Bab 15- Kau Tampak Lain

12 3 0
                                    

Kendaraan roda empat itu melenggang pergi, Yvonne tak peduli apakah pengemudinya marah ataukah menangis meraung di dalam mobil. Pria di depan Yvonne yang melihat ke arah sama kini menatapnya dalam diam, lalu keduanya terkekeh bersamaan.

"Aktingmu bagus! Sangat meyakinkan!" seru Yvonne menunjuk Lyon.

Lyon menatap Yvonne sembari menggeleng kepala dan tertawa. "Kau juga, apa kita memang terlahir artis?"

"Entahlah," ujar Yvonne menguasai dirinya. "maaf, kau harus terlibat seperti ini."

"Katakan saja kalau butuh bantuanku lagi, sepertinya dia akan menghubungimu lagi."

"Apa kau akan keberatan jika aku meminta bantuanmu lagi?" tanya Yvonne menatap pria jangkung berambut gondrong itu.

"Tidak juga, aku tak keberatan. Bila aku butuh bantuanmu seperti tadi, apakah kau akan membantuku juga?" tanya Lyon balik.

"Deal!" Yvonne mengulurkan tangan.

"Deal!" Lyon menjabat tangan Yvonne. "masuklah, sudah malam."

"Ya, terima kasih tumpangannya!" seru Yvonne melepas jabatan tangannya dan pamit pada Lyon.

Yvonne melangkah masuk ke lobi tempat tinggalnya dan mendengar suara mesin sepeda motor Lyon meraung perlahan pergi meninggalkan pelataran parkir. Yvonne mengingat percakapan antara dirinya tadi dengan Elliot dan mulai bicara sendiri.

"Bagaimana bisa kau akan menghambur ke pelukannya setelah apa yang dilakukannya padamu, huh! Bodoh sekali, kau Yvonne! Jika tak ada Lyon di mana harga dirimu!" Yvonne mengomeli dirinya sendiri sembari naik ke lantai tempat tinggalnya.

Kemudian Yvonne ingat soal perkataan Lyon perihal Elliot yang kemungkinan akan menghubunginya kembali, pun memeriksa ponselnya. Namun, ia dikejutkan dengan petugas keamanan yang memanggilnya sebelum menekan kode sandi pintu rumahnya.

"Ada apa, Pak?" tanya Yvonne terheran-heran.

"Bapak lupa beri tahu kalau ada paket untuk Nona," ujar petugas keamanan itu sembari memberikan sebuah kotak mungil berbentuk kubus pada Yvonne.

Yvonne menerima kotak itu dan mencari nama pengirimnya.  "Nama pengirimnya tak ada, Pak?"

"Tadi orangnya bilang akan telepon Nona sendiri," ujar satpam pria itu.

"Oh, baiklah. Terima kasih sudah diantar, Pak."

Pria paruh baya itu mengangguk dan pamit, sedangkan Yvonne masih bertanya-tanya tentang siapa pengirim paket. Apakah pengirimnya Elliot? Kurasa tidak, dia baru saja bertemu denganku, lalu siapa? Yvonne memasukkan kode sandi dan membuka pintu, tetapi ketika melangkah masuk ia terhenti, memilih berbalik dan menengok dari depan pintu ke bawah, tak menemukan satupun orang yang patut dicurigai. Ia menghela nafas dan mundur, memasukkan kode sandi kembali dan benar-benar masuk rumah kali ini. Yvonne melepas sepatu dan tas di meja makan yang kosong, pergi ke kulkas mengambil sebotol air minum dingin, lalu meneguknya hingga seperempat botol.

Yvonne duduk di kursi meja makan dan memperhatikan paketnya, ingin tahu apa isinya berharap akan tahu siapa nama pengirim paket tersebut dan dalam rangka apa? Sebab ia tak sedang berulang tahun ataupun pantas mendapatkan surprise kecuali pertemuannya kembali dengan Elliot tadi. Yvonne menghela nafas dan bangkit hendak ke kamar, tetapi ponsel yang ada di tas yang diletakkan di dekat kotak kubus itu bergetar satu kali, tanda ada yang mengirim pesan.

Yvonne berbalik dan duduk kembali untuk mengambil ponsel di tas dan memeriksanya. Sebuah pesan datang dari nomor yang tak dikenal, jarinya menekan pesan dan isinya dibaca per kata.

"Apa kau menerima paket dariku?" Yvonne mengucapkan isi pesan.

Yvonne tak membalas isi pesan, ia yakin pemilik nomor ponsel belakang 9191 itulah pengirimnya. Dering pertama sambungan telepon sudah tersambung, Yvonne tak bersuara pada awalnya sampai akhirnya penerima telepon memilih memulai pembicaraan.

Sweven Where stories live. Discover now