.

Salam cinta, Sayapi.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Author: Syapi.

Editor: Padut.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang