19. Konsekuensi

1.3K 240 22
                                        

"Jay, aku pulang dengan mu ya?"

Jeno sontak menoleh, mendapati Jaemin kini duduk di samping Jay yang sibuk bermain game, lelaki itu mengangguki ucapan Jaemin dengan tawa pelan.

"Kau kenapasih? Kenapa harus minta izin? Mau mencuri mobil ku juga ku izinkan, tak perlu sok sopan begitu," sahut Jay dengan enteng.

Jungwon menggeleng prihatin, "Dia kenapa makin gila, sih?"

Jeno kembali menatap hp nya, membaca pesan dari sang ibu yang baru saja masuk, masih sama, menyuruh nya pulang dengan Jaemin. Tapi--Jaemin kan pulang dengan Jay, baiklah, tak masalah, Jeno tak keberatan, itu lebih baik.

"Ya ampun, ini benar benar sekolah, hampir seharian guru tak masuk, astaga, menyenangkan sekali hidup ku ini," Jake berseru senang, kembali tidur dengan beralaskan tas Jaemin seraya tersenyum lebar.

Ting!

Jaemin mengernyit, mengurungkan niat untuk beranjak bangun, ia segera memeriksa hp nya.

xxxx
|Ini Eric, akhir pekan ini bisa temui
  aku? aku mau minta maaf dan
  menjelaskan beberapa hal

Kening Jaemin mengerut, ia kembali membaca pesan tersebut berulang kali sebelum melirik Jeno dengan ragu.

"Jay, kalau ada masalah, kau memilih menyelesaikan sampai akar atau menghindar saja?"

Jay melirik Jaemin sekilas sebelum kembali fokus ke game nya, "Menghindar, aku pilih opsi paling mudah."

"Ah pengecut, kau ini laki laki bukan, sih?" ejek Sunghoon yang sedang menggambar, masih sempat mengejek padahal terlihat sangat fokus.

Jay mendelik kesal, "Masalah kan tidak ada akhirnya, kenapa harus di selesaikan? Memang kalau Jaemin bertanya pada mu, kau mau jawab apa?"

"Suruh orang lain yang selesaikan lah, aku juga tak mau repot sih."

"Kan sama saja!"

"Jawaban ku lebih baik dari mu ya! Jawaban ku sedikit lebih bertanggung jawab."

"Ya, SEDIKIT lebih bertanggung jawab juga tak berguna," cibir Jay.

Jaemin menghela nafas kasar, apa sih yang dia harapkan saat bertanya tadi?

"Kenapa? Ada yang mencari masalah dengan mu? Atau kau punya masalah? Mau ku bantu ajak lari?"

"Mau ku hadapi saja, maaf ya, aku bertanggung jawab dan berani."

Jay mengibaskan tangannya dengan raut tak setuju, "Nanti saja bertanggung jawab nya saat sudah dewasa, sekarang lari saja dulu."

Sesat...

Tak ada jawaban, Jaemin tak mau meladeni ucapan gila Jay, ia dengan ragu mengetik balasan pada pesan dari Eric tersebut.

Baiklah, mari selesaikan sampai akarnya saja, biar semua beres.





__________________________




"HAPPY TODAAAYY!"

...

"H-hah?" Jaemin mengerjap bingung, masih diam saat Jeff menariknya untuk duduk di kursi meja makan, di hadapan kue besar yang mengalahkan kue ulang tahun tersebut. Apa Jaemin ketinggalan sesuatu? Apa Jeno ulang tahun hari ini? Berarti dia juga? Atau--Jeff? Rose?

Jeno menarik nafas dalam, "Ma, apalagi ini?"

Rose tersenyum lebar, "Kan sudah mama bilang tadi, happy today."

Netra Jeno beralih pada sang ayah, "Pa? Ini masuk akal?"

Anggukan Jeff beri, pria itu melipat lengan kemeja dan melonggarkan dasinya, sepertinya belum lama pulang dari perusahaan, padahal ini masih awal mengingat Jeno dan Jaemin bahkan baru pulang sekolah tadi, Jeff seharusnya tak dirumah jam segini!

Iridescent ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang