Bab 10

3.7K 266 25
                                    

Jangan lupa vote, coment, follow dan share!! Terimakasih!!

Happy Reading....

"Aku mau berhenti jadi murid lukis kakak." Ucapnya.

"Hah?"

"Ta-tapi kenapa?"
Faye terlihat sangat panik sekarang.

"Kak-"

"Kakak minta maaf kalau kakak ada salah, pliss jangan gini, Yoko!" Ucapnya lalu perlahan menggenggam tangan Yoko namun dilepas oleh Yoko.

"Kak, udah ya. Aku gabisa." Ucap Yoko berusaha menahan air matanya namun dia gagal begitupun dengan Faye.

"Yoko, pliss kakak mohon!"
Faye turun dari kursi dan berlutut dihadapan Yoko sembari menggenggam tangannya namun lagi-lagi dilepas oleh Yoko.

"Kak, bangun! Jangan begini!" Ucap Yoko lalu menarik Faye untuk kembali duduk.

Faye menunduk menangis di menggigit bibirnya kuat-kuat. Jujur hatinya sakit saat ini. Ini bukan yang dia mau. Dia mau Yoko datang dan melukis bersamanya tapi ini apa?

"Makasih yah,kak udah ngajarin Yoko buat memperdalam ilmu melukis. Kakak jangan nangis! Kakak harusnya seneng, sekarang kakak udah ga perlu repot lagi bagi waktu kakak buat ajarin aku apalagi sekarang kakak udah punya prioritas kakak." Mendengar kalimat terakhirnya itu seketika Faye teringat hari dimana Yoko mulai menjauhinya.

"Yoko, kakak bisa jelasin. Itu bukan siapa-siapa kakak. Itu cuman-"

"Kakak ga perlu jelasin kok, aku juga ga berhak tau hal itu. Kakak mau friendly sama siapa aja itu hak kakak. Aku gabisa terus-terusan disini sama kakak karena perasaan aku semakin hari semakin besar buat kakak." Lanjutnya.

"Jadi, mulai hari ini ayo kita kembali ke awal dimana kita hanya dua orang asing yang tidak pernah saling mengenal satu sama lain." Ucap Yoko dan seketika itu juga hati Faye seperti dihantam begitu kuat. Air matanya sudah tak bisa terbendung lagi.

"Yoko, jangan! Jangan gini aku mohon!"

"Aku harap kakak selalu bahagia dan galery ini akan semakin dikenal banyak orang. Aku pamit yah, kak. Sekali lagi terimakasih untuk semuanya. Sampai jumpa." Yoko pun menatap Faye cukup lama, perlahan senyumnya muncul. Senyuman yang mungkin terakhir kali Faye lihat sebelum akhirnya Yoko berbalik dan Faye kehilangan semuanya.

"Gue bodoh." Gumamnya pelan sembari terisak.

"GUE BODOH ARGH!"
Semua alat lukis yang ada disana dihempaskannya begitu saja. Semuanya hancur termasuk hatinya.

Beberapa hari setelahnya, Faye sudah tidak pernah melihat keberadaan Yoko lagi. Yah, sebenarnya wajar karena selama beberapa hari ini Faye hanya duduk termenung di galerinya itu. Bayang-bayang Yoko selalu hinggap di kepalanya. Bayangan dimana Yoko melukis bersamanya, membawakannya bekal makanan sampai hari yang mereka habisnya di pantai beberapa waktu lalu selalu berputar dalam ingatan Faye.

"Yoko, kamu ga kangen kakak?" Gumamnya kembali menahan tangis.

Cukup miris melihat penampilan Faye sekarang, dia berantakan dan sedikit kurus padahal baru beberapa hari mereka renggang.

"Faye!"
Faye pun menoleh dan mendapati Ice yang mendekat ke arahnya.

"Masih kepikiran Yoko?" Tanya Ice dan dibalas anggukan dari Faye.

"Baru kali ini gue liat Lo galau separah ini. Padahal jadian aja nggak." Ucap Ice sembari menatap ke arah Faye.

"Gue mau ke cafe tempat Marissa kerja. Lo mau ikut?" Tanya Ice.

Mengingat tempat kerja Marissa sama dengan Yoko, Faye bergegas berdiri dan berjalan mendahului Ice.

"HOY MAU KEMANA?" Teriak Ice.

GIVE ME YOUR LOVE (FAYEYOKO) ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang