EPISODE 4.0

143 120 2
                                    

Apollo remaja terbangun dari tidurnya di sebuah kamar kecil kumuh, dia lantas duduk atas kasurnya.

Dia lalu keluar dari kamarnya dengan piyama kuning cerah yang masih tertempel di tubuhnya.

Dia lantas bergegas memasuki ruang kerja manusia yang dia panggil ayah.

"Apollo, mulai lusa depan kamu akan bersekolah di sekolah terbaik di seluruh dunia" kata seorang bapak bapak terduduk di meja kerjanya.

Apollo remaja hanya bisa menerima kabar pengusiran dirinya dari neraka yang sudah didiami sepanjang hidupnya.

"Sayang... kenapa dia harus pergi ke sekolah yang sama dengan anak kita sih..." kata seorang ibu ibu yang berdiri di samping bapak bapak.

"Biarlah. Kita bisa lihat apakah dia bisa jadi yang terbaik atau tidak.." jawab bapak bapak dengan senyuman licik yang lebar.

Dua hari kemudian.

Apollo remaja berdiri mematung di depan mading pemberitahuan pembagian kelas.

Namanya tidak tercantum dalam kelas terbaik di seluruh dunia namun dari sana ia bisa melihat bahwa ia menjadi yang terbaik namun tidak lebih baik dari kelas S.

Lalu setelahnya.

"Apollo Bonaparte. Meskipun kau tidak masuk kedalam kelas yang kami harapkan namun dirimu masih diberi kesempatan menjadi bagian dari keluarga kami" kata bapak bapak terduduk di meja kerjanya.

Apollo menatap tinggi dengan pupil mata karena ia hanya bisa tertunduk oleh alasan yang tidak diketahui mengapa ia harus bersikap demikian.

Setelahnya, disuatu hari setelah pembukaan tahun ajaran baru.

"Kelas S sialan. Akan ku tendang kalian." Kata Apollo.

Apollo remaja berada di depan pintu sekolah yang lebarnya lebih lebar dari sebuah jalan raya.

Di dalam lorong yang cukup sepi Apollo berjalan membuntuti seorang murid berambut putih yang ternyata dia seorang anak kelas S.

Dengan keangkuhannya akan spiritual yang Apollo miliki, ia lalu menepuk pundak murid kelas S itu.

Namun saat mata murid itu berbalik menatap Apollo. Apollo hanya bisa merasakan perbedaan kekuatan spiritual yang sangat jauh.

Dengan mata biru di sebelah kanan dan merah di sebelah kiri, murid kelas S itu menatap rendah Apollo yang mematung.

"Apa maumu?" Tanya murid kelas S.

"A-ah... aku salah orang maaf maaf" jawab Apollo kikuk.

Murid kelas S kembali berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepenuhnya sepi, Apollo menatap murid kelas S itu dengan penuh kebencian dan ambisi yang berapi-api.

"Tunggu saja kau kelas S. Pasti akan kuhajar kalian semua..." kata Apollo.

Kembali pada saat ini.

Apollo tertidur dengan wajah yang penuh lebam dan itu sudah jelas karena duel yang terjadi beberapa hari yang lalu.

***

"Aksi heroik murid sekolah Aadhyaatmik melawan kalangkang masih jadi problematika di masyarakat karena menimbulkan rasa khawatir atas insiden yang terjadi. Karena bukannya Spirituils pro yang mengatasi namun anak sma lah yang mengakhiri. Dimanakah Spirituils pro?" Kata seorang wartawan terdengar dari hp seseorang.

"Sudah hentikan pemberitaan itu. Hayesen." Kata Apollo terduduk di sebuah meja.

"Hem. Ok." Jawab dengan senyuman seorang laki laki berambut hitam setelinga bernama Hayesen.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang