EPISODE 7.0

16 13 1
                                    

Di kegelapan ruangan yang diisi oleh seorang manusia. Manusia itu terduduk di kursi kerjanya dengan keseriusan terpancar di wajahnya.

Tak lama kemudian ditengah lamunan pikiran mengambil keputusan, seseorang mengetuk pintu ruangan.

"Masuk" kata Kuku.

Pintu pun terbuka menampakkan seorang pria tampan dengan rambut pirang panjang menutupi telinga.

Dia lalu membungkuk satu kaki didepan Kuku.

"Ada apa? Azil.." kata Kuku menatap serius.

"Lapor pak. Dengan segala informasi yang didapatkan, saya bisa memastikan bahwa penggerebekan akan dilaksanakan besok sesuai rencana" kata Azil takzim.

"Hem... baiklah kalau begitu"

Kuku lalu berdiri dari duduknya dan sedetik kemudian.

"Dengan ini aku menyatakan, kultus paku akan memulai menyalakan pemantiknya. Oleh karena itu, kita pindahkan semua anggota menuju markas saudara kita" kata Kuku penuh wibawa.

"Baik pak"

Beberapa jam kemudian, Kuku keluar dari ruangannya berjalan menuju aula yang disana sudah diisi banyak sekali manusia.

"Abram" kata Kuku memanggil seseorang.

"Baik pak" saut Abram muncul sekedipan mata.

Dia berjalan di belakang Kuku yang tak berbalik ke arahnya dan terus berjalan.

"Semuanya sudah siap?" Tanya Kuku.

"Beres Pak. Tak ada lagi kendala dan juga Pak Hit menyambutnya dengan suka cita."

"Baguslah. Apa kau siap?"

"Untuk apa pak?"

"Hah.." Kuku tersenyum. "Ini adalah titik terakhir kita sebelum menemui akhir. Kita sebagai pemantik dan itu haruslah berhasil. Kalau tidak, api tak akan pernah berkobar. Jadi apa kau siap?"

Ruangan berubah dan cahaya terlihat menyinari sesuatu dibawah sana. Kuku kini berdiri di sebuah balkon yang di bawahnya menyajikan lautan manusia yang menatapnya.

"Tentu saja siap dan selalu siap pak" jawab Abram dengan senyuman kecil lalu menghilang meninggalkan Kuku.

"Aku percaya padamu" kata Kuku melebarkan senyumnya.

Kuku lalu berbalik ke arah manusia yang menatapnya dengan penuh harapan.

"Sodara sodara.." kata Kuku penuh semangat. Suaranya menggelegar di bawah tanah, dengan pakaian serba hitam, ia kembali menarik nafas. "Kini tibalah kita di titik terakhir sebuah cerita. Namun dengan begini jugalah.. tulisan baru dari paragraf baru akan dimulai. Kuatkan tekad dan jadilah perubah dunia. Tendanglah pantat manusia agamis itu. Paku!!"

"Tertancap...!!" teriak lautan manusia.

Sehari berlalu dan kini di sebuah gurun pasir, L terapung di udara. Dengan kekuatannya, sebuah lubang besar tercipta di atas permukaan pasir yang di dalamnya ada sebuah ruangan.

L lalu turun menuju lubang yang ia buat dan didalamnya hanya ada pilar pilar besar yang menopang tanah di atasnya.

"Kosong" kata L.

***

Jam dua siang setelah semuanya siap kembali bermain. Seluruh penonton sudah tak sabar akan permainan selanjutnya namun sebelum itu, pembawa acara menjelaskan sesuatu.

"Hadirin yang dirahmati tuhan. Setelah begitu banyak pertarungan hebat yang kita saksikan. Tibalah saatnya untuk kita menyaksikan pertarungan berikutnya yang bertema... perburuan kalangkang.." kata pembawa acara berapi-api diakhiri dengan dramatis.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang