Chapter 11

33 5 2
                                    

Saat Eddy akan menekan tombol enter, secara tidak terduga pintu ruang rapat terbuka dari luar. Masuk Deasy beserta Cynthia ke dalam ruangan.

"Berhenti!!!" teriak Deasy setelah memasuki ruangan.

"Pak Eddy, jangan tekan!" perintah Cynthia.

"Sepertinya kepala sekolah sudah tahu," ucap Karel sambil menatap Deasy

"Sekarang saya minta kalian lepas ikat kepala itu dan dengarkan Pak Karel!" perintah Deasy pada para guru.

Semua guru pun menurut dan melepas ikat kepala mereka dan duduk di kursi masing-masing.

"Di sini ada bukti yang akan membuat kalian tercengang."

Karel menunjukkan flashdisk dan mencoloknya ke sisi komputer dan di proyektor muncul file yang dilihatnya semalam.

"Seperti yang saya bilang bahwa Andromeda Land mempunyai rencana terhadap SMU Bimasakti. Mungkin sebagian anda semua pernah mendengar bahwa perusahaan tersebut membeli perusahaan Milkyway Group yang membentuk sekolah ini. Dan itu memang betul." Karel menjeda ucapannya sambil mengganti tayangan slide. "Andromeda Land juga melakukan penilaian diam-diam pada sekolah ini. Mereka melakukan penilaian pada beberapa aspek seperti nilai rata-rata murid, nilai rata-rata kelulusan dan juga situasi di sekolah." Karel kembali menjeda sambil mengganti tayangan slide. "Tapi sepertinya semua penilaian mereka terhadap SMU Bimasakti begitu buruk. Jika kalian tadi mengirim petisi ke dinas untuk saya keluar maka SMU Bimasakti akan dalam masalah besar dan kalian malu karena masalah internal sekolah ini akan diekspose media massa. Sekarang kalian ingin membuat masalah menjadi lebih besar atau ikut saya dalam merubah sekolah ini supaya nama baik sekolah bisa harum kembali seperti puluhan tahun yang lalu??" tanya Karel seraya menatap para guru yang diam mendengarkannya berbicara.

*****

Di dalam kelas khusus, Chelsea sedang mengajar seperti biasanya memberi metode versinya. Kemudian ia membagikan lembaran kertas kosong yang membuat Ipang dan yang lainnya bingung.

"Bu, kok ini kosong?" tanya Denis mewakili kebingungan teman-temannya.

"Sekarang kita akan belajar membuat soal kita sendiri," jawab Chelsea.

"Membuat soal?"

"Iya, kalian tulis sebuah soal di kertas, nanti jika selesai ke teman kalian untuk kerjakan. Sekarang kalian tulis, Ibu kasih waktu 22 menit." tangan Chelsea sudah menggenggam stopwatch. "Siap? Mulai!"

Beberapa menit berlalu, mereka berlima bingung membuat sebuah soal. Seperti Dara yang hanya diam melamun memikirkan soal seperti apa yang akan ia buat.

"Jangan kebanyakan bengong, waktu terus berjalan. Buatlah soal yang gampang bagimu dan temanmu saat mengerjakan," ucap Chelsea lembut pada Dara lalu ia berjalan menuju Cecil yang sedari tadi menunduk. "Ini pulpenmu, tuliskan sesuatu," ucap Chelsea sambil memberikan pulpen ke Cecil yang mendongakkan kepala saat ia menghampiri.

Saat yang lain kesusahan untuk membuat soal seperti apa, Dara malah memikirkan definisi dari kata soal sebelum membuat soal versinya.

"Soal dibuat untuk orang lain. Lalu orang lain itu juga melakukan hal yang sama. Soal bukan untuk dibuat untuk seseorang yang tak bisa memecahkannya," batin Dara.

Setelah itu Dara mulai menuliskan pertanyaan yang sudah ia pikirkan matang-matang yang tidak sulit di lembar kertas.

22 menit berlalu....

"Waktu habis sekarang tukar kertas kalian dengan teman kalian," perintah Chelsea.

Cecil mendapat soal Ipang.
Niko mendapat soal Cecil.
Denis mendapat soal Niko.
Dara mendapat soal Denis.
Ipang mendapat soal Dara.

The TargetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang