22

1.5K 132 38
                                    

Hari kedua kemah. Di hari kedua ini mereka memiliki kegiatan di siang hari. Kegiatan mencari harta di dalam peti kecil, dimana semua peti sudah disebarkan di tiap tempat berbeda. Semua guru sepakat membagi kelompoknya sesuai pilihan pengajar. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, yang tentu isinya campur.

Kelompok pertama ada Ning Yi Zuo, Minju, dan murid lainnya. Kelompok kedua ada Yeji, Kazuha dan murid lainnya. Kelompok Ketiga ada Chaewon, Ryujin, Giselle dan murid lainnya. Kelompok keempat ada Karina, Jeno dan murid lainnya. Kelompok kelima ada Winter, Yujin, dan murid lainnya.

Pembagian tersebut sempat menimbulkan protes dari sahabat Karina. Namun, setelah diberikan penjelasan akhirnya mereka menerimanya. Walaupun sedikit khawatir.

Misi pencarian pun dimulai, Kita mulai terlebih dahulu di kelompok pertama. Terlihat Ning Yi Zuo memimpin jalan sedangkan Minju membaca rute peta yang diberikan oleh guru padanya.

"Ke arah mana lagi Minju?" tanya Ning Yi Zuo melihat ada dua jalan berbeda.

"Kanan lebih disarankan soalnya jalannya gak becek, cuma agak lebih jauh tembusnya. Tapi kalau kiri, dia lebih dekat cuma jalanan agak becek," ucap Minju.

"Hum... Keselamatan lebih penting, kita ambil kanan aja asal kita semua selamat. Zay tetap pastikan semuanya aman ya, jangan sampe ada yang kurang," ujar Ning Yi Zuo, di ajukan jempol oleh orang paling belakang.

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Mereka memegang teguh tentang keamanan, tidak perduli jika kalah asal semuanya selamat. Moto tersebut dicetuskan oleh Ning Yi Zuo, sehingga dirinya menjadi pemimpin.

Dikelompok kedua. Kazuha dan Yeji tidak memimpin atau mengambil tempat dimana pun, Keduanya hanya menjadi anggota biasa, mereka tidak mau terlalu terlibat. Cukup membawa harta karun kembali ke tempat kemah, urusan mereka selesai.

Kita bilang saja kedua orang ini sangat tidak menyenangkan. Yeji mengenal Kazuha dengan baik, lewat kekasihnya. Sedangkan Kazuha hanya sekedar tahu Yeji adalah sahabat Chaewon. Keduanya juga terlihat cangung satu sama lain, jadi lebih baik keduanya berdiam saja.

Dikelompok Ketiga. Mereka diberikan keberuntungan dengan dihadiri ketua osis yang bisa menjadi pemimpin jalan mereka, terus ada Chaewon yang menjadi pembaca peta, dan Giselle berada dibelakang sebagai penjaga semua anggota.

Sepanjang jalan, Chaewon terus menggoda Ryujin tentang Yeji. Awalnya Ryujin sedikit terkejut, namun setelah dijelaskan oleh Chaewon. Ryujin hanya bisa tertawa mendengarnya, pantas saja sejak awal dirinya bertemu dengan Giselle, gadis jepang itu terus mengodanya tanpa alasan.

Bisa dibilang untuk kelompok ini cukup menyenangkan, semuanya tidak hanya fokus mencari harta karun tapi mereka menjuga bercanda, terkadang ada yang asal bunyi membuat mereka semua tertawa.

Dikelompok empat. Jika mereka bisa berteriak tanpa mikir masa depan, mungkin sudah mereka lakukan sejak perjalanan ini mulai. Tetapi mereka mau tidak mau harus menahan diri.

Sejak tadi, Jeno terus menahan pegelangan tangan Karina untuk tidak meninggalkannya. Namun, Karina tidak perduli hal itu. Dia tidak mengerti mengapa Pria itu terus mengajaknya berhenti sebentar, entah tali sepatunya lepas atau ada sesuatu yang ingin dia tunjukin kepada Karina.

Kejadian berulang-ulang. Awalnya mereka berdua tertinggal beberapa cm saja, menjadi di tinggal bermeter, atau bisa dikatakan bahwa mereka di tinggal oleh kelompok mereka sendiri.

"Udah sih?! Ngapain berhenti mulu! Ini kita di tinggal loh!" marah Karina yang sudah tidak tahan.

"Biarin aja sih, aku kan pengen kita habis waktu bareng. Kita jarang loh habisin waktu bareng," balas Jeno.

"Bodo amat! Dari awal pacaran gue udah bilang, gue gak suka kayak gini, lo maksa banget!" ucap Karina.

"Kamu kenapa sih gitu banget sama aku? Aku kan mau kayak lain, berduaan dengan pacar, menghabis waktu dengan pacar, dipamerin sama pacar. Aku pengen kamu pamer ke semua orang, kalau aku ini pacar mu loh."

"Lo tanya kenapa gue kayak gitu ke lo? Harusnya gue gak sih yang tanya, kenapa lo gak pernah ngerti sama sekali. Kalau gue gak pernah suka sama lo, tapi lo yang maksa gue buat pacaran sama lo! Sadar diri!"

"Sayang, aku udah lakuin semuanya buat kamu, kita udah habisin waktu satu tahun, masa kamu gak ada sama sekali rasa buat apa. Usaha aku sia-sia selama ini?"

"Emang! Dari awal lo tuh udah bikin gue najis, gimana caranya gue bisa suka lo goblok! Udah deh, jujur gue udah muak sama hubungan ini. Capek hadapin lo yang gak pernah paham, gak jelas. Gue mau hubungan ini selesai, terserah lo terima atau enggak, buat gue semua udah selesai!" tutup Karina berjalan pergi meninggalkan Jeno membeku.

"Sial! Gue di putus gini aja? Gue belum nyentuh dia, gak bisa dibiarin! Harus jadi bekas gue dulu!" gumam Jeno.

Dia melihat sekitar. Dia menemukan balok kayu yang tidak jauh darinya, segera dia ambil benda itu. Tanpa banyak bicara, dia langsung lari menghampiri Karina yang berjalan tanpa menoleh ke belakang.

Satu pukulan keras mengenai kepala Karina.

Karina langsung kehilangan kesadarannya, tubuhnya jatuh ke tanah. Jeno tertawa melihat Karina yang tidak sadar diri, melihat sekitar tidak ada orang. Jeno mengendong tubuh Karina pergi.

------------------

Semua murid telah kumpul sambil membawa sebuah peti kecil ditangan pemimpin. Setelah diberitakan siapa pemenangnya, mereka akhirnya dibiarkan istirahat sebelum matahari terbenam.

Minju sejak tadi terus mencari Karina. Awalanya dia menduga Karina sedang bersama dengan Winter. Tetapi setelah melihat Winter sedang berkumpul dengan Ryujin, Yujin, Ning Yi Zuo, Kazuha, dan Seulgi. Dia menjadi bingung.

Kemana gadis itu, tidak biasa menghilang tanpa alasan jelas. Setelah ditelusuri sekitar tempat. Minju sadar, tidak hanya Karina saja yang menghilang namun Jeno juga. Seketika firasatnya menjadi buruk, dia tahu sendiri bahwa sahabatnya tidak suka berduaan dengan Jeno.

Minju segera menghampiri sahabat lainnya yang sedang santai di ruang santai.

"Guys, Karina hilang!" ujar Minju.

"Anjing ju! Kok bisa?!" panik Giselle.

"Gue udah nyari Karina di semua tempat, gue gak nemu dia sama sekali. Terus Jeno juga gak ada di tempat kemah."

"Bangsat! Ini pasti ada sesuatu! Tuh cowok pasti bikin aneh-aneh!" ucap Yeji mengerat gepalan tangannya.

"Ayok kita cari, kita kasih tau guru," saran Chaewon.

Mereka langsung pergi menghampiri pengajar mereka untuk membuat laporan.

-------------------

Seulgi baru saja selesai menyelesaikan masalah perut di kamar mandi umum. Dia keluar dengan senyuman bahagia, akhirnya perutnya berkerja keras, setelah semalaman di makan banyak.

Dia berjalan untuk menghampiri ponakannya, namun langkahnya terhenti secara tidak sengaja dia mendengar percakapan seseorang dari balik pohon dirinya berdiri. Karena penasaran, dia pun diam-diam mendengar percakapannya.

"Tuan, saya sudah mengikuti apa yang anda mau. Semuanya sudah saya atur sesuai kemauan tuan, sekarang anak tuan sedang bersamanya. Saya harap tuan membayar sesuai kesepakatan awal kita."

"Siap tuan, saya yakin tidak ada yang sadar."

"Terima kasih banyak tuan Stewart."

Seulgi merasa tidak asing dengan marga yang baru disebutkan oleh orang tersebut. Rasanya dirinya pernah sempat bermasalah dengan pemilik marga itu, namun dirinya lupa siapa orangnya.


-TO BE CONTINUE-

HehEhehehHeHehHHE

DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang