Chapter 18

23 1 0
                                    

Setelah selesai UTS hari terakhir, Denis dan kawan-kawan minum dan makan bersama di sebuah angkringan. Dan tentunya mereka patungan untuk hal ini kalau satu orang yang mentraktir ujung-ujungnya mencuci piring.

"Akhirnya UTS selesai juga tinggal tiga agenda kita," ucap Denis senang dan lega.

"Iya ya. Nanti raport tengah semester," sahut Cecil.

"Pasti hasil kita semua bagus kok guys," ucap Dara tersenyum.

Sekarang ini mereka berlima hanya tinggal menunggu hasil ujian mereka di raport sementara tengah semester.

"Ya udah sekarang kita lanjut makan," ucap Cecil senang.

Namun saat akan makan makanan di meja, Ipang secara tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Guys, gue cabut duluan ya. Gue ada orderan," ucap Ipang lalu berjalan pergi.

"Oh ya udah hati-hati, Pang," ucap Niko mengerti.

*****

Sepulang dari acara makan bersama, Denis bersama Dara berjalan berduaan menuju taman. Walaupun tidak mendapatkan 100, Denis tetap menagih hadiah pada Dara.

Setibanya mereka di taman Denis mengajak Dara ke sebuah bangku. Suasana taman cukup ramai karena banyak yang memilih refreshing sehabis sekolah atau bekerja.

"Lo sedang memberikan hadiah spesial lo ke gue sekarang," ucap Denis tersenyum.

"Hadiah spesial apa ya, Den?" tanya Dara bingung.

"Simple aja sih, lo duduk sebelah gue. Itu doang hadiah spesialnya," jawab Denis. "Ayo duduk di sini selama 1 jam."

Dara dan Denis lalu duduk bersama di bangku. Kemudian Dara melihat-lihat suasana taman, lalu perhatiannya tertuju pada seorang anak kecil penjual bunga.

"Mmmm... Denis?" panggil Dara.

Denis yang sedang melihat-lihat suasana taman menoleh ke Dara. "Iya, Ra, Ada apa?"

"Bisa nggak lo belikan gue setangkai bunga ke anak kecil itu?" pinta Dara sambil menunjuk anak kecil penjual bunga.

Denis mengikuti arah yang ditunjuk Dara. "Oh itu, tentu. Tunggu ya."

Denis beranjak dari duduknya lalu berjalan pergi untuk membeli setangkai bunga permintaan Dara.

Tak lama kemudian Denis sudah kembali dengan membawa setangkai bunga tulip biru. "Ini, Ra, untuk gadis secantik dan semanis lo." Denis memberikan bunga pada Dara.

"Makasih loh, Denis," ucap Dara tersenyum manis lalu mencium bunga tulip pemberian Denis.

Denis mengangguk dan tersenyum kemudian ia duduk kembali di samping Dara.

*****

Malam hari...

Deasy dan Erina berniat menjenguk Papa Deasy di rumah sakit. Tapi saat akan berangkat mereka bertemu Karel yang akhirnya Karel ikut bersama mereka ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit dan memasuki ruang rawat inap, tempat dimana Papa Deasy di rawat. Papa Deasy yang mempunyai masalah penglihatan dan juga riwayat dementia salah mengenali Karel sebagai Dr. Fabian.

"Dr. Fabian?" panggil Papa Deasy lemah.

"I-iya saya Dr. Fabian," balas Karel kemudian salim dengan Papa Deasy.

Deasy dan Erina yang berada di dalam ruangan terkejut dengan Karel yang berpura-pura menjadi Dr. Fabian.

Setelah selesai menjenguk mereka bertiga keluar karena ingin Papa Deasy untuk beristirahat.

The TargetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang