𝗠𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗻𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗶𝗻 𝗸𝗲𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗴𝗮𝗮??
𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴!
• • •
Gevano mengerutkan dahi nya kala mendengar suara teriakan.
Begitupun dengan Dania dan Kaivan.
Gevano menyerngit heran, "Arsa kok lama ya bukain pintu?" ucap nya bingung.
𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘬 𝘨𝘢 𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨, 𝘈𝘳𝘴𝘢.." Batin Kaivan sembari berlari menuju sumber suara.
Gevano dan Dania saling menoleh sembari mengerutkan dahi bingung.
"Kenapa pah?" Dania membuka suara.
Gevano menggeleng pelan, "kita liat ke depan aja mah" ujar nya sembari beranjak dari duduknya.
"Arsa..." panik Kaivan saat melihat Aditya berdiri di depan Arsa berhadapan dengan nya.
Arsa berdiri membelakangi Kaivan, enggan menoleh menatap Kaivan di belakang nya.
"Aku gapapa Kai, kamu masuk aja" ucap Arsa tanpa menoleh.
Aditya menatap remeh pada Arsa "ohh jadi beneran anak sialan ini jual diri" ujar nya terkekeh.
Kaivan menarik Arsa ke belakang, melayangkan tinju pada wajah Aditya.
"Gue selalu menghormati orangtua, tapi buat lo itu pengecualian" desisnya tajam.
Aditya meringis menahan perih pada sudut bibir yang memar, menunduk sembari menahan sakit.
"Ada apa ini?" Gevano menatap Kaivan yg masih emosi.
"Loh Ar, kamu kenapa nak?" celetuk Dania saat melihat luka memar di pipi Arsa.
Gevano langsung saja meraih bahu Arsa meminta penjelasan.
Arsa terdiam tanpa bisa menjawab.
Kaivan meraih tangan Arsa, menatap wajah sang kekasih dengan kilatan emosi.
Memeluk Arsa dengan lembut, "sayang" lirih nya pelan yang hanya di dengar oleh Arsa.
"Aku gapapa Kai, ini juga udah biasa kok ga sakit" ucap nya pelan.
Kaivan mengepalkan tangan nya di balik punggung sang kekasih, masih ada kilatan emosi di matanya bahkan urat lehernya terlihat dengan jelas.
Aditya menyerngit heran, kemudian menatap Gevano, "loh pak, anak sialan ini kok bisa disini?" celetuknya sembari menunjuk Arsa yang masih berada dalam pelukan Kaivan.
"Seberapa pantas anda hingga menyebutnya anak sialan?" ujar Gevano dengan tenang.
"Perkataan saya benar pak, dia ini anak pembawa sial, bikin malu malah jadi gay dan jual diri pada anak seumurannya yg memeluk nya itu" ucap Aditya tanpa tau ucapan nya itu akan menjadi kesialan dalam hidup nya.
Gevano mengepalkan tangan nya menahan emosi.
Kaivan menoleh menatap Dania, "mah bawa Arsa ke dalam dulu!" ucap nya pelan.
Dania mengangguk, kemudian membawa Arsa masuk ke dalam rumah.
"Sekali lagi lo bilang Arsa pembawa sial, gue hancurin wajah lo sekalipun lo lebih tua dari gue" marah Kaivan menatap nyalang Aditya.
Gevano menepuk pelan bahu Kaivan, "pria bermartabat tidak mengotori tangan nya hanya demi tumpukan sampah yg tidak berguna" ujar nya dgn tegas.
"Kamu tenangin Arsa, biar papa yg urus", Kaivan mengangguk kemudian beranjak masuk rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙖𝙞𝙧𝙨𝙖 | 𝘽𝙇
Romance* MOHON DI FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA🙂 * LAPAK HVMV HARAP BIJAK DALAM MEMBACA ⚠️ * HOMOPHOBIC JANGAN COBA - COBA UNTUK MEMBACA CERITA INI☺ Kaivan murid pindahan dari luar kota. Anak pemilik Starlight School, memiliki tubuh atletis rahang tegas d...