"Ughhhh", mengerjapkan mata pelan kala sinar matahari menembus tirai jendela. Meraih HP di atas nakas, mata nya terbelalak melihat jam menunjukkan pukul 8.15 wib.Arsa terlambat bangun untuk sekian kali nya. Berlari menuju kamar mandi segera bersiap untuk berangkat sekolah.
Sesampainya di sekolah ia langsung menuju belakang, karna jam segini gerbang sudah tutup.
Memarkirkan motor dan memanjat tembok. Melompat turun mendarat dengan aman. "Huffttt aman" gumam nya.
"Apa nya yang aman Arsa?" tanya suara yang tidak asing di telinga nya. Mendadak kaku kemudian berbalik.
"Eh bucin cantik" ujar nya dengan senyum merekah.
"Telat lagi kamu, apalagi alasan kamu kali ini hm?" Ucap bucin dengan menaikkan sebelah alis nya menatap Arsa.
"Anu buk.. Ituu.. Saya.. Iya saya.."
Ucapan Arsa dipotong oleh bucin "itu apa hm?"
"Jadi gini buk, semalam saya ketiduran di balkon. Trus pagi pindah ke kamar. Pagi nya bangun sih buk tapi saya bantu nyarik kucing tetangga dulu buk, ilang kucing nya" ucapan nya dengan setengah benar.
Bucin menggeleng kan kepala nya melihat tingkah Arsa, "berdiri kamu di lapangan sekarang sampai jam istirahat" ucap nya tegas.
"Bener buk? Lama loh sampe jam istirahat 1 jam an buk. Nanti kalo saya pingsan gimana" ucap Arsa dengan memelas.
Bucin menatap tajam Arsa "sampai jam istirahat atau jam pulang" ujar nya.
"Jam istirahat buk" ucap Arsa lemes. Berjalan menuju lapangan.
"Buk saya ke kantin dulu boleh ya buk" ujar nya menoleh ke belakang dimana bucin masih berdiri menatap nya.
"ARSA" tegas bucin, membuat Arsa nyengir dan berlari menuju lapangan.
___________________________________
Arsa berdiri di lapangan dengan tangan hormat pada tiang bendera. Menunduk kala terik matahari menyengat wajahnya yang kian memerah.
Dapat Arsa rasakan ada yang menghalangi terik matahari pada wajahnya. Mendongak menatap siapa yang berdiri di depan nya.
Kaivan berdiri tepat di hadapan nya menghalangi terik nya panas matahari.
Menyerengit kan dahi menatap Kaivan bingung."Udahan aja ya, panas. Wajah lo memerah itu" ujar Kaivan menatap Arsa dengan khawatir.
"Lo ngapain disini?" Bukan nya mengiyakan ucapan Kaivan, ia malah bertanya.
Kaivan terkekeh pelan, kemudian mengusap keringat di dahi Arsa. Sontak Arsa mundur dua langkah ke belakang.
Mata melotot tajam menatap Kaivan. Bukan nya takut Kaivan malah maju mendekati Arsa.
"Gue tertarik sama lo, mungkin udah tahap cinta" ucap Kaivan menatap teduh mata Arsa.
"Hah?" beo Arsa mendadak linglung.
"GUE SUKA SAMA LO, LO MILIK GUE SEKARANG!!" ujar Kaivan lagi dengan nada tegas menekankan setiap kalimat yang keluar dari mulut nya.
Arsa yang sadar dari kelinglungan nya menatap tajam Kaivan. "Gue bukan milik siapa - siapa, termasuk lo homo sialan" desis Arsa, dan berlalu pergi dari hadapan Kaivan.
"Wah mulut manis ini minta di cium ternyata" seringai tipis Kaivan tunjukkan sembari menatap punggung tegap milik Arsa yang mulai menjauh.
"Seorang Kaivan keturunan Cendrik di tolak untuk pertama kali nya" gumam nya terkekeh, "gue ga bakalan nyerah buat dapatin lo Arsa" menyeringai tipis kemudian kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙖𝙞𝙧𝙨𝙖 | 𝘽𝙇
Romance* MOHON DI FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA🙂 * LAPAK HVMV HARAP BIJAK DALAM MEMBACA ⚠️ * HOMOPHOBIC JANGAN COBA - COBA UNTUK MEMBACA CERITA INI☺ Kaivan murid pindahan dari luar kota. Anak pemilik Starlight School, memiliki tubuh atletis rahang tegas d...