Chapter 9

45 8 2
                                    

"Hey!! Apa-apaan kamu ini memecat kami semua?!" protes Eddy.

Darto menghampiri Karel dan mengambil kertas di meja di dekat Karel.

"Lihat! Lihat! Kamu bahkan belum melihat semuanya, 'kan? Hah!" Darto menunjukkan kertas-kertas yang dia dan rekannya kerjakan dengan emosi.

"Saya sudah tahu dari kalimat pertama. SMU Bimasakti akan terlahir kembali dengan sistem baru. Bagi guru yang setuju dengan sistem baru, saya akan kasih kesempatan untuk tetap mengajar di sini," ucap Karel dengan tenangnya ditengah-tengah protes para guru yang emosi

"Semuanya berseru lawan Pak Karel. Kita semua mau anda pergi!" ucap Eddy mengajak.

"Pergi! Pergi! Pergi!"

Deasy yang berada di dalam ruangan langsung keluar karena tidak tahan dengan situasi tersebut. Sedangkan Karel diam saja membiarkan itu.

*****

"Hey! Hey! Pak Karel?" panggil Erina sambil mengejar Karel yang akan menaiki tangga.

Karel berhenti lalu menghadap Erina. "Ada apa?"

"Apa kamu nggak terlalu keterlaluan memecat semua guru?" tanya Erina.

"Keterlaluan? Tidak. Saya dengar sebelum tes ada yang bilang tes saya buat terlalu digampangkan dan juga tulisan mereka gak ada sangkut pautnya dengan masa depan sekolah," jawab Karel menjelaskan.

"Terus, apa saya yang termasuk dipecat olehmu?"

"Polos banget sih Bu Erina ini. Ya nggak lah, soalnya kamu itu wali kelas khusus."

"Wah! Terima kasih banyak loh. Tapi apa ini nggak adil ya?"

"Terserah kamu menganggapnya bagaimana."

Karel lalu menaiki tangga menuju ke lantai 4 meninggalkan Erina yang diam memperhatikannya masuk ke dalam gedung.

*****

"Apa lo nggak keterlaluan, Rel? Memecat hampir semua guru hanya dengan karangan yang mereka buat dalam tes yang lo buat," tanya Chelsea pada Karel saat mereka lagi santai di ruang istirahat murid kelas khusus yang rangkap menjadi ruang guru kelas khusus.

"Ya mau gimana lagi, Chel. Lagian gue dari hari pertama di sini, gue perhatiin para murid di sini nggak merhatiin mereka. Dan mereka juga cuek aja saat muridnya sibuk sendiri," jawab Karel sambil mengaduk kopi.

"Bagaimana dengan guru Bahasa Inggris? Lo mau Erina yang ngajar atau orang lain yang ngajar?"

"Gue nggak sreg dengan cara ngajarnya si Erina. Mungkin dia harus perlu dievaluasi lebih lanjut atau nggak dia harus diganti sama guru lain gitu, dan gue tahu orang yang tepat buat gantiin Erina."

"Kalo si Willy yang lo panggil buat gantiin Erina, gue nggak setuju. Dan gue akan pergi dari sini."

"Kenapa, Chel? Apa karena si Willy itu mantan suami lo?"

Chelsea hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Karel dan ia memilih pergi keluar ruangan meninggalkan Karel.

*****

Saat malam hari di dalam kelas khusus, Karel sedang memasang handycam di belakang kelas yang rencananya akan merekam Erina saat mengajar di hari pelatihan untuk bahan evaluasi.

"Saya berencana membuat dokumentasi saja saat anak-anak belajar Bahasa Inggris malam ini, dari kamu 'kan Erina?" ucap Karel sambil membenarkan posisi handycam

"Iya," jawab Erina lalu berjalan menuju meja. "Ini hari terakhir pelatihan. Harusnya bisa istirahat dan memulainya lagi esok," gumam Erina sambil menaruh buku, berkas dan kotak berisi kapur yang masih baru ke atas meja.

The TargetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang