Pagi hari di rumah Ipang. Di ruang makan terlihat Bunda Ipang sudah selesai menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk Ipang. Tak lama kemudian Ipang pun datang dan melihat banyak makanan di atas meja.
"Wah banyak banget, Bun," ucap Ipang lalu duduk di kursi.
"Khusus untuk anak bunda tersayang," jawab Bunda Ipang sambil membawa keranjang berisi baju milik orang lain yang sudah di cuci dan di setrika. "Ipang, Bunda berangkat kerja dulu ya. Oh iya, jangan lupa bawa bekal yang sudah Bunda siapkan,"
"Gak usah, Bun. Nanti Ipang beli makanan di sekolah," tolak Ipang untuk membawa bekal yang dibuatkan Bunda-nya.
"Ipang, kamu kan ikut kelas khusus dan itu diadakan sampai tengah malam. Jadi kamu bawa ya. Dan juga Bunda nggak suka jika kamu makan manis-manis di sekolah," ucap Bunda Ipang yang ingat dengan kebiasaan anaknya. "Ya sudah, Bunda berangkat,"
Ipang langsung salim dan Bundanya tersenyum sambil mengelus rambut Ipang lalu berjalan pergi.
Di dalam hatinya Ipang ingin memberitahu bundanya bahwa ia ingin berhenti sekolah dan juga tidak mengikuti kelas khusus. Tetapi melihat bundanya begitu perhatian padanya, ia hanya merahasiakannya.
*****
"Apakah ada anak murid kalian yang mau bergabung dengan kelas khusus?" tanya Eddy kepada rekan sesama guru di dalam ruang guru.
"Tidak ada!" jawab semua guru sambil mengangkat tangan membentuk huruf X kecuali Erina yang hanya diam.
"Di kelasmu bagaimana?" tanya Flora yang menyadari Erina hanya diam.
"Gak ada," jawab Erina tersenyum dengan lesu.
Kemudian para guru mulai berdiskusi untuk merayakan perayaan jika Karel gagal dan keluar dari SMU Bimasakti.
*****
Di dalam kelas khusus ada Karel yang sedang menata cat-cat, wallpaper serta kuas. Sebelum melakukan pekerjaannya untuk merapikan kelas khusus Karel mengambil dompetnya di kantong dan melihat foto keluarga kecilnya yang bahagia sebelum ia bercerai dengan mantan istrinya. Karel dan mantan istrinya bercerai karena perbedaan prinsip dalam hidup mereka masing-masing. Melihat kelas khusus ini Karel teringat dengan masa lalunya yang suram sebelum menjadi seorang pengacara dan menjadi seorang ayah beberapa puluh tahun yang lalu.
"Aku harus merubah anak-anak di sini sebelum terlambat." gumam Karel lalu menaruh dompetnya di tas lalu ia mengambil apron dan memakainya.
Karel mengecat ruangan kelas khusus dengan warna cerah ia memilih warna biru muda karena ia teringat dengan anak balitanya yang ceria tidak lupa pria itu memasang wallpaper warna pelangi sebagai hiasan kelas.
Di koridor sekolah ada Erina yang sedang berjalan menuju ke arah kelas khusus di lantai empat. Karena tidak ada jadwal mengajar dan gabut di ruang guru, Erina memutuskan untuk menemui Karel di kelas khusus. Di sana Karel sedang fokus memasang wallpaper dinding di ruang kelas khusus.
"Apa Ipang masuk sekolah?" tanya Karel sambil menempelkan wallpaper dinding dengan dibantu kuas roll panjang.
"Tidak tahu," jawab Erina sambil melihat-lihat dinding yang dicat dan dipasang wallpaper oleh Karel.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Karel dengan maksud menanyakan dinding yang ia cat dan wallpaper pelangi yang ia pasang.
"Hmmm... Bagus sih. Kenapa kamu mengecatnya padahal belum ada yang bergabung ke kelas khusus?" tanya Erina heran.
"Daripada mengganggu mereka belajar nantinya. Jadi ya dicat aja sekarang," ucap Karel masih optimis jika nanti ada yang bergabung.
"Kamu yakin banget masih ada yang mau bergabung," ucap Erina pesimis dan tidak yakin Karel bakal berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Targets
RandomDenis, Ipang, Cecil, Dara dan Niko adalah lima orang yang berjuang mencapai target di sekolah terutama dalam hal akademis dan setelah lulus mereka harus berjuang dengan target pribadi mereka masing-masing