19

1.6K 147 19
                                    

Jari-jari kecil menyelip di antara tangan besar dan jari panjang. Gadis berambut pendek tersenyum lebar, melihat gadis miliknya begitu manja. Dia menoleh ke arah samping, terlihat gadis berada disebelahnya itu memiliki paras wajah cantik seperti manusia kecedasan buatan.

Deretan gigi putih diperlihatkan, mata hampir tersisa segaris, Winter yang tidak tahan langsung mengecup bibir tebal lembut itu, setelahnya dia kembali fokus melihat jalan raya. Kedua gadis yang sedang dimabuk asmara, sedang melakukan perjalanan menuju tempat kencan dan tempat beli barang-barang untuk kemah.

"Kamu selalu bikin aku hilang fokus aja, untung aku ingat lagi nyetir loh," ujar Winter.

"Kamu yang gampang hilang fokus, aku gak ngapain-ngapain." balas Karina tidak mau kalah.

"Kamu gemesin, bikin aku pengen cium kamu," ucap Winter mempererat genggaman, tidak lupa Winter mencium punggung tangan Karina berkali-kali. Karina tidak bisa menahan senyuman lebar yang sejak tadi sudah mengembang.

Tidak ada yang menyangka, pada awalnya kedua gadis remaja ini hanya bersenang-senang saja, sembari saling memnbenci. Namun siapa sangka, berkali-kali bersama menimbulkan sebuah perasaan yang tidak pernah mereka rasakan, tidak pernah mereka pikirkan. Benar apa yang dikatakan oleh banyak orang soal cinta, mereka bisa datang kapan saja tanpa diundang, tanpa dipanggil, tanpa dipaksa. Mereka akan datang secara mengejutkan, membuat kita melayang ke atas hingga kita tidak bisa turun. Rasa cinta memang luar biasa jika sedang terjadi, namun saat cinta berubah menjadi sakit, kita akan merasakan namanya hancur berkeping-keping, sampai kita tidak tahu bagaimana caranya menghilangkan perasaan sakit.

Kendaraan beroda empat telah terpakir di basement pakiran, mesin mobil pun dimatikan, seatbeat sudah dilepaskan. Kedua segera turun dari mobil, dengan pakaian mereka yang cukup tertutup. Tangan mereka menaut layak seperti kancing baju. Keduanya berjalan masuk ke dalam.

--------------------

Jarang melihat sepupu memperhatikan penampilan. Baru kali ini, dia melihat sepupunya mencoba untuk terlihat sempurna didepan cermin besar. Bahkan tak jarang, sepupunya mematung diam seperti batu dan tersenyum lebar.

"Mau kemana lo Ryu, cakep bener, kayak mau nikah aja" ledeknya.

"Menurut lo aja Hyewon, gue rapi gin cuma buat jalan sama seseorang," jawab Ryujin sambil menyisir rambutnya.

"Sama cewek kan? Ingat harus dokter kata nenek, kalau gak dokter ya udah bye hahaha" tawa Hyewon seperti nada meledek.

"Bodo amat, gue gak perduli," balas Ryujin.

Dia sudah selesai, dia membalik tubuhnya "Gimana penampilan gue Hyewon?" tanya Ryujin.

"Udah bagus itu, datenya gak sampe luar kota kan?" goda Hyewon

"Pala lo gue pukul pake infus."

Hyewon tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat sepupunya merasa kesel. Tujuan dia mengunjungi kamar sepupunya, karena dirinya sedang jahil.

"Jangan sampe ketahuan sama Nenek, gue gak mau lo kenapa napa." Peringatan Hyewon.

"Selagi cuma lo yang tau doang, gak bakal ketahuan," ucap Ryujin.

"Kalau pun ketahuan, gue siap bantuin lo," ujar Hyewon.

Ryujin berjalan mendekati sepupunya, dia menepuk pundak Hyewon sambil tersenyum lebar. "Thanks Bro, jangan lupa ngejar cewek yang lo suka itu."ucap Ryujin, setelah itu dia pun pergi.

-SKIP-

Kening Yeji berkerut, kepalanya menoleh ke sebelahnya.

"Kamu serius mau belanja di sini love?" tanya Yeji tidak yakin.

"Aku yakin, emang kenapa? Anak-anak juga gak bakal sampe sini," jawab Ryujin santai.

"Ok...Ya udah aku ikut kamu aja, karena kamu kelihatan yakin banget," balas Yeji.

Keduanya langsung turun dari mobil. Tangan kedua bertaut satu sama lain, walaupun perbedaan tinggi badan sangat terlihat, namun itu tidak akan menghalang kebersamaan mereka.

Mereka disambut ramah oleh pemil tempat. Ryujin mengambil troli belanja. Kali ini mereka ingin belanja untuk kebutuhan kemah, sebenarnya mereka bisa saja menitipkan kepada sahabat mereka, tetapi sahabat mereka malah justru membagikan tugas untuk belanja.

"Keknya kita harus ke bagian tempat pemangangan, aku harus beli tempat pangang khusus untuk Karina, anaknya gak bakal mau pake alat pangang tempat kemah," ujar Yeji.

"Sahabatmu satu itu emang princess banget ya, gak tau ya nanti siapa yang siap menghadapi sifat princessnya, kalau jadi pasangan," ucap Ryujin tertawa.

"Siapa pun pasangannya nanti, aku berharap dia sabar sama sifat Karina."

Kedua melanjutkan perjalanan mereka, sembari bercerita hal-hal acak. Semakin mereka mengobrol, arah pembicaraan mereka terus berganti. Entah itu hal penting atau tidak, mereka tidak masalah, selagi keduanya pembicaraan masih menyambung.

Sampai di tempat pemanggang. Secara tidak sengaja Yeji melihat sosok orang yang tidak asing baginya. Dari tubuh belakang, panjang rambut, dan bahu, dia sangat mengenal orang tersebut. Tetapi ada satu hal yang membuat Yeji ragu, cara orang tersebut manja dengan orang sebelahnya.

Firasatnya mengatakan bahwa orang yang tak jauh darinya adalah Karina. Ingin sekali memanggil, karena penasaran dengan orang yang bersamanya. Ryujin belum menyadari, dia masih sibuk memotret setiap alat pemanggang.

"Karina?" panggil Yeji lantang.

Kedua orang tersebut langsung menoleh. Hanya memakai masker dan topi, Yeji mengenalnya. Mata Karina melebar, sekaligus panik seperti seseorang yang tertangkap basah.

Yeji langsung samperin Karina, meninggalkan Ryujin dibelakang yang masih sibuk dengan pemanggang.

"Home? Is that what you mean by fucking home?" marah Yeji yang merasa dibohongi oleh sahabatnya sendiri. Sebelum dirinya keluar sama Ryujin, dia sempat bertanya kepada Karina untuk keluar membeli alat-alat untuk kemah. Karina malah menolaknya dengan alasan ingin berada di rumah.

"Stt...Can you lower your voice?" ujar Karina melirik ke belakang Yeji.

"No! Lo bilang ke gue mau di rumah, sekarang malah gue lihat dengan...WHO ARE YOU?!" Yeji melihat ke arah Winter.

Suara nyaring Yeji terdengar sampai Ryujin, membuat Ryujin penasaran mengapa kekasihnya terlihat marah-marah pada dua orang. Ryujin sedikit merasa tidak asing dengan salah satu orang di antara mereka. Dia berjalan mendekat.

"Dear?" panggil Ryujin mendekat.

Karina dan Winter langsung panik tanpa alasan. Keduanya ingin segera kabur, sebelum terjadi ketahuan bagian kedua kalinya.

"Ji, nannti gue jelasin ya. Gue harus pergi BYEEE!!!" pamit Karina langsung lari pergi bersama Winter.

"W-WOI RIN!!!" teriak Yeji.

Sayangnya Karina dan Winter tetap pergi, tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

"Ada apa Dear?" Tanya Ryujin bingung.

"Aku barusan ketemu sama Karina," jawab Yeji.

Mata Ryujin melebar, dia menoleh kanan-kiri untuk melihat dimana ada Karina. "Udah pergi dia, gak tau sama siapa tadi," lanjut Yeji.

"Tadi dia berdua sama orang?" 

"Iya, tapi aku gak tau itu siapa, belum juga aku lihat jelas orangnya udah pergi."

"Ya udah biarin lah, mungkin privasi."

"Cih! Sok-sok an privasi, awas aja! Bakal aku cari tahu sampai dapat."

"Udah, yuk lanjut belanjanya"

Ryujin dengan sabar membawa Yeji pergi, dia tahu kekasihnya sedang tidak mood, maka dia harus siap-siap menghiburnya.


-To Be Continue-

Hampir aja wkkwkkw

DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang