• ⟡ 「 𝟏𝟑 - 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐮 [𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟑] 」 ⟡ •

458 94 7
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐛𝐚𝐜𝐤 - 𝐀 𝐟𝐞𝐰 𝐰𝐞𝐞𝐤𝐬 𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐌𝐚𝐫𝐚'𝐬 𝐝𝐞𝐚𝐭𝐡

⟡ ------------------------- ⟡

Tapp..

Tapp..

Tapp..

Halilintar berjalan-jalan disekitar taman dengan tatapan kosong. Kepergian Mara benar-benar banyak mengubah banyak hal dalam hidupnya. Ia benar-benar merasa hampa. Seperti orang yang tak memiliki tujuan hidup.

"Andai.. andai saja aku gk punya penyakit itu, pasti bunda masih hidup.."

"Bodoh.. aku hanyalah beban.."

"Aku hanya lah-"

"WAAAAA!! TOLONG LEPASKAN PUTRIKU!!"

Gumaman Halilintar terpotong ketika ia mendengar teriakan seorang wanita. Seketika irisnya pun segera melirik sumber suara.

Terlihat ada seorang pria dengan pakaian serba hitam yang membawa pisau, dengan seorang anak perempuan sebagai sanderanya. Seorang wanita dan pria yang kemungkinan adalah orang tua anak itu pun sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Apa-apaan ini? Kenapa ada penculikan di taman yang ramai seperti ini sih?" Gumam Halilintar kesal.

Disaat seperti itu, Halilintar pun masih sempat-sempatnya bersyukur karena tinggi badannya yang emang rata-rata lebih tinggi daripada orang biasa.

Karena ia lebih tinggi daripada remaja pada umumnya, ia jadi tidak dikira anak kecil dan kemungkinan untuk ia diculik sangat kecil.

"KUMOHON TOLONG LEPASKAN PUTRIKU!! AKU MOHON!!"

Wanita itu terus berteriak memohon. Ia sangat menyayangi putrinya itu dan tak mau kehilangannya. Sementara itu, suaminya atau ayah dari anak itu saat ini sedang mencoba bersikap tenang. Ia terlihat tidak terlalu banyak bertingkah karena tidak ingin bersikap gegabah.

Kejadian itupun kemudian banyak menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Mereka berhenti untuk melihat kejadian itu, baik dari dekat maupun jauh.

"DIAM! Jika ada yang menelepon polisi, maka anak ini akan tewas!"

Penculik itu mengancam dengan mendekatkan pisaunya ke leher anak itu. Anak itupun menangis dengan kencang, membuat kedua orang tuanya was-was. Bukan hanya kedua orang tuanya sih, Halilintar dan orang-orang disekitarnya pun sebenarnya juga ikut-ikutan was-was. Kan tidak lucu kalo ada seorang anak yang dibunuh di depan mereka kayak gini.

"Sial.. kalo begini terus, maka nyawa anak itu tak akan bisa diselamatkan.." Gumam Halilintar tanpa sadar.

Ia menggeram kesal dengan pemandangan didepannya ini. Sungguh.. coba saja kalo membacok orang itu gk dosa, mungkin ia sudah duluan membacok penculik di depannya ini.

Penculik itu mulai melangkah mundur, terlihat dibelakangnya ada sebuah mobil yang didalamnya terdapat beberapa orang dengan pakaian serba hitam yang sama seperti dengan penculik itu.

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang