13

166 29 4
                                    

HAI UPDATE NIH
RAMEIN YA BIAR CEPET NEXT PART



👻👻👻




Laki-laki tersebut mengerang kesakitan, kepalanya berdenyut nyeri ketika ia menyentuh pergelangan tangan putrinya. "Tologh.. tetap teguh pendirianmu, lupakan papah.."

"Pah, kenapa, ada apa?" Oniel tidak melepas genggamanya meskipun laki-laki itu berulang kali menolak. Oniel benar-benar tidak mau di tinggalkan, ia belum merasakan banyak kebahagiaan bersama papah. Maka ketika kesempatan itu datang, Oniel tidak akan merelakan kepergian papah begitu saja.

Pengelihatanya tampak buram, di tinggalkan tanpa pamit itu begitu menyakitkan. "Pah, apa yang terjadi sama papah, tolong kasih tau Oniel plis"

"Lepashh sayang, jaga diri baik-baik, mereka bukan tandinganmu"

"Pah! PAPAHHHHH!" Sontak Oniel terbangun dari tidurnya, telinganya berdengung nyaring ketika mimpi itu datang, Oniel berusaha menetralkan nafas sesekali meraih air minum di atas nakas.

Papah menghilang sejak insiden kapal tenggelam, Oniel mengira papah memang sudah meninggal karena kejadian itu sudah berlalu. Tapi, mengapa mimpi ini seolah memberi petunjuk bahwa papah sedang mengwasinya? yang paling aneh adalah mengapa papah merasa kesakitan ketika menyentuh pergelangan tangan Oniel.


👻👻👻


Sesuai perkataan Jessi kemarin, bahwa ia terlanjur mengumumkan jadwal party untuk satu kelas. Meskipun Oniel tidak bermaksud mengundang satu kelas tapi perkataan Jessi terlalu memalukan jika di ralat. Sebagai ketua kelas juga tidak enak jika di pandang sebelah mata karena hanya mengundang anak-anak tertentu saja.

"Woi! ini gak bisa request lagu iwak peyek kah?!"

"HAH APA?!" Sahut Jessi karena bising suara terlalu mendominasi.

"DUDUK DULU YUUKK!!" Tawar Oniel dengan suara kerasnya. Musik semakin keras, lampu kerlap kerlip semakin menyilaukan mata. Ini pertama kali Oniel mengadakan party se bar-bar ini, bukan maunya tapi Jessi yang merekomendasikan.

Mereka memilih tempat agak di pojok karena sedikit menghindari suara keras,

"Ih yang punya acara gak boleh mojok tau, hayo mau ngapain?" Celetuk Jessi dengan tubuh seolah-olah manusia mabuk, padahal yang di minum sirup anggur.

"Agak agak nih jamet satu"

Oniel merogoh saku celananya, mengeluarkan secarik kertas dari sana. Kertas putih namun sudah acak-acakan dan kumuh.

Olla mengernyit bingung. "Apa ini?"

"Tulisan gak jelas gitu, kayak mantra gak sih? lo nemu barang kayak gitu dimana?" Komentar Lulu ikut penasaran

"Gue dapet dari Kathrin, dia bilang ini barang yang amat di jaga oleh master Indah, katanya barang ini akan bekerja di tangan manusia bila sewaktu-waktu di butuhkan."

"Wah gila sih, kalo master Indah tau gimana?"

Melirik ke tiga temanya, lantas Oniel merebahkan punggungnya sembari menghela nafas jengah. "Dia ngelepasin gue, dia gak mau gue ikut campur lagi, gatau deh alasanya apa, yang jelas dengan barang ini kita bisa mancing master Indah untuk ngejelasin semuanya."



















Dari kejauhan, Master Zee mengamati meja bundar anak-anak muda disana, ia tersenyum licik, menyalurkan sebuah ide baru untuk bekerja lebih keras lagi. Menurutnya ini satu langkah lebih dekat. "Kertas itu."

Belum beralih pandangan dari sana, Master Zee melihat sosok perempuan mendekat ke arah mereka.




















Lintas Semesta ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang