Chapter 64

20 2 0
                                    

Hari hari berlalu keadaan aisyah sudah membaik. Hingga tiba kini saatnya acara wisuda santriawan dan santriawati di laksanakan. Panggung sudah di hias sedemikian rupa, tenda sudah di pasang di halaman pesantren yang cukup luas, dan sudah ramai orang yang berdatangan.

Aisyah tengah bersiap siap untuk acara wisuda, dan ia memakai abaya hitam dengan motif beberapa bunga di bagian beberapa bajunya. Aisyah memakai baju pemberian dari sang suami yang beberapa hari ia beli.

Ceklek

Pintu kamar di buka dan gus fathi menghampiri aisyah yang tengah memoles wajahnya dengan sedikit make up. Gus fathi memeluk aisyah dari belakang, dan aisyah kaget melihat suaminya sudah ada di belakang.

"Mas bikin kaget ih"kesalnya yang menatap mata hitam legam milik sang suami dari balik cermin.

"Maasyallah, istri mas cantik sekali"pujinya yang melihat aisyah dari pantulan cermin dan mata itu saling bertemu.

Aisyah tersenyum dan wajahnya bersemu merah mendengar pujian sang suami, hingga ia mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Gus fathi memutar badan aisyah ke depan hingga mereka berhadapan, mereka dalam keadaan yang sangat intim yang mana jarak mereka cukup terlihat dekat. Gus fathi mengusap pipi aisyah yang kemerah merahan dan mengecupnya lembut.

"Jangan pernah mengalihkan wajah kamu dari mas, mas suka wajah kamu yang bersemu merah seperti ini"ujarnya yang masih mengelus pipi aisyah.

"Adek malu mas"katanya yang memeluk gus fathi dan menyembunyikan wajahnya ke dada bidang sang suami.

"Kenapa harus malu, sama suami sendiri loh ini"jawabnya yang terkekeh dan mengusap pucuk kepala aisyah dengan lembut. Aisyah tidak menjawab dan masih menyembunyikan wajahnya.

"Sekarang pakai cadarnya, kita keluar karena sebentar lagi acara akan di mulai"titahnya dan aisyah buru buru pergi mengambil cadarnya di lemari tanpa menjawab perkataan sang suami. Gus fathi terkekeh melihat tingkah konyol aisyah, dan memilih keluar kamar dan menunggunya aisyah di sana.

Beberapa menit kemudian, aisyah keluar kamar dan mereka bergandengan tangan keluar dari rumah singgah untuk pergi ke lapangan pesantren.

Sudah ramai orang yang berdatangan dan acaranya sungguh mengesankan, karena tibalah acara wisuda para santri di sana. Jantung aisyah seketika berdegup kencang karena sebentar lagi ia akan lulus, ntah dengan nilai yang baik atau sebaliknya. Tidak terasa aisyah sudah lama berada di pesantren ini.

Gus fathi membawa aisyah ke teman temannya, dan berpamitan karena sebentar lagi acara inti akan di mulai.
Aisyah bertegur sapa dengan sahabat sahabatnya. Di sana ada sella, masny, dan fara. Mereka saling memberikan semangat terutama kepada aisyah. Aisyah duduk di samping masny dan acara inti pun di mulai. Sambutan pertama di sampaikan pemilik pesantren, yaitu kiyai muftar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah dengan mengucap rasa syukur kita kepada Allah hingga kita bisa di pertemukan di acara wisuda santriawan dan santriwati sekarang. Dengan beribu ribu kami haturkan shalawat kepada sang baginda kita nabi Muhammad Sallahualaihi Wassalam."

"Saya ucapkan terima kasih kepada santriawan, dan santriawati yang selama ini sudah giat dalam belajar. Hingga tidak terasa kita ada pada acara kelulusan tahun ini. Baik hanya itu ucapan yang ingin saya sampaikan, selanjutnya kita akan langsung pada nilai terbaik santriawan dan santriawati pada tahun ini. Kepada gus fathi saya persilahkan untuk mengumumkannya"ujar kiyai muftar yang mempersilahkan Gus Fathi untuk mengumumkan nilai tahun ini.

Gus fathi maju ke depan dan menatap sang istri di bawah sana. Mata mereka saling bertemu dan gus fathi tersenyum sebentar, setelah itu ia memulai pembukaannya.

"Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya ucapkan terima atas kesempatannya kepada saya untuk hari ini. Alhamdulillah kita mulai saja acara pada hari ini."

"Untuk santriwati terbaik ketiga di berikan kepada Fara Nazifah Aulia, kepada saudari Fara harap maju ke depan."

Semua bertepuk tangan dan sahabat aisyah mengucapkan selamat untuk fara dan memeluknya. Setelah itu ia maju ke atas panggung, dan gus fathi kembali memulai pembicaraannya untuk terbaik kedua.

"Untuk santriawati terbaik kedua di berikan kepada Masny Maheera Az Zahrq, Kepada saudari Masny harap untuk maju ke depan."

Suara tepuk tangan kembali memberikan selamat untuk Masny. Dan aisyah memeluk sahabatnya dan mengucapkan selamat, begitupun sebaliknya dengan sella. Masny maju ke depan bergabung dengan fara di atas.

Seketika mereka terdiam ketika gus fathi tidak mengeluarkan suaranya. Dan mereka yang ada di sana, berdegup kencang tidak sabar mendengar hasil nilai untuk santri terbaik pertama tahun ini. Begitu pun dengan aisyah, aisyah meremas jarinya dan ia takut untuk hasil akhirnya.

Gus fathi kembali menatap sang istri dan tersenyum. Aisyah menyeritkan dahi bingung, sang suami malah tersenyum di keadaan  sekarang. Hingga tiba gus fathi memulai suaranya kembali.

"Untuk terbaik pertama santriawati tahun ini, di berikan kepada Aisyah Hana Salsabila."

Deg

Aisyah membeku di tempat mendengar ucapan sang suami, hingga tepukan dan suara suaminya membuat ia sadar.

"Untuk istri saya tercinta, silahkan maju ke depan. Saya ucapkan juga selamat untuk santri ketiga dan kedua terbaik tahun ini, dan selamat untuk istri saya tercinta, karena cita citamu berhasil menjadi jadi santri terbaik tahun ini."

Suara tepuk tangan begitu ramai ketika mendengar ucapan gus fathi, wajah aisyah bersemu merah di balik cadarnya, dan mulai berjalan ke depan dan ketiga sahabat itu berpelukan. Hingga tiba saatnya pemberian sertifikat dan hadiah yang akan di berikan oleh Kiyai Muftar.

Acara demi acara mereka lewati. Aisyah dan sahabat sahabatnya sudah berpoto berbagai gaya dan orang tua aisyah menatap bangga kepada putri mereka, karena sudah berhasil. Sang bunda memeluknya dengan hangat, dan mengucapkan selamat, begitupun dengan sang ayah dan sang abang. Gus fathi menghampiri orang tua aisyah dan mencium tangannya dengan takzim, hingga mereka mengobrol di tempat itu.

Ketika mereka sedang mengobrol tiba tiba-----

Bruk

"Aisyah"pekik sang bunda.

"Aisyah kamu kenapa nak?"Tanya sang bunda yang ikut duduk di bawah menopang badan aisyah ketika jatuh.

"Sayang kamu kenapa"khawatir gus fathi yang mengantikan aisyah dari tangan sang bunda dan membawanya ke dalam pelukan.

"Sayang bangun, jangan buat kita khawatir"ujarnya yang menepuk pelan pipi aisyah untuk membangunkan, tapi hasilnya nihil.

"Hiks---Hiks Aisyah"tangis sang bunda yang memeluk sang suami.

"Kita langsung ke rumah sakit sekarang"titah sang abang yang ikut khawatir, dan mereka menganggukan kepala dan buru buru membawa aisyah masuk ke dalam mobil yang tidak jauh dari parkiran.

Aisyah tiba tiba jatuh pingsan dan mereka segera membawa aisyah ke rumah sakit. Pikiran gus fathi sudah berkecamuk, melihat keadaan aisyah. Hingga ia tidak bisa pokus untuk menyetir dan di gantikan abang aisyah yang menyetirnya.

Mereka semua khawatir dan segera pergi ke rumah sakit. Bunda aisyah sudah menangis sedari tadi dan tengah di tenangkan sang suami. Gus fathi mengenggam erat tangan sang istri, dan menatap wajah cantik istrinya yang pucat dengan rasa khawatir yang mengebu gebu.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang