Bab 6

151 9 0
                                    

Key berjalan santai ke tengah panggung dengan langkahnya yang lebar dan mantap, semua mata memandang ke arahnya. Key memakai setelan jas hitam, kemeja putih di bagian dalam, dasi hitam dan memakai sepatu hitam juga. Kulitnya yang putih terlihat kontras dengan pakaiannya yang serba hitam. Apalagi sorot lampu panggung yang temaram cuma diberi cahaya ditempatnya berdiri dan pianonya. Wajah Key terlihat mempesona, susunan tulangnya yang mulus, mata beningnya, bibirnya yang sempurna membuatku tidak bisa bernafas. Key terlihat berbeda yang aku temui satu jam tadi. "Benarkah dia Key-ku," ungkapku dalam hati.

Key berjalan terus menuju pianonya sambil melirik sekali ke arahku yang terkena sedikit bias lampu panggung, beberapa remaja berteriak histeris atas kedatangan Key sambil memegang posternya. Key melambaikan tangan ke arah mereka sambil melemparkan senyuman yang membuat mereka kepanasan. Para fansnya pun menjerit histeris dengan memanggil-manggil namanya.

Key sampai di tengah panggung dan mulai duduk di depan piano, warna pianonya sehitam jasnya mereka serasi seolah Key diciptakan untuk memainkan piano itu, dan piano hitam besar seolah hanya tunduk padanya.

Semua ruangan gelap termasuk di bangku penonton kecuali setitik cahaya yang menerangi panggung, Key dan Pianonya. Panggung mulai mengeluarkan efek asap dan cahaya biru lembut di latar belakang membuat panggungnya terlihat dramatis, misterius juga terkesan romantis.

Key meletakkan jarinya di tuts piano lalu melihat sekali ke arah penonton yang mulai menyalakan lilin. Ribuan cahaya lilin seperti kunang-kunang dalam gelap, bertebangan dalam irama yang tidak tetap. Key mulai memainkan jemarinya di tuts piano itu, aliran nada-nada lembut mengalir dari jemarinya. Beberapa remaja terlihat histeris lagi sambil berteriak tidak jelas.

"I love you Key....!" sorak satu gadis berambut pendek yang tidak jauh dari tempat dudukku yang terletak di barisan depan. Dilihat dari usianya paling sekitar 17 tahunan. Mereka rela berdesakan demi menononton Key yang sedang beraksi meleburkan nada-nada indah di jarinya.

Jemari Key menari lincah menekan tuts-tuts piano dan baru kusadari bahwa itu lagu yang diciptakan untukku dulu. Aku ternganga tidak bisa berkata apa-apa, Key melirik sekilas dan tersenyum di tengah jemarinya yang terus bermain di atas tuts piano. Aku seperti orang idiot. Alunan nada-nada terdengar meliuk-liuk di telingaku.

Ketika mencapai pertengahan Key menunjukkan keahliannya melantunkan nada-nada lembut dan bergelora, para gadis kembali bersorak dengan diiringi teriakan. Salah satunya sempat kudengar teriakan mereka.

"Key maukah kau jadi suamiku, maka aku akan mencintaimu selamanya!" teriaknya ditengah hiruk pikuk teriakan lain yang lebih kencang.

Aku tersenyum tidak merasa cemburu sama sekali, malahan merasa senang Key-ku menjadi idola para gadis. Dan aku merasa sangat beruntung di antara semua wanita dia memilihku dan tetap setia sampai sekarang, meskipun beberapa selebriti papan atas pernah mengungkapkan cinta padanya yang tentu lebih cantik dan lebih tinggi dariku. Tapi Key menolak karena telah ada aku di hatinya.

Sekali lagi kupandangi Key di atas panggung yang temaram itu, dia terlihat berkharisma dan mempesona wajahnya terlihat tenang terbias oleh cahaya panggung yang gemerlap.

Tidak berapa lama alunan musik lain pun masuk disambut oleh biola duluan baru diiringin oleh band. Key begitu berbeda di atas panggung dengan pianonya, alunan nadanya yang tumpang-tindih melebur ke dalam hatiku.

Beberapa menit kemudian musik berhenti diiringi dengan teriakan histeris para fansnya. Key mengambil mixrofon dan mulai bicara sambil mengedarkan pandangannya pada penonton yang menunggunya dengan antusias yang kebanyakan para remaja itu.

Suara Key berat tapi lembut. "Lagu ini khusus kupersembahkan," Key berhenti sebentar sambil memandangiku kemudian kepada penonton yang menghujamnya dengan tatapan penasaran. "Untuk istriku tercinta." Kata Key menggema seantero ruangan, suaranya berat dan lembut tapi sarat dengan keyakinan.

Tiba-tiba tempatku yang gelap berubah jadi terang benderang. Aku kaget bukan kepalang sambil memperhatikan berkeliling dengan gugup lalu buru-buru menundukkan kepala karena malu. Semua mata tertuju padaku di antara ratusan penonton.

Para gadis bersorak semakin histeris, tatapan mereka menghujam ganas ke arahku. Ada tatapan menilai, ada tatapan tidak percaya, ada juga tatapan iri. Semua bercampur jadi satu.

"Iya itulah istriku tercinta Wine Orine," kata Key lagi yang membuat para fansnya semakin menjerit histeris.

Aku masih menundukkan kepala antara shock, malu dan marah. "Awas kau Key sampai di rumah, aku tidak terima." geramku dalam hati. "Sejak kapan aku jadi istrimu, dasar otak mesum."

Sementara Key memandangiku dari atas panggung dengan senyum mengambang di wajahnya. Melihat senyuman Key, amarahku langsung sirna aku seperti orang bodoh, aku mengumpat dalam hati. "Key apa kau penyihir, dengan mudahnya mengendalikan hatiku," gumamku frustasi. Sementara Key masih melebarkan senyumannya ke arahku.

Para penonton mulai bersorak memintaku naik ke atas panggung, aku gugup di tengah lautan manusia aku belum pernah tampil di khalayak umum sebanyak ini. Ini benar-benar di luar dugaan. Aku memegangi bagian bawah rokku karena gugup sementara semua orang menungguku.

Key bangkit dari kursi dan berjalan mantap ke arahku melewati para fansnya yang berdiri di garis depan panggung. Ketika Key lewat mereka kembali berteriak histeris sambil menjulur-julurkan tangan.

Key terus berjalan mendekat ke arah kursiku, sementara lampu panggung masih mengikutinya. Key menjulurkan tangan, aku menatapnya tidak tahu harus berbuat apa. Key tersenyum lembut menenangkan, seketika itu keyakinanku tumbuh melihat tatapannya yang masih kukenal diantara semua perubahannya dan aku pun mulai merasa nyaman. Tanpa aku sadari aku telah meletakkan tanganku di atas tangan kecil yang teracungkan. Key menarikku lembut dan menggandengku ke tengah panggung yang mulai menyala perlahan dihiasi lampu berwarna-warni.

040K

Instrumental dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang