Chapter 18

906 60 10
                                    

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙙𝙪𝙠𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙣𝙜𝙚-𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬, 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩.

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜!

• • •

Pagi ini Arsa terbangun saat merasakan perut nya lapar, memindahkan tangan Kaivan yang masih memeluk pinggangnya dengan hati-hati.

Membuka selimut, segera saja ia turun dari ranjang dengan meringis pelan, dan berjalan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri dapat ia lihat Kaivan masih tidur dengan damai, tersenyum tipis, kemudian beranjak keluar.

Saat melewati ruang tamu ia melihat kresek martabak semalam yang belum sempat ia makan.

Mengingat itu pipi nya memerah, adegan panas semalam masih berputar dengan jelas di otaknya.

Mengambil kresek tersebut, membawanya ke dapur. Ingin ia panas kan martabak tersebut di microwave, namun sayang Kaivan tidak memiliki nya terpaksa ia panaskan di teflon saja.

Kaivan terbangun dari tidurnya, namun tidak melihat adanya Arsa di sebelahnya.

Rasa khawatir menyelimuti pikirannya, takut Arsa meninggalkan nya.

Segera bangkit, kemudian memakai celana dan berlari keluar kamar.

Tepatnya di dapur dapat ia lihat Arsa sedang mengiris bawang dengan telaten.

Menghela nafas lega, kemudian mendekati Arsa.

"Loh kamu udah bangun" ucap Arsa kala melihat Kaivan berjalan mendekati nya.

"Aku bangun tapi kamu ga ada, aku pikir kamu ninggalin aku" ucap Kaivan seraya memeluk Arsa dengan erat.

Arsa menggelengkan kepalanya pelan sembari terkekeh, "aku lapar makanya bangun duluan, aku juga ga tega bangunin kamu yang tidur nyenyak gitu" ucap Arsa membalas pelukan Kaivan.

"Lain kali bangunin aku kalo kamu bangun duluan atau laper ya sayang" ujar Kaivan di balas anggukan oleh Arsa.

Arsa melepaskan pelukan Kaivan, "kamu mandi dulu sana, ntar kita telat lagi ke sekolah nya. Aku juga mau lanjutin masak. Kamu suka nasi goreng kan?" ucap Arsa sembari menatap manik mata Kaivan.

"Aku suka kalau kamu yang masak" ujar nya mengecup sekilas sudut bibir Arsa, kemudian berbalik menuju kamar untuk membersihkan diri.

Arsa memegang dada nya tepat di bagian jantung, dapat ia rasakan debaran jantung nya berdetak lebih kencang.

"Arrghhhh" gumam nya pelan dengan pipi yang merona.

Mengulum senyum kemudian lanjut mempersiapkan masakannya.

_______

Sesampainya di sekolah, disinilah Arsa dan Kaivan berada.

Berdiri di lapangan sembari hormat pada tiang bendera.

"Kalo di ingat-ingat aku pernah maki kamu disini" celetuk Arsa menatap Kaivan.

Tersenyum tipis kemudian mengangguk mengiyakan ucapan Arsa, Kaivan berjalan mendekat hingga berdiri tepat di depan Arsa.

"Terimakasih sudah menerima cinta ini Arsa, terimakasih sudah berada disisi ku, I love you Arsa" ucap Kaivan menatap dalam manik Arsa.

Arsa tersipu, mengalihkan pandangan kesamping enggan untuk menatap Kaivan.

𝙆𝙖𝙞𝙧𝙨𝙖 | 𝘽𝙇  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang