Pesawat melakukan transit di pusat kota sebelum akhirnya melakukan take-off lagi untuk melanjutkan penerbangan ke Amerika. Hingga beberapa jam kemudian, Alvan pun berhasil landing di Amerika. Sesampainya di Amerika Alvan masih harus melakukan perjalanan darat, menuju asramanya yang berada di kota New York.
Kota New York adalah kota terpadat di Amerika Serikat. Pusat wilayah metropolitan New York merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia. New York merupakan sebuah kota global terdepan yang memberi pengaruh bersar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, model, riset, penelitian dan dunia hiburan.
Selain tempat markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, kota ini juga merupakan pusat hubungan internasional yang penting.
Di Amerika, Alvan akan melanjutkan pendidikan megisternya di New York University, dengan mengambil jurusan Bussiness Administration. Kampus New York University adalah salah satu kampus terbaik yang ada di Amerika. New York University merupakan salah satu kampus swasta nonsectarian di New York City, Amerika Serikat.
New York University adalah salah satu universitas paling berprestasi di Amerika dan merupakan innovator dalam pendidikan, dengan jumlah mahasiswa mencapai 50.917 orang, yang terbagi dalam dua kategori, yaitu Sarjana dan Magister. Kampus New York University terletak di Greenwich Village Manhatta dan pusat kota Brooklyn. Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan, Alvan pun sampai di asrama.
"Excuse, me?" kata Alvan, sesaat setelah mendapati seseorang yang berdiri di depan pintu kamar asrama yang akan ia tempati. Orang menoleh ke arahnya dengan tersenyum ramah.
"I'm a new resident here," kata Alvan.
"Oh, came on. Let me help you carry luggage in," kata orang itu, hendak membawakan barang bawaan Alvan masuk.
"No, this will bother you," jawab Alvan.
"That, Okay," kata orang itu, seraya meraih barang bawaan Alvan.
"What your name?" tanya orang itu, seraya berjalan masuk ke kamar asrama.
"I'm Alvan, and you?" kata Alvan balik bertanya.
"I'm Andrew," jawabnya
"Where do you come from?" tanya Andrew.
"I'm from Indonesian, and you?" kata Alvan balik bertanya.
"Kamu orang Indonesia?" tanya Andrew, dengan menggunakan bahasa yang biasa Alvan gunakan sehari-hari, bedanya Andrew menggunakan kosa kata yang baku.
"Lho? Kamu bisa Bahasa Indonesia?" tanya Alvan.
"Iya. Ibu saya orang Indonesia asli, kalau Ayah saya orang Amerika asli. Waktu kecil saya pernah tinggal di Indonesia," jelas Andrew.
"Jadi karena itu kamu lancar Bahasa Indonesia?" tanya Alvan.
Sejenak Andrew menganggukkan kepalanya. "Saya lahir sebagai anak Indonesia. Pernah merasakan dua belas tahun tinggal di Indonesia. Karena pekerjaan Ayah saya, jadi saya kembali lagi ke Amerika," jelas Andrew lagi.
Sejenak Alvan menghela nafasnya lega. "Jujur, seneng sih, bisa bertemu dengan orang Indonesia disini," jawab Alvan.
"Itu dulu, kalau sekarang saya sudah resmi menjadi warga Negara Amerika," jawab Andrew.
"Tidak ada niat untuk kembali tinggal di Indonesia?" tanya Alvan.
"Untuk sekarang lebih nyaman tinggal disini," jawab Andrew, seraya tersenyum.
"Dulu Ibumu asal kota mana?" tanya Alvan.
"Bandung, kalau kamu?" kata Andrew balik bertanya.
"Kalau saya dari Lampung," jawab Alvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEDUNG BERDASI
Short StoryAlvan Gildan Devar, pemuda tampan, cerdas, dan juga anak dari seorang pengusaha kaya raya. Hidup Alvan nyaris sempurna. Apapun yang ia inginkan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Hanya saja, kehidupannya berubah, saat ia melakukan suatu hal y...