𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜!• • •
🅿🅰🆁🆃 🅸🅽🅸 🅼🅴🅽🅶🅰🅽🅳🆄🅽🅶 🅰🅳🅴🅶🅰🅽 🔞❗
"Ayo pulang, biar Ardito bujuk Vino dulu" celetuk Arsen sembari berdiri dari duduk nya.
Kaivan mengangguk kemudian menggenggam tangan Arsa, "ayo kita pulang, urusan Vino biar diurus Ardito".
Arsa yang paham situasi segera bangkit dari duduknya, kemudian beranjak meninggalkan markas dengan tangan yang masih di genggam oleh Kaivan.
Sementara Vino berdiri di depan wastafel, mencuci wajah dengan pikiran yang entah kemana.
𝘏𝘶𝘧𝘧𝘧𝘧𝘵𝘵𝘵...
Hembusan nafas terdengar dengan jelas. Vino memperhatikan diri dalam kaca yang berada di depan nya.
"Sebenarnya gue kenapa?" gumamnya lirih.
"Kenapa dada gue terasa sesak, ingat Vin Ardito itu sahabat lo. Ga mungkin kan lo suka sama dia, apalagi dia punya crush" ujar nya lagi amat pelan terdengar seperti bisikan.
Menunduk dengan kedua tangan berpegangan di pinggiran wastafel.
Tanpa ia ketahui, Ardito berdiri di sisi pintu masuk tepat berada di barisan yang sama dengan ia berdiri.
Ardito berdiri dengan terus memperhatikan Vino. Jelas ia mendengar semua yang diucapkan Vino.
Tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekat ke arah Vino.
Dapat ia tangkap ekspresi terkejut di wajah Vino.
"Lo.. sejak kapan disitu?" kaget Vino dengan nada yang tidak santai.
"Sejak lo menghela nafas gue juga udah berdiri disini" Ardito menatap Vino dengan intens, namun melangkah makin mendekat.
"Lo ga dengar gue ngomong kan? " ucap Vino namun terdengar seperti nada ketakutan disana.
Ardito berdiri tepat di depan Vino, "lo bergumam terlalu pelan".
Menghela nafas pelan, Vino merasakan sedikit lega hingga ucapan Ardito mampu membuat nya tak berkutik.
"Sayangnya gue dengar semua ucapan lo", ucapan Ardito mampu membius Vino detik itu juga.
Jantung nya berdebar melebihi biasanya. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢, itulah yang ada dipikiran nya saat ini.
"G-gue ga ngomong apa-apa" ujar Vino gugup mengalihkan pandangan nya ke bawah.
Ardito menarik pinggang Vino hingga menempel padanya.
Kaget dengan apa yang terjadi, Vino mendongak menatap Ardito yang ternyata juga menatap dirinya.
Tatapan intens Ardito mampu membuat kupu-kupu di perutnya beterbangan.
"D-dit.. Jangan ginii" ucap Vino pelan,
"Lo udah punya crush, jangan terus peduli in gue" ujar nya lagi dengan lirih.
Ardito tersenyum tipis, mendekap Vino hingga tak ada jarak di antara kedua nya.
"Lo" ucapan singkat Ardito membuat nya bingung.
"Hah?" Vino mencoba mencerna namun tetap tak mengerti.
"Lo orang nya".
Mendadak rasanya detak jantung nya seakan berhenti mendengar kalimat yang di lontarkan Ardito barusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙖𝙞𝙧𝙨𝙖 | 𝘽𝙇
Roman d'amour* MOHON DI FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA🙂 * LAPAK HVMV HARAP BIJAK DALAM MEMBACA ⚠️ * HOMOPHOBIC JANGAN COBA - COBA UNTUK MEMBACA CERITA INI☺ Kaivan murid pindahan dari luar kota. Anak pemilik Starlight School, memiliki tubuh atletis rahang tegas d...