Erina memutuskan melihat cara Willy mengajar anak-anak muridnya. Sesampainya di kelas, ia mengintip dari lubang kecil di jendela yang tertutup dan melihat Willy mengajari anak-anak muridnya cara menari sambil bernyanyi lagu Bahasa Inggris.
"Willy tahu bagaimana mengajar Bahasa Inggris versi dia," ucap Karel berdiri di belakang Erina.
Erina menoleh lalu berbalik badan menghadap Karel. "Ini konyol. Bagaimana caranya dia meningkatkan nilai anak-anak dengan begitu?"
"Dia bisa melakukannya. Tunggu dan lihatlah hasilnya," jawab Karel.
Erina lalu mendorong Karel agar menjauh dari kelas khusus supaya Willy dan murid kelas khusus tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Kamu bilang tunggu dan lihat hasilnya? Saya juga bisa meningkatkan nilai mereka juga," ucap Erina.
"Kamu tidak bisa."
"Saya Bisa."
Tiba-tiba terdengar tawa dari Dara dan yang lainnya dari dalam kelas yang begitu menikmati pelajaran dari Willy.
"Kamu dengar tawa mereka? Anak-anak bersenang-senang dan menikmatinya. Tapi jika kamu yang mengajar? Apa anak-anak seperti sekarang?" tanya Karel.
"Dalam hal apapun yang mengajar semacam ini tidak dapat diterima oleh akal sehat. Saya tidak bisa membiarkan orang seperti itu bertanggung jawab atas anak-anak didik saya," jawab Erina.
"Terus siapa yang pantas?"
"Siapa pun orang yang menggunakan metode mengajar yang tepat untuk pendidikan."
"Jadi cara mengajar kamu tepat?"
"Kamu salah besar Erina, anak-anak akan cepat bosan dan mengantuk. Karena metode mengajarmu itu terlalu old-school alias kampungan. Cara mengajarmu nggak cocok dengan anak-anak di zaman modern ini yang tidak terpaku dengan tulisan di buku saja tetapi mereka harus mengeksplorasi apa yang mereka suka seperti musik, tarian, gambar dan lain-lain."
"Cukup!"
Tiba-tiba saja Ipang keluar kelas berteriak dan menyaksikan perdebatan Karel dan Erina.
Tak lama kemudian Willy keluar kelas diikuti Denis dan yang lainnya. Mereka semua melihat dari pintu.
"Bu Erina nggak pernah setuju. Kenapa lo bohong?" tanya Ipang emosi seraya menatap tajam Karel.
Erina berjalan menghampiri Ipang. "Ini bukan seperti yang kamu kira. Masuk ke kelas. Kamu masih ada jam pelajaran." Erina mendorong Ipang untuk menyuruhnya masuk ke dalam kelas, namun Ipang menolaknya.
"Dia sudah meremehkanmu sama menghina harga dirimu Bu Erina!" Ipang menunjuk Karel.
"Ipang, jam pelajaran belum selesai," ucap Karel dengan tenang.
"Jawab gue. Kenapa lo bohong? Kenapa lo menggantikannya?" tanya Ipang emosi.
"Karena guru yang kalian butuhkan itu Pak Willy," jawab Karel.
"Kenapa lo mengeluarkan guru seperti Bu Erina yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik? Dia rela meninggalkan mengajar di kelas biasa cuma untuk kami berlima?" tanya Ipang yang tidak terima Erina digantikan Willy.
"Dia melakukan yang terbaik hingga kalian tertidur saat dia mengajar? Kamu belajar darinya sehingga nilaimu baik? Jangan bodohi dirimu sendiri," jawab Karel yang sukses membuat Ipang terdiam.
"Kami berlima nggak mau belajar kalau bukan Bu Erina yang mengajar," ucap Ipang lalu berjalan pergi
"Ipang!" teriak Karel.
"Apa yang kalian tunggu di sini?" tanya Ipang pada teman-temannya yang hanya diam.
Ipang lalu berjalan pergi meninggalkan kelas diikuti keempat temannya menuju suatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Targets
RandomDenis, Ipang, Cecil, Dara dan Niko adalah lima orang yang berjuang mencapai target di sekolah terutama dalam hal akademis dan setelah lulus mereka harus berjuang dengan target pribadi mereka masing-masing