Chapter 4

1K 51 4
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙮𝙨 ❕

   • • •

Arsa duduk di sofa yang ada di rooftop, menikmati semilir angin pagi menerpa wajah nya. Meletakkan tas di meja samping sofa, Menaikkan kaki mengambil posisi tiduran, memejamkan mata hingga terlelap.

Tanpa sadar ia tertidur hingga jam istirahat. "ughh.." lenguh nya sembari membuka mata.  Beranjak duduk. Melirik jam tangan, menunjukkan pukul 10.15 wib.

"Pantesan lapar" ujar nya seraya mengambil tas, membuka bekal dan memakannya dengan lahap.

Sebelum Arsa terbangun, di dalam kelas, "Kantin ga nih?" celetuk Ardito, "gas ngeng" ujar Vino di ikuti yang lain, sesampainya di kantin Kaivan dan yang lain nya jadi perbincangan hangat di penjuru kantin.

Kaivan dan teman-temannya hanya acuh seolah hal seperti itu sudah biasa bagi mereka. "pesan apa?, biar sekalian gue pesenin" ujar Ardito menatap teman teman nya, "nasi goreng aja" Vino menjawab di angguki Arsen dan kaivan.

Selesai makan, Kaivan beranjak dari duduk nya. Mengeluarkan dompet mengambil selembar uang warna merah, meletakkan diatas meja, "bayar pake ini aja" celetuknya.

Vino menatap Kaivan dengan senyum mengembang, "asik ditraktir nih boss" ujar nya dengan girang. "kalian duluan aja ke kelas, gue mau ke rooftop sebentar, ngerokok" ujar nya berlalu pergi meninggalkan teman - teman nya.

Berhenti sejenak di depan ibu kantin membeli air mineral, melangkah pergi menuju rooftop.

Sesampainya di rooftop langkah nya terhenti  kala melihat cowok manis sedang makan dengan lahap, "lucu sekali" gumam nya dengan senyuman tipis.

Arsa, cowo itu makan dengan sangat lahap. Entah emang begitu cara makan nya atau emang lagi kelaparan, ntah lah pikir Kaivan. Yang jelas dia terlihat lucu dimata nya.

Kembali berjalan, dan berhenti tepat di samping Arsa, bertepatan dengan  Arsa yang selesai dari makan nya. Tangan nya mengulurkan sebotol air mineral tepat di depan Arsa.

Arsa mengambil minuman itu, "thanks" kemudian meneguk nya. Dikala sedang minum ia tersadar siapa yang memberi nya minum, menoleh ke samping dengan sedikit mendongak.

"Siapa lo?" kaget nya langsung berdiri, tapi malah oleng karna gerak reflek yang tiba-tiba. Kaivan yang menyadari cowok manis di depan nya hampir jatuh segera ia merangkul dan,

𝘉𝘳𝘶𝘬𝘬

Arsa jatuh bersama Kaivan tepat di atas sofa dengan posisi Kaivan mengukung Arsa dengan satu tangan berada di pinggang dan satu nya lagi berada di belakang kepala Arsa guna melindungi kepala nya.

Kaivan dan Arsa saling pandang beberapa detik, sampai Arsa mencerna kejadian yang barusan,  tersadar ia mendorong Kaivan hingga terjatuh ke bawah.

𝘈𝘨𝘩𝘩𝘩

Suara Kaivan yang mengerang kesakitan menyadarkan Arsa dari lamunan nya, " Ehh sorry sorry" ucap nya kala melihat Kaivan yang terjatuh ke lantai.

Mengabaikan rasa sakit, kemudian berdiri Kaivan menatap Arsa sembari berkata "Kaivan Ararya Cendric".

"Hah?" beo nya sembari menatap kaivan  yang sedang menatap nya, Kaivan yang gemes segera menyentil dahi Arsa, "nama gue" ucap nya.

"Sshh.." ringis nya. "Ngapain lo nyentil dahi gue anjing" kesal nya sembari mengelus dahi nya. Kaivan kembali menyentil Arsa kali ini bukan di dahi melainkan bibir tipis Arsa, "emang anjj" umpat nya kesal.

Menendang tulang kering Kaivan dan beranjak pergi  meninggalkan Kaivan yang meringis kesakitan.

"Shh.. wajah manis tapi mulut pedas, mana brutal lagi" seringai tipis terbit di bibir Kaivan sembari menahan sakit pada tulang kering nya.

𝘒𝘳𝘪𝘯𝘨𝘨𝘨...

Kaivan beranjak meninggalkan area rooftop, seakan lupa pada tujuan awal dia ke rooftop. Sampai hingga berjalan tepat di belakang Arsa, menaruh kedua tangan di kedua saku celana seraya memperhatikan Arsa yang berjalan di depan nya dengan pandangan datar lurus kedepan.

Arsa yang menyadari ada orang di belakang nya langsung mengambil langkah berbalik, membuat Kaivan segera berhenti berjalan.

Menatap Arsa yang menatap nya dengan pandangan datar, "ngapain lo ngikutin gue" pongah nya dengan sinis.

Kaivan menatap Arsa dengan geli, "gue mau ke kelas, bukan ngikutin lo" ujar nya santai, kemudian jalan mendahului Arsa

Arsa terdiam kala mendengar penuturan Kaivan, "masa sih?" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘯𝘺𝘢. Berjalan pelan dibelakang Kaivan hingga tersadar ia melihat Kaivan memasuki kelas yang sama dengan nya.

"Anjj shibal sekkiya..mau ditaruh mana muka gue" umpat nya pelan dengan menahan malu karna sempat menuduh Kaivan mengikuti nya.

Tanpa sadar Arsa sampai di meja nya, tapi yang ia lihat ada cowok asing yang duduk dibangku nya. Bukan karna cowok itu duduk yang menjadi atensi nya, tapi pemandangan kala cowok itu memeluk sahabat nya.

"Vir?" ujar nya menatap Vira seolah meminta penjelasan. Vira mendongak dan melepaskan pelukan dari cowok di depan nya, "ehhh bolos mulu lo Ar?" , "ckk jangan gitu napa tatapan lo, nanti gue jelasin deh" ujar nya memutar mata nya malas.

"Oo iya lo duduk dibelakang gue gapapa ya?, Arsen mau duduk bareng gue soalnya" ucap nya lagi menatap Arsa dengan memelas.

Arsa menaikkan sebelah alis seolah mengatakan "harus? dia pindah?".

Arsen yang mengerti suasana menoleh ke Arsa, "gue izin ambil tempat duduk lo ya, gue kangen sama Savira" ujar nya seraya meminta izin pada Arsa.

Ardito dan Vino menatap cengo pada Arsen, "woww si kulkas ngomong lebih dari satu kata" ujar Ardito, "moment langka" celetuk Vino yang ikut nimbrung kehebohan Ardito, di balas anggukan oleh Kaivan.

Arsen hanya menatap datar ketiga temannya. Beda cerita dengan Arsa dan Vira yang menatap cengo pada ke empat orang ini.

Seakan sadar dari situasi ini, Arsa berdehem mencairkan suasana "oke gue duduk di belakang lo, dan lo hutang penjelasan sama gue". Dibalas anggukan oleh Vira.

"Minggir" celetuk Arsa hendak duduk di pojok dekat jendela, namun terhalang oleh kaki Kaivan. Tersenyum miring menatap Arsa seakan kejadian sebelum masuk kelas tadi masih terlintas jelas di kepala nya.

Menggeser kaki mempersilahkan Arsa untuk masuk dengan senyum mengembang. "Biasa aja mukak lo" ketus Arsa sembari duduk dengan wajah datar nya.

*𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯, 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘯𝘨𝘦𝘫𝘦𝘬 𝘨𝘶𝘦. 𝘎𝘶𝘦 𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢𝘵. 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘈𝘳𝘴𝘢

*𝘭𝘶𝘤𝘶 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵𝘵. 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘈𝘳𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘫𝘦𝘯𝘥𝘦𝘭𝘢.

Setelah pulang sekolah, Arsa hendak menuju parkiran terhenti kala merasakan getaran HP di saku celananya.

"𝘏𝘢𝘭𝘰 𝘱𝘢𝘩?" ujar nya saat tau yang menelfon adalah Aditya.

"𝘗𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘪𝘣𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢!" ucapnya mutlak dan mematikan sambungan telfon tanpa sempat Arsa menjawab.

"Ckk apalagi kali ini" gumam Arsa yang masih bisa di dengar Kaivan dan teman-temannya.

Beda dengan Savira yang mendadak panik menatap Arsa. Memegang tangan Arsa, "Ar?" ucap nya lirih.

"Gapapa gue pulang dulu, cerita lo gue tunggu besok" ucap nya tersenyum tipis menepuk pelan tangan Vira dan berlalu pergi. Menaiki motor dan melesat dengan cepat.

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩 𝙜𝙪𝙮𝙨🙂

𝙆𝙖𝙞𝙧𝙨𝙖 | 𝘽𝙇  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang