16

1.7K 160 13
                                    

Berhari-hari Karina menghindari Minju. Karina masih merasa kecewa pada Minju, perasaan sakit hati, dan bekas tamparan masih terasa membekas. Minju sudah mencoba menemui Karina, namun gadis itu enggan mau. Setiap kali Minju datang ke rumah Karina, selalu saja gadis itu tidak berada di rumah. Bertanya kepada sahabatnya, mereka juga tidak tahu keberadaan tuan putri Lawrence.

Mobil Karina terpakir di halaman rumahnya. Minju pikir, kali ini adalah kesempatannya. Dia sudah tidak tahan dengan jaga jarak yang di buat oleh Karina. Dia memasuki halaman rumah Karina, tidak melihat siapa yang hadir di sana, terpenting adalah menemui gadis itu.

Minju turun dari mobilnya dengan napas berat. Dia berjalan mendekati pintu mewah itu, dengan keberanian yang sudah terkumpul. Minju memencet bel pintu beberapa kali, sampai dia mendengar suara membuka pintu.

Pintu terbuka, Minju terkejut melihat Karina begitu berantakan. Baju kemeja dikenakan tidak terkancing, memperlihatkan tulang selangka dan bahu mulusmya, lipstick yang berantakan disekitar sudut bibir, dan paling mengejutkan adalah tanda merah-merah begitu banyak di leher Karina.

"LO HABIS NGAPAIN?!" ucap Minju menutup mulutnya tidak percaya.

"Kepo, lo mau ngapain ke sini? Gue lagi sibuk gak bisa diganggu" balas Karina.

"Gue mau minta-WINTER?!" pekik Minju melihat Winter mengintip dari ruang tamu.

"L-Lo sama Winter...." Minju tidak bisa melanjut kata-katanya.

Karina berdecak sebal, melihat reaksi sahabatnya begitu menjengkelkan. Dia menarik Minju masuk ke dalam, sebelum gadis itu membuat kehebohan satu komplek.

"Jaga mulut lo, ini rahasia gue!" tegas Karina.

"Iya gue bisa jaga rahasia lo, cuma kok bisa kalian berdua...aduh bilangnya gimana ya, gue bingung anjir,"

"Sex maksud lo? Iya emang kita Cuma have fun aja sex, cuma kayaknya Winter terbawa perasaan sama gue," Jawab Karina

"I'm not! Gak usah ngarang!" balas Winter tidak terima.

"Oh ya? Terus waktu lo lempar Jeno nampang itu apa? Kalau lo gak cemburu."

"Gue cuma kesel lihat pemandangan cringe aja, pacaran kok bikin najis."

"Bilang aja lo udah naksir sama gue kan? Gak usah gengsi."

"Merinding."

Minju hanya bisa tercengang melihat mereka, tidak terlihat saling mencintai atau tertarik. "Stop, gue kesini mau minta maaf, bukan lihat kalian berantem," ucap Minju.

"Ngapain minta maaf, orang Karina udah maafin lo sambil nangis-nangis pas bareng gue," saut Winter.

"Bisa enggak lo diam? Bacot banget," balas Karina sembari menatap Winter dengan tatapan tajam.

"Lo gak perlu minta maaf, setelah dipikir lagi emang gue yang salah juga. Kayaknya kalau gak ada lo, gue udah bunuh Yuna. Makasih ya udah sadarin gua," ucap Karina tersenyum.

Rasanya Minju ingin menangis sambil memeluk sahabatnya, namun karena adanya Winter di sana, dia mengurung niatnya. "Sekali lagi makasih ya, gue pengen banget meluk lo tapi ada orang gue malu," ujar Minju.

"Besok aja baru meluk gue, jadi udah selesai kan? Lo buru pulang sana," usir Karina membuka pintu rumahnya.

"Yehh... gue bocorin juga soal kalian berdua, gue datang bertamu malah di usir sih."

"Bacot banget lo, nanti gue tf in lo duit, keluar lo!"

"Duit doang gak seberapa-"

"100 juta!"

DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang