EPISODE 3.0.0

200 157 12
                                    

Di sebuah gang kecil dan gelap yang memisahkan dua gedung tinggi.

'shung' Suara benda tajam memotong udara dengan cepat.

Efnday dengan refleksnya yang tinggi menghindar sangat cakap.

Tangan kanan Efnday mulai mengambil ancang-ancang untuk memukul si penyerang yang berada tepat di depannya.

Tangannya dengan cepat tertembak.

'shung'

Namun sama halnya dengan musuh yang dia lawan. Efnday hanya memukul udara kosong dan tidak menemukan orang itu di depannya.

Dengan jubah hitam yang dikenakan disertai dengan senjata arit yang tergenggam di tangannya.

'crat..' suara robekan kulit terdengar dengan merdu.

Efnday berbalik melirik musuhnya yang kini sudah di belakangnya.

Dengan darah yang mulai mengucur, Efnday dengan gagah mulai mengambil kembali kuda kuda depan silat.

"Ayo!" Teriak semangat Efnday.

"Heh" tawa tipis orang berjubah hitam.

Orang berjubah hitam lalu berlari dengan arit yang kini tergenggam di setiap tangannya.

Dengan gairah yang menggebu gebu di dalam hatinya, Efnday kini tersenyum puas.

***

"Ok, sekarang aku akan menjelaskan peraturan perburuan kali ini" jelas L kepada para muridnya.

Dengan mengenakan pakaian putih dan celana panjang berwarna hitam ditambah penutup mata yang ikonik dan juga tongkat yang selalu dia bawa.

Sementara itu para muridnya kini berdiri dengan mengenakan pakaian hitam dan celana yang sama hitamnya namun dengan garis vertikal emas ke bawah yang tergambar dari pundak hingga samping ujung celana.

Deiva yang mengenakan pakaian yang sama namun dengan celana yang dihiasi sedikit rok mini berwarna hitam.

Eissa hanya memakai pakaian hitam yang sepertinya terlalu ketat sehingga mencetak dua bola miliknya dan dia menggendong ransel yang entah apa isinya.

Sementara Maria, dia mengenakan pakaian biarawati yang sangat tidak cocok dengan sifatnya.

"Pertama, kalian tidak diijinkan untuk berburu sendiri sendiri dan jangan sampai terpisah dari tim kalian. Kedua, kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang berisikan dua orang per kelompok." Jelas L tersenyum riang.

"Kelompok? Bukanya kita akan berburu sebagai kelas dan lagi pula kelas itu juga sudah dikatakan sebagai kelompok." Potong M tak setuju.

"Hem... mungkin ini terlalu dini untuk kelas sepuluh tapi kalian itu kelas S dan lagipula kita sudah melakukan perburuan lebih dari tiga kali-"

"Tapi tetap saja. Ini tidak ada di SOP sekolah-" perkataan M terpotong.

"Ok angkat tangan yang ingin melakukan perburuan sebagai tim kelas" kata L mengalihkan pembicaraan.

Semua murid mengangkat tangannya yang menandakan pernyataan itu disepakati. Akan tetapi L tidak demikian.

"Ok semuanya mulai melakukan suit dan buatlah tim" ujar L yang tidak memperdulikan.

"Mulai kumat lagi penyakit butanya.." ujar lemah Deiva memaklumi tingkah L.

"Lah kok bisa, untuk apa dia menawarkan kesepakatan. Apa dia memang buta ya?" Tanya Efnday tak tepat.

SpirituilS 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang